11 | Affectum Hope

4K 342 113
                                    

















Sp rndu aq??

































•••

"Peniru?"

Jimin tergugu setelah mendengar argumen teman satu divisinya. "Aku yakin jika pembunuh Kim Namjoon adalah orang yang sama denganㅡ"

"Hanya dugaan sementara, Dokter Park." Pangkas Yoo Kihyun; Dokter pembuat laporan Tox Screen.

"Baikㅡbaik, aku menghargai keputusanmu Dokter Yoo," sepersekon profil ketiga korban Mr.K sebelumnya kembali di buka oleh Jimin, "tapi aku benar-benar yakin dengan spekulasi ku."

Im Changkyun menghela nafas, ada gurat lelah pada wajahnya. "Mungkin Dokter Yoo benar, luka-luka pada tubuh Kim Namjoon terlihat di ukir oleh seorang amatiran."

"Terlihat signifikan dengan tattoo Nevermind milik ketiga korban lainnya." Tambah Hoseok yang sedari tadi hanya diam memandangi ketiganya secara bergantian.

"Ya, Dokter Jung benar." Kihyun membuka hasil laporan Tox Screen milik Namjoon, lalu di dorongnya kertas itu sampai menghadap Jimin. "Tidak ada kandungan Sedative dan Fentanyl di dalam tubuh Kim Namjoon."

Jimin terkekeh kecil tidak percaya, sepersekon kuku ibu jarinya di gigiti sebab masih tidak mengerti. Kasus pembunuhan ini begitu rumit, kepalanya mendadak pening.

"Aku harap kau mengerti Dokter Park." Tukas Changkyun setelah merapikan berkas ketiga korban lainnya.

Changkyun pergi, di susul Kihyun dan Hoseok.

"Jangan bekerja terlalu keras, Dokter Park." Katanya setelah memijat kedua bahu Jimin lalu pergi meninggalkan ruang divisi.

Hanya Jung Hoseok yang ia percaya sebelum Changkyun benar-benar menyempurnakan hasil laporan tim Forensik. Sementara figur yang di percayanya berbeda pendapat dengan Jimin.

Akhirnya Jimin yang semula stagnan, kini bangkit dengan nyeri pada kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. Maka segelas kopi di sinyalir dapat merapikan benang kusut dalam pikiran Jimin, sebelum ia kembali melangkah ke ruang mayat.

"Dokter Park." Itu suara Yoongi.

Di lihatnya Yoongi sedang berlari kecil menghampirinya. "Ada apa Detektif Min?"

Wajahnya menoleh kesana-kemari, setelah lorong kantor divisi tim Profiler di rasa aman maka Yoongi kembali bersuara. "Jimin, ku dengar Im Hansol adalah kasir kafetaria dekat kantor Polisi."

"Iya, benar." Jimin mengangguk lamat. "Aku baru mengetahuinya saat membaca profil riwayat hidup Im Hansol."

"Dengar. Aku begitu khawatir padamu." Jemari Yoongi naik mengelus lembut permukaan pipi Jimin.

Sudut bibirnya menciptakan lengkungan kurva, "aku saja mampu membunuhmu sambil menari, Yoon." Katanya dengan kalimat seduktif.

Yoongi mendengus kesal dan gemas secara bersamaan, lalu jemarinya di bawa bergerak sekedar meraih sebotol pepper spray di dalam kantung long coat. "Aku masih sangat sibuk mengurusi kasus RM Labels akhir-akhir ini kau tahu? Jadi, bawa pepper spray ini kemana pun kau pergi. Mengerti?"

Sementara Jimin semakin mengikis jarak lalu meremat sisian long coat yang di pakai Yoongi, merambat masuk hingga berhasil mencuri pistol Desert Eagle Mark VII Kaliber. 44, Barrel 6 inci yang semula tersimpan di dalam holster, pada salah satu kaitan celana ripped jeans Yoongi.

Datura Solanaceae - YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang