10 : Restu

409 104 42
                                    

"Aruna, ajakan saya saat dua bulan yang lalu, entah kamu masih ingat atau enggak, tapi saat itu saya benar-benar serius mengatakan seperti itu kepada kamu, Run. Saya akan menikahi kamu, Run. Saya akan menjadi Ayah untuk anak yang saat ini tengah kamu kandung. Saya ingin hidup bersama kalian, dengan Lingga juga. Jadi.....ayo menikah."

Kedua mataku mengerjap hingga beberapa kali, mencoba mencerna semua yang baru saja dikatakan oleh Mas Lucky.

"Run," Kedua tangan Mas Lucky mengusap tangan sebelah kananku. "Kamu mau ya, menikah sama saya?"

Setelah aku mengerti dengan semua yang dikatakam oleh Mas Lucky, aku pun segera menarik tangan kananku, sehingga genggaman tangan Mas Lucky pada tanganku pun terlepas.

"Pulang sekarang, Mas." Kataku dengan tatapan menatap lurus ke depan.

"Run,"

"Lingga udah ngantuk." Kataku lagi sambil mengusap keringat yang sudah bercucuran di dahi Lingga.

Terdengar suara helaan napas panjang yang sudah dipastikan itu berasal dari Mas Lucky.

"Oke." Mas Lucky mengusap kepala Lingga, dan kemudian dia mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit.

Sepanjang perjalanan, keheningan menyelimuti kami di dalam mobil. Lingga sudah tidak bersuara lagi, karena sekarang saat ini dia sudah tertidur pulas sambil memeluk perutku.

Aku masih syok dengan ajakan Mas Lucky tadi saat di parkiran rumah sakit. Itu.....sangat mengejutkan. Pikir saja, baru tiga bulan aku dan Mas Lucky saling mengenal, tapi tanpa pikir panjang dia malah menyerahkan diri untuk melakukan pertanggung jawaban berbentuk pernikahan yang seharusnya dilakukan oleh Haikal.

Mas Lucky mengajakku untuk menikah dengannya pasti karena dia hanya merasa kasihan padaku. Lagipula kalaupun aku menikah dengannya, aku tidak mau merepotkan Mas Lucky. Aku takut jika suatu hari Mas Lucky menyesal karena telah menikahiku.

Menikahiku, berarti akan mengeluarkan banyak tanggungan karena aku memiliki Lingga dan anakku yang sama sekali tidak ada hubungan dengannya.

•••

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat puluh menit, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Mas Lucky berhenti tepat di depan rumah kami.

"Mas Lucky, makasih banyak ya udah mau nganterin saya ke rumah sakit. Maaf saya udah banyak ngerepotin Mas Lucky." Kataku sambil membuka sabuk pengaman.

"Aruna,"

Aku menghentikan pergerakan tanganku saat Mas Lucky menahan tanganku yang hendak membuka pintu mobil.

"Apa?" Tanyaku yang sudah ingin cepat-cepat keluar dari dalam mobil.

"Saya serius sama kamu, Run. Saya tertarik sama kamu."

Aku menghela napasku. "Tertarik aja enggak cukup untuk meyakinkan saya agar mau menikah sama kamu, Mas."

"Saya suka sama kamu, Run. Perasaan yang lainnya bisa menyusul nanti kalo kita udah sah menjadi sepasang suami istri dan tinggal bersama. Yang terpenting sekarang saya akan menikahi kamu sebelum kamu melakukan persalinan, Run."

Aku segera menepis tangan Mas Lucky. "Mas Lucky gak perlu melakukan sebanyak dan sejauh ini hanya karena Mas merasa kasihan pada saya dan anak saya. Mas jangan mengorbankan diri seperti itu."

"Saya tidak hanya merasa kasihan sama kamu, Run. Saya benar-benar menyukai kamu. Atau mungkin kamu lupa bahwa sebenarnya duluㅡ"

KONSEKUENSI | ft. Lee Know & Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang