17. First Day

264 29 4
                                    

Hari ini adalah hari pertama Adira bekerja di Alya's Store. Senyum yang mengembang tercetak jelas di wajah cantik Adira.

Sebelum bekerja di Alya's Store, Adira berpamitan dengan teman-temannya yang bekerja di minimarket. Beberapa dari mereka merasa sedih harus kehilangan sosok Adira yang ceria saat bekerja. Adira juga memberitahu Ibunya yang masih terbaring di rumah sakit kalau sekarang dia bekerja di tempat yang lebih baik. Ibunya bisa tersenyum dan memeluk Adira saat mendengar kabar itu.

Dan, hari ini hari Adira bekerja. Adira mulai membuka pintu toko dan mulai menyapa beberapa pegawai toko yang ada. Dia berjalan ke belakang, dan mengganti pakaiannya dengan seragam toko. Senyumnya tidak lepas saat melihat dirinya di cermin yang mengenakan baju seragam toko.

Adira keluar dari tempat ganti baju pegawai, dan mulai berjalan menuju para pegawai toko yang lainnya yang sedang berkumpul. Terlihat di depan pegawai-pegawai itu ada seorang wanita dengan rambut pendek dan pakaian yang rapi berdiri depan para pegawai. Adira mulai berdiri di barisan belakang.

"Selamat pagi semuanya," salam wanita itu di depan para pegawai.

"Selamat pagi Kak."

"Hari ini, kita kedatangan beberapa teman baru kita. Perkenalkan nama saya Citra Ayu Agustin. Kalian bisa memanggil saya Kak Citra. Disini saya bekerja sebagai kepala staf. Saya harap kalian bisa saling membantu dan satu hal lagi kita semua disini adalah keluarga. Jadi saya harap tidak ada persaingan namun saling membantu dan menolong satu sama lain. Untuk pegawai baru, silahkan maju ke depan perkenalkan diri kalian." ucap Citra mempersilakan pegawai toko yang baru.

Adira dan beberapa pegawai baru mulai maju ke depan untuk memperkenalkan diri. Setelah selesai, para pegawai baru diberi arahan sebelum mulai benar-benar bekerja.

Setelah arahan dari dan sedikit berkeliling, para pegawai baru langsung di arahkan sesuai tugas mereka masing-masing. Ada yang berjaga di bagian pakaian wanita, pakaian pria, dan beberapa lainnya.

Adira mendapat tugas berjaga di bagian pakaian pria, melihat semua pakaian yang tergantung rapi membuatnya tersenyum lebar melihatnya.

"Kapan hasil desain aku terpajang di toko," gumam Adira yang memegang setelan jas yang tergantung.

Di bagian pakaian pria terdiri dari baju kemeja, jas, celana, dasi dan aksesoris pria lainnya. Semua pakaian disini hasil dari rancangan para pegawai dan desainer dari toko ini. Inilah yang membuat toko ini berbeda dari yang lainnya.

"Pasti ada waktunya desain kamu terpajang dan di beli Dira," senyum wanita dengan name tag Hana.

"Iya. Makasih Kak Hana," balas senyum Adira.

"Selamat datang, ada yang perlu saya bantu?" senyum ramah Hana menanyakan ke pembeli yang baru saja masuk.

Adira langsung melihat ke arah pembeli itu dengan senyum yang ramah juga. Namun, senyum itu hanya bertahan 3,3 detik saat dia melihat pembeli tidak lain adalah Azzam, orang yang menyebalkan menurut Adira.

"Kok dunia gue sempit banget," batin Adira memasang wajah pasrah.

Azzam yang melihat Adira langsung mengerutkan alisnya dengan memasang wajah heran. Hana yang sadar kalau Azzam mengenali Adira, langsung meminta Adira untuk melayani pembeli itu.

"Silahkan untuk melihat-melihat dulu." Hana mempersilahkan Azzam masuk.

Azzam hanya mengangguk dengan wajah kaku. "Psst. Dir, kamu layani dulu biar kamu biasa dengan pembeli," bisik Hana.

Adira memperlihatkan senyum tipisnya ke arah Hana. Ingin rasanya menolak atau menghempas orang yang di hadapannya saat ini. Kesal nggak juga, tapi kalau menurut Adira melihat dia sama dengan melihat bom yang sewaktu-waktu bisa meledak kapan saja.

"Bapak sedang mencari apa ya?" tanya Adira dengan senyum tipis.

Azzam menggelengkan kepalanya menyadarkan dirinya dan melihat ke arah Adira yang tengah berdiri di hadapannya dan mulai berkata, "Saya mencari kemeja, tolong berikan saya beberapa pilihan kemeja terbaik disini." Azzam dengan wajah tegasnya.

"Eh buset? Ini beneran si Om-om yang ngelamar gue? Biasanya ngeliat gue nih kayak orang yang bucin. Sampai-sampai urat malunya nggak ada di hadapan Ibu. Tapi kok? Ini beda?" batin Adira yang melihat heran Azzam.

"Baik Pak, tunggu sebentar." Adira berjalan mengambil beberapa koleksi dasi yang ada.

"Ini beberapa koleksi kemeja terbaik di toko ini." Adira memperlihatkan dasi ke Azzam.

"Untuk kemeja ini, sekilas terlihat biasa tapi elegan. Karena kemeja ini terbuat dari bahan yang tidak mudah meninggalkan bekas lipatan dan tidak perlu di setrika setiap kali ingin memakainya karena akan terlihat rapi dan elegan walau jarang di setrika. Untuk acara dadakan tidak banyak waktu. Kemeja ini sangat bagus," jelas Adira.

Azzam hanya mengangguk mendengar penjelasan Adira.

"Saya ambil semuanya," ucap Azzam mengambil kemeja yang baru saja di jelaskan Adira.

"Heh? Beneran di ambil semuanya? Tumben nggak banyak nanya? Tapi bagus juga sih," batin Adira.

"Baik, saya bungkus dulu Pak. Silahkan di tunggu dulu," ucap Adira mempersilkan Azzam untuk duduk menunggu. Azzam hanya membalas dengan anggukan.

Setelah selesai, Azzam mengambil bungkusan dan memberikan kartu kreditnya di kasir yang di jaga Hana. Azzam langsung berjalan keluar setelah mendapatkan kemeja tanpa melihat Adira. Adira terlihat melihat perubahan sikap Azzam saat itu.

***

Azzam berjalan menuju parkiran dan masuk ke dalam mobilnya. Tak lama, Azzam langsung meletakkan kepalanya di setiran mobil. Terlihat wajahnya memerah sambil melihat kemeja yang dia taruh di kursi sebelahnya.

"Aaaa... kok bisa sih saat dia serius ngejelasin tadi terlihat cantik," gumam Azzam melihat ke arah bungkusan tadi.

"Tahan Az, tahan," sahut seseorang yang tengah asyik bermain game online.

"Gimana Azzam tahan Mas, Azzam tadi tuh mau nanya gimana terima nggak lamaran, kalau enggak nanya dia bisa kerja disini," ucap Azzam yang membenturkan kepalanya ke setiran mobil.

"Sudah. Perempuan itu sukanya tarik ulur," jawab Agha yang membuka pintu mobil dan membuka pintu mobil di sebelah Azzam.

"Memangnya tarik ulur itu gimana sih Mas?" tanya Azzam.

"Ya kadang nunjukin suka tapi kadang kayak nunjukkin nggak peduli sama dia," jawab Agha yang menaruh belanja Azzam.

"Kirain kayak main tarik tambang," tukas Azzam yang mengambil kembali belanjanya tadi.

"Ya gitu, kadang kamu tarik tapi kadang kamu ulur. Tapi kalau kamu lepas dia jadi milik lawanmu," tunjuk Agha. Mendengar itu, Azzam memegang erat kemejanya.

"Kenapa sih pegang kemejanya trus kayak bakal hilang aja kemeja itu?" Agha menarik kemeja dari tangan Azzam.

"Mas nggak boleh jadi lawan di tarik ulur Azzam sama Adira," ucap Azzam memperlihatkan wajah cemberut sambil menarik lepas tangan Agha dari kemeja.

"Maksud kamu apa Az?" heran Azzam.

"Ini semua pilihan Adira," balas Azzam memasukkan kemeja ke dalam bungkusan baju.

"Hah?!?"

🦖🦖🦖

Assalamualaikum 🤗
Untuk kesekian kalinya lagi Ra gak bisa update setiap minggu karena banyak hal dan beberapa tugas🥺
Insya Allah akan tetap update walau agak. Agak terlambat lagi. Tapi akan diusahakan 😍

See you next chapter ❤

Adira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang