20

736 92 27
                                    

Warning typo

Saint dan Perth berjalan di lorong rumah sakit. Karena kaki saint yang masih sulit di gunakan seperti biasanya, Saint tidak bisa berjalan dengan cepat padahal ia sangat ingin berlari.

Pagi tadi di penginapan, Push menghubungi Perth. Memberi kabar jika kondisi Tan melemah. Perth langsung memberitahu Saint, kekasih nya langsung meminta Perth untuk membawa ke rumah sakit dimana Tan berada. Tidak ada rasa cemburu di hati Perth, bukan karena Tan mengidap penyakit. Tapi Perth mulai memahami, Saint hanya menganggap Tan sebagai seorang teman dan pria yang sedang berjuang sembuh sudah membantunya mendapatkan kembali kekasih yang di cintanya meski Perth tahu Tan sangat mencintai Saint.

Ada beberapa orang-orang sedang duduk di depan ruangan dimana Tan berada di dalam sana dalam penanganan. Kedua orang tua Tan, Phi push di temani Phi bae dan kedua orang tua Saint.

"Perhatikan langkahmu". Perth membantu Saint berjalan.

"Bagaimana keadaan Tan?". Tanya Saint, ia bahkan lupa memberi salam kepada orang tua Tan.

" Dokter sedang menangani Tan, nak". Jawab ibu Tan.

"Joss yang merawat Tan". Timpa Push.

" Saint~". Ibu Tan menghampiri Saint kemudian memeluknya. Saint hanya bisa membalas pelukan itu.

"Terimakasih nak". Ucapan ibu dari Tan membuat Saint bingung, terimakasih untuk apa.

"Terimakasih untuk apa bi? Aku tidak melakukan apapun untuk Tan". Suara Saint terdengar sendu.

" Kau salah nak, karena dirimu Tan bertahan selama ini. Dokter sudah memvonis hidup Tan sejak satu tahun lalu jika Tan tidak akan bertahan sampai 3bulan, tapi karena tekadnya untuk menemui mu. Tan bertahan cukup lama~".


Joss keluar dari ruangan, semua mata menantikan hasil tentang kesehatan Tan. Joss memasang wajah sedih dan mereka sudah bisa menebak. Orang tua Tan sudah berlapang dada, mungkin dengan Tan pergi, semua sakit yang di rasakan akan hilang.

"Kami sudah melakukan yang terbaik,  Tan dalam keadaan kritis". Ibu Tan menangis histeris di pelukan suaminya.

" Saint~". Panggil joss.

"Tan ingin bertemu denganmu". Ucap joss lagi.

Saint terdiam sesaat, ia menatap Perth. Seakan minta persetujuan, Perth pun menganggukkan kepala. Mereka masih saling menatap, Saint menautkan jemarinya di celah-celah jemari Perth. Perth melihat tangan Saint yang menggenggamnya, kemudian kembali menatap Saint.

" Temani aku". Pinta Saint, bagaimana pun ada hati yang harus saint jaga.

Perth tersenyum."Ayo". Mereka masuk kedalam ruangan.

Di dalam sana, Tan tengah berbaring dengan banyak alat medis yang menempel di tubuhnya.

Saint merasa iba melihat Tan lelaki yang terlihat kuat, kini berbaring lemah di atas tempat tidur. Saint kembali menatap Perth.

"Lakukan~". Titan Perth.

Ia tahu Saint ingin menjaga perasaannya. Tapi Perth tidak ingin egois, Perth akan memberikan ruang pada Tan dan Saint untuk berpamitan dengan cara yang benar. Perlahan Saint melepaskan genggaman tangannya dan berjalan mendekati Tan  yang berbaring.

"Tan~ aku di sini, kau bisa mendengar ku?". Suara Saint bergetar, Saint ingin menangis rapi ia mencoba menahan air mata yang keluar.

" Tan~". Panggil Saint lagi, Saint menyentuh tangan dingin Tan.

muffin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang