16 | Suspicio Est Domum

3.6K 332 260
                                    























Siapa yang gak kangen??



















































•••

"Kalau mau menangis, ya menangis saja Dokter Park."

Ucapan Hoseok membuatnya mengalihkan atensi sejenak, "maaf Dokter Jung kita sedang bekerja."

"Kau sedang bersikap profesional, eoh?" Hoseok berdecak jengah, kemudian mendekati entitas Jimin yang masih sibuk menjahit luka Kim Namjoon. "Sudahlah Dokter Park jangan berakting seolah-olah kau adalah manusia yang paling kuat, superhero sekelas Tony Montana saja bisa menangis."

"Maksudmu Tony Stark?"

"Aku berbicara mengenai Iron Man, kau tahu film Marvel kan?"

Andai saja mencabut nyawa semudah mencari masalah, maka Jimin sudah melakukannya sedari tadi. "Iya namanya Tony Stark bukan Tony Montana, Dokter Jung."

"Oh! Aku baru ingat jika Tony Montana itu pemeran protagonis dalam film Scarface." Lanjut Hoseok dengan tawa renyah. "Tungguㅡbukankah dia mengidolakan Al Pacino?"

Sepersekon hening hingga desisan pesakitan Jimin memecah sunyi.

"Lalu Pornesian Parrapio juga idolanya Kim Namjoon?" Tanya Jimin.

Hoseok mengambil alih jarum jahit hecting yang masih diapit jemari Jimin, "bukan, itu hanya pengganti nama panggung selain RM."

"Jadi dia memiliki dua nama panggung?"

"Kenapa kau ingin tahu sekali?"

Jimin menggidikan bahu setelah melepas sarung lateks dan masker kemudian menyeruput iced Americano yang sudah tidak dingin.

"Hanya bertanya, sebab adik ku Jihyun selalu berbicara mengenai sosok pemilik RM Labels itu." Balas Jimin, yang kembali menyeruput kopinya. "Aigoo~ bahuku pegal sekali."

"Detektif Min menyebalkan sekali ya," ucap Hoseok tanpa mengalihkan atensi, "habis manis sepah dibuang."

"Kau memancing amarahku?" Jimin mendengus kecil, hampir menampar kepala belakang Hoseok dengan berkas Tox Screen.

"Tidak, aku hanya ingin menumpahkan teh." Potongan benang menjadi penanda bahwa pekerjaan Hoseok telah selesai. "Kemarin di lapangan tembak ada yang berbuat mesum, apa mereka pikir CCTV disana tidak menyala?"

"Yak!" Ucapan Hoseok barusan mampu membuat Jimin terkejut meskipun hanya ada mereka dan tubuh kaku Kim Namjoon. "Tidak bisakah kau mengecilkan volume suaramu?"

Hoseok melepaskan sarung lateks beserta maskernya setelah menutup tubuh si mayat dengan kain, "ku tebak pasti mereka gila, sangat bergairah hingga berakhir bersenggama di Kantor Polisi."

"Dokter Jung." Lirih Jimin dengan raut kesalnya.

"Aku benar kan?" Tanya Hoseok sembari menaik turunkan alisnya. Sepersekon ia mengikis jarak dengan Jimin. "Bagaimana? Apa Detektif Min bermain kasar padamu? Ah pasti sangat menyenangkan bisa merasakan penis Detektif Min yang sering dibicarakan orang Profiler."

"Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kau tahu kalau aku dan Detektif Minㅡanu itu," sedikit decakan keluar dari bibir plumpnya, "dan aku ingin marah sekali dengan orang-orang dari divisi sialan itu, seenaknya saja menikmati hak patenku."

Datura Solanaceae - YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang