21 : Keputusan Akhir

922 113 53
                                    

"Mbak Aruna, ini ada kiriman paket."

"Paket? Dari siapa?" Aku menerima sebuah paket berukuran cukup besar dari Mbak Linda.

"Dari.....Mas Haikal." Jawabnya yang membuatku berkedip.

"Ah, iya... Makasih ya, Mbak Linda."

Setelahnya aku berjalan menaiki anak tangga untuk sampai ke dalam kamarku. Saat membuka pintu, aku menemukan Aeera yang masih tertidur pulas. Padahal tadi aku sudah pergi mengantarkan Lingga ke sekolah, tapi Aeera masih belum bangun juga.

Aku menyimpan box paket itu di bawah. Dengan sangat penasaran, aku pun segera membuka paket itu. Setelah terbuka, di dalam box itu terdapat beberapa mainan baru untuk anak perempuan dan anak laki-laki. Ternyata Haikal membelikan semua mainan itu untuk Aeera dan juga Lingga.

Saat pertemuan terakhir kami dua hari yang lalu, Haikal bilang padaku bahwa dia akan membelikan apapun untuk Aeera. Tapi aku tidak tahu jika Haikal pun akan membelikan mainan untuk Lingga juga.

Kemudian aku mengeluarkan semua mainan itu dari dalam box, namun ada secarik kertas yang tertempel di dalam box itu yang membuatku beralih untuk mengambilnya. Di atas kertas itu terdapat tulisan-tulisan tangan Haikal yang sama persis dengan dua lembar kertas yang pernah ia berikan padaku saat beberapa hari yang lalu.

Aruna, semua mainan itu untuk Aeera dan adik kamu. Tolong terima ya? Dan juga.....kalau malam ini kamu ada waktu luang, aku minta kalian bertiga untuk datang ke sebuah restoran dan kita makan malam bersama di sana. Cuma makan malam bersama aja, enggak akan minta yang lain.
Dua hari lalu setelah pulang dari tempat kamu, aku melihat ada sebuah restoran di persimpangan jalan dari arah kanan tempat kamu. Nanti malam aku tunggu, ya? Jam tujuh.

-Haikal-

•••

Sesuai permintaan Haikal, aku bersama Aeera dan Lingga mengunjungi salah satu restoran yang hanya berjarak 150 meter dari rukoku. Haikal ingin bertemu dengan Aeera, maka aku pun mengizinkannya. Lagipula di surat yang saat tadi siang Haikal kirimkan, dia hanya ingin melakukan makan bersama dengan kami, tidak menginginkan hal lain. Dan mungkin ini saatnya untuk Aeera mengenal tentang siapa Ayah kandungnya.

"Aruna!"

Aku segera menolehkan kepalaku ke ujung ruangan, dan kudapati ada Haikal yang tengah melambai ke arah kami dengan senyuman yang merekah. Sambil menggenggam tangan Aeera dan Lingga, kami bertiga pun berjalan menghampiri Haikal yang di mejanya sudah terdapat beragam macam makanan dan minuman.

"Hai, Aeera! Hai, Lingga!" Sapa Haikal kepada mereka berdua. Haikal pun menatapku sambil tersenyum.

"Salim sama Om." Perintahku kepada mereka berdua, dan mereka pun bergantian mencium tangan Haikal.

"Ayo duduk, kita makan sama-sama." Kata Haikal.

Kemudian kami bertiga duduk. Aeera memilih duduk di samping Haikal, tentu Haikal merasa senang.

"Cuapin..." Pinta Aeera kepada Haikal yang membuatku cukup terkejut.

"Iya, Om suapin." Haikal pun segera menyuapi Aeera.

Sebelum kemunculan Haikal, Aeera tidak pernah sedekat ini dengan orang baru. Tapi aku memercayai bahwa perubahan Aeera yang saat ini terjadi, karena darah Haikal mengalir juga di dalam tubuh Aeera.

"Kal, kamu belum jawab pertanyaan aku." Kataku tiba-tiba yang membuat Haikal segera menoleh padaku.

"Pertanyaan apa?"

KONSEKUENSI | ft. Lee Know & Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang