08 : Jam 7 dan Makanan

425 117 68
                                    

Aku melirik jam yang tertempel di dinding, ternyata masih menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Aku baru saja selesai menunaikan ibadah sholat Maghrib, lalu kembali ke ruang televisi karena Lingga terus merengek ingin menonton kartun.

Entah kenapa setelah satu minggu aku pindah ke rumah ini, aku baru merasakan kesunyian. Sebenarnya jawabannya ada pada jarang bertemunya aku dengan Mas Lucky, karena akhir-akhir ini dia sangat sibuk bertugas di rumah sakit, dan pulang larut malam.

Aku pun tidak tahu kenapa dengan jarangnya aku bertemu dengan Mas Lucky, aku benar-benar merasa sangat kesepian. Padahal kami saja tidak tinggal satu atap, ditambah baru satu minggu ini juga aku mengenal Mas Lucky. Tapi dengan sifat Mas Lucky yang ternyata membawa keakraban dan kehangatan, itu justru malah membuatku merasa nyaman jika kami sedang bersama.

Ah, jangan salah paham. Aku bilang begitu karena aku merasa Mas Lucky itu sudah seperti seorang kakak laki-laki untukku.

Sejak dulu aku selalu berangan-angan mempunyai seorang kakak laki-laki, pasti rasanya menyenangkan sekali. Aku ingin merasakan berada di posisi Lingga yang terus diberi perhatian olehku selaku kakaknya, dan aku ingin begitu.

Ternyata menjadi seorang anak sulung itu cukup berat, karena semua beban pada garis anak, semuanya dipikul oleh sang kakak tertua. Tapi aku tidak boleh banyak mengeluh juga, karena itu sama saja dengan aku yang tidak menginginkan kehadiran sesosok adik.

Mendengar dari Tante InaㅡMamanya Mas Lucky, bahwa Mas Lucky mempunyai seorang adik perempuan, pasti dia sangat senang karena mempunyai seorang kakak laki-laki yang begitu asyik dan penuh perhatian seperti Mas Lucky.

Tapi aku bersyukur juga, dengan kehadiran Mas Lucky yang walaupun hanya menjadi tetanggaku, itu sudah cukup memenuhi hasratku yang berkeinginan untuk memiliki seorang kakak laki-laki.

"Kakak! Ntuh!"

Aku menoleh menatap Lingga yang kini sedang menunjuk ponselku yang tergeletak di atas meja. Rupanya kini ponselku mendapatkan sebuah panggilan telepon dari.....

Mas Lucky calling...

"Lho, Mas Lucky?"

Aku pun segera menerima panggilan telepon dari Mas Lucky yang tiba-tiba meneleponku di saat aku sedang.....memikirkannya.

"Halo, assalamu 'alaikum, Mas?"

"Eh, wa 'alaikumsalam, Run."

"Ada apa ya, Mas?"

"Ini.....saya lagi mampir di warung martabak sekalian di jalan pulang, kamu mau martabak rasa apa?"

"Hah? Ihh, enggak usah, Mas."

"Ya gapapalah Run, sekalian juga saya mau beli. Ayo bilang, mau rasa apa?"

"Hm.....rasa cokelat kacang aja, Mas."

"WOW!"

"Wow? Kenapa Mas?" Aku tertawa.

"Saya juga suka sama martabak rasa cokelat kacang lho Run!"

"Ya....emang enak sih."

"Oke, udah dulu ya? Tunggu dalam waktu tiga puluh menit."

"Gak usah ngebut juga Mas, santai aja."

"Siap! Assalamu 'alaikum!"

KONSEKUENSI | ft. Lee Know & Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang