5. Calon Menantu?

522 41 3
                                    

Azzam berdiri di depan cermin sambil melihat baju yang dia kenakan saat ini sesekali dia mencium bajunya.

"Parfumnya wangi aja kan?" gumamnya.

Hari ini adalah untuk pertama kalinya Azzam merasa gugup saat bertemu orang. Azzam memang terkenal percaya diri, malah bisa di bilang terlalu percaya diri. Entah sifat itu menurun dari siapa?

Hari ini Azzam ingin menjenguk Ibunya Adira, Mardina. Dia ingin melihat keadaan calon Ibu mertuanya itu. Dia mendapat kabar dari om Aqli bahwa Ibu Mardina sudah mulai pulih. Aqli As-Shiddiq atau Om Aqli adalah kenalan Ummi Azzam.

Sesekali Azzam tersenyum ke arah cermin. Tak lama, terdengar ketukan pintu kamarnya. Azzam langsung memasukkan pakaiannya yang ada di kasur ke dalam lemari dan duduk di kasurnya sambil memainkan ponselnya.

"Masuk!" ucap Azzam.

Seseorang itu masuk ke kamar Azzam dan membuka isi lemari Azzam. Azzam yang melihat itu langsung menahan pintu lemarinya.

"Mas ngapain sih buka-buka lemari Azzam? Ntar nafsu loh," Azzam menahan pintu lemarinya.

Seseorang itu masih berusaha membuka lemari Azzam. Dia tidak menghiraukannya ucapan Azzam. Hal hasil, Azzam harus mengalah karena kekuatan dia tidak sebanding dengan seseorang itu. Seseorang itu langsung membuka lemarinya dan semua pakaian Azzam keluar tanpa di pinta. Seseorang itu langsung menatap Azzam sambil tersenyum.

Sebenarnya Azzam tidak ingin melihat senyum itu. Karena senyum itu akan membuat malapeka baginya.

"Az, kan kita janji kamu bakal jenguk Ibu Mardina kalau pakaian di lemari kamu rapi," senyum seseorang.

"Tadi rapi kok Mas, cuma pas Azzam cari baju. Eh, malah berantakan lagi. Bukan salah Azzam. Salah bajunya Mas Agha."

Iya, seseorang itu adalah Mas Agha. Malam kemarin Azzam sengaja mengirim pesan dengan Agha untuk menemaninya ke rumah sakit hari ini. Padahal hari libur waktu beristirahat bagi Agha. Agha akan bekerja di hari libur kalau Azzam punya urusan perkerjaan itu pun jarang sekali. Namun, untuk pertama kalinya Azzam meminjam Agha untuk bukan urusan pekerjaan.

"Ngeles aja kamu, cepet kamu beresin dulu baju kamu. 30 menit harus selesai!" Agha berlalu keluar dari kamar Azzam. Azzam hanya memasang wajah cemberut sambil merapikan bajunya.

"Kok ngerasa jadi cinderella ya."

30 menit kemudian

Agha masuk ke kamar Azzam, lemari Azzam terbuka dari jauh pakaian Azzam sudah rapi. Agha hanya tersenyum melihat Azzam yang tiduran gaya telantang dengan kepala di tepi kasur melihat ke arah Agha.

"Udah selesaikan Mas?" tanya Azzam yang langsung duduk. Agha hanya membalas dengan anggukan mengiyakan Azzam.

"Ayo!" Ajak Azzam langsung berdiri dan tersenyum ke arah Agha. Agha langsung melihat penampilan Azzam dari atas sampai bawah.

"Kamu kenapa pakai baju kayak gini sih?" tanya Agha sambil memegang ujung baju di pundak Azzam.

Azzam mengenakan T-shirt hitam bertuliskan 'Calon Menantu Idaman' dengan celana jeans selutut dengan tas kecil di bahunya. Berbeda dengan Agha, dia mengenakan baju kemeja kotak-kotak dan celana jeans yang terlihat lebih rapi.

"Emang kenapa? ini bagus kok," jawab Azzam sambil memegang bajunya.

"Masa kamu ketemu sama camer kamu penampilannya kayak gini sih? Kalau aku jadi Ibunya nggak bakal aku restuin" Agha yang duduk ke kasur Azzam.

"Nggak mungkin juga Mas jadi Ibunya, kan Mas cowok. Bukan cewek" ledek Azzam. "Udahlah Mas, ayo!" lanjutnya sambil menarik tangan Agha.

Azzam dan Agha mulai menuruni anak tangga satu persatu. Di ruang keluarga terlihat Azmi dan Nazla sedang videocall dengan si kembar, Nazrin dan Nana.

Adira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang