22 extra chap

775 82 31
                                    

Tiba-tiba kepikiran az sama ff ini

Happy Reading
Warning typo

Perth dan Saint sudah menjalani biduk rumah tangga kurang lebih 3bulan lamanya. Setelah menikah mereka jadi semakin saling memahami satu sama lain walau kadang ada sedikit perdebatan. Mereka berdua memilih untuk tinggal di sebuah apartemen. Perth sudah membeli rumah untuk mereka tempati, tapi Saint memilih tinggal di apartemen Perth saja, menurut Saint rumah yang Perth beli cukup besar hanya untuk mereka berdua. Saint berencana akan menempati rumah itu jika ia memiliki anak nanti.

"Perth!!". Teriakan Saint menggema.

Inilah rutinitas Saint saat pagi hari, ia akan berteriak pada Perth yang sangat sulit di bangunkan. Saint kadang berpikir bagaimana Perth sebelum menikah? Ia tinggal sendirian dengan tidurnya yang seperti orang mati Saint bertanya siapa yang berteriak padanya di pagi untuk membangunkan.

"Iya~". Suara Perth terdengar serak layaknya orang bangun tidur. Perth masih menutup matanya dengan posisi duduk di atas ranjang.

" Ayo cepat mandi, sarapan laku kau harus berangkat bekerja". Saint merapikan selimut.

"Ck". Saint kesal melihat Perth yang masih terdiam tak bergerak.

" Ayo sayang". Saint menarik salah satu tangan Perth.

Bukannya beranjak, Perth justru menarik Saint membuatnya jatuh di atas tempat tidur.

"Sebentar lagi na, temani aku sebentar seperti ini". Perth memeluk Saint.

" Kenapa setelah menikah kau jadi pemalas begini?". Tanya Saint dengan suara datar.

"Aku tidak malas na, hanya saja aku tidak bersemangat jika setiap pagi harus meninggalkan mu". Mata Saint membulat.

" Jadi selama kita menikah kau sengaja seperti ini?". Suara Saint meninggi.

"Hehehe, aku selalu merindukanmu". Perth mulai merengek seperti anak kecil.

" Lepas Perth". Saint berhasil terlepas.

"Kau berjanji pada orang tua mu sendiri untuk menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, jika kau seperti ini akan kau beri makan apa aku dan anakmu nanti". Saint tidak habis pikir dengan pemikiran Perth. Sebelumnya Perth adalah orang yang gila bekerja.

" Aku tidak akan membiarkan keluarga kita terlantar, aku akan bekerja tapi ada satu syarat".

"Apa?".

" Kau harus datang ke kantor untuk makan  siang bersama ku". Perth tersenyum manis agar Saint mau.

"Setiap hari?".

" Iya". Jawab Perth di barengi anggukan.

"Bagaimana jika aku tidak bisa? Aku punya tanggungjawab di toko kue Perth".

" Kapan kau akan sepakat untuk menyerahkan toko mu pada Plan?". Saint tidak langsung menjawab, bola matanya bergerak ke arah lain.

"Eee_tentang itu, kau kan sudah setuju. Aku akan berhenti dan menyerahkan urusan toko pada Plan jika aku ha_mil nanti". Mengucapkan kata hamil, Saint merasa sangat malu.

muffin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang