halo aku kambek hehe...
•••
Jimin bingung sebab kartu tanda pengenalnya hilang, dan ia malas mencetak yang baru. "Ah sial, aku sedang buru-buru." Gerutunya, sambil mengacak-ngacak laci meja kerja miliknya.
"Permisi Dokter Park? Dokter Chae sudah menunggumu di LabFor." Bariton salah satu Polisi muda itu membuyarkan pikiran Jimin.
"Ah ya. Aku akan segera kesana." Balas Jimin tak memperdulikan meja kerjanya yang berantakan.
Ia memilih berlari alih-alih berjalan cepat. Melewati beberapa lorong dengan sedikit membungkuk saat berpapasan dengan anak-anak baru kepolisian. Dan akhirnya ia pun tiba di LabFor dengan nafas terengah.
Bau busuk mayat langsung menusuk ke dalam indra penciuman Jimin, membuat si empunya sedikit mengernyit.
"Lagi?" Tanya Jimin refleks, merangkum semua pertanyaan yang ada dibenaknya.
Sementara Hyungwon hanya menggidikan bahu, "seperti yang kau lihat, hah~ sudah seminggu berada diladang jagung distrik Sangnok-gu."
"Dibunuh oleh tangan yang sama?"
"Mungkin. Dokter Park bisa melihat sisanya."
Jimin mengangguk kemudian mencuci tangan setelah mengambil masker, memasang kedua telapak tangannya dengan sarung lateks. Detik berikutnya ia sedikit menggidikan bahu setelah melihat mayat yang seperempat hampir membusuk.
Ia sudah terbiasa dengan bau menyengat dan hal-hal menggelikan lainnya.
"Sulit untuk mencari injeksi ataupun luka lain, jika tubuhnya sudah sedikit membusuk seperti ini." Kata si Dokter sembari mematai mayat yang terbujur kaku dihadapannya.
"Mungkin sebaiknya kita menghampiri Dokter Yoo, untuk melihat hasil Tox Screen si mayat." Usul Hyungwon yang sepersekon di angguki Jimin.
Keduanya beriringan menuju kubikel tempat Dokter Yoo bekerja, dengan obrolan ringan seputar mayat yang baru saja ditinggalkannya.
"Aku berpikir bahwa mayat pemuda itu dibunuh oleh orang yang sama, mengingat ada ukiran Nevermind pada dadanya." Dugaan Hyungwon hanya diangguki oleh Jimin, sebab pikirannya berkelana jauh memikirkan hint yang sering di dapatinya tanpa berdiskusi dengan orang lain.
Tentang secarik kertas, luka berpola angka, serta bilangan teka-teki yang belum dipecahkan olehnya.
Mungkin didalamnya berisikan nama si pembunuh atau tempat bersarangnya si pembunuh, ia harus mencari tahu.
"Sebaiknya kita kembali ke LabFor setelah jam makan siang selesai," si Dokter Chae menghela nafas kecil, "kau boleh melanjutkan kesibukanmu, masalah hasil laporan biarkan aku saja yang menanganinya."
"Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu Dokter Chae."
Keduanya berpisah diantara kantor Profiler dan kantor Forensik. Akhirnya Jimin memutuskan untuk berjalan menuju Cafetaria demi mengisi kebutuhan perut.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Jung Hoseok dengan raut wajah sarat lelah.
"Dokter Jung, kau baik?"
"Uh? Ya baik. Aku hanya sedikit kurang bersemangat setelah melihat ruang autopsi kedatangan tamu lagi." Jelasnya.
Jimin tertawa kecil. "Itu kan memang tugas kita, jika mereka tidak ada. Kita tidak akan bekerja, tidak akan punya uang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Datura Solanaceae - Yoonmin
Fanfiction🔞⚠️ | 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝑫𝒂𝒕𝒖𝒓𝒂, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒓𝒆𝒍𝒂 𝒅𝒊 𝒓𝒂𝒄𝒖𝒏𝒊 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒊. A Yoonmin Fanfiction | Bahasa Boyslove Yoongi !top, Jimin !bottom Mature 🔞👨❤️👨💦🍆 © yoonmintras...