Prolog

1.8K 73 2
                                    

Derap langkah gadis itu terlihat cepat. Sesekali dia menoleh ke belakang. Peluhnya mengalir di wajahnya. Terlihat beberapa pria bertubuh besar mengejarnya tanpa lelah. Dia masih berusaha melajukan langkah kakinya sampai dia tak sadarkan diri kalau kakinya sudah melangkah ke jalan dan hampir membuat dia kehilangan nyawanya.

"Mau pergi kemana gadis cantik?" goda salah satu pria bertubuh besar itu.

"Cepet bayar semuanya," ucap pria bertubuh besar dengan tato di lengannya.

"Gue nggak ada urusan sama lo pada." ucap gadis itu.

"Kalian mau ngapain gadis itu?" tunjuk pria dengan baju rapi itu.

"Haduh. Nambah urusan gue makin panjang aja," batin gadis itu sambil memutar bola matanya.

"Nggak usah sok jadi pahlawan deh om" ucap gadis itu.

Pria itu terlihat kesal "Saya masih muda, saya mau tolongin kamu malah di panggil kayak gitu" ucapnya.

"Siapa juga yang mau di tolongin sama om" ucap gadis itu dengan mengangkat salah satu alisnya.

"Ayolah. Pergi sana." batin gadis itu.

"Banyak bacot lo" ucap salah satu preman yang hampir mengenai wajah pria itu.

"Ooo.. tenang bang, kita selesai secara damai aja bang" ucap pria itu sambil memperlihatkan kedua telapak tangan ke arah preman-preman itu.

"Kan ikut-ikutan deh nih cowok. Kayak nggak ada kerjaan apa" batin gadis itu.

"Mau kemana gadis ke--" pukulan keras dari gadis itu mengenai wajah pria bertubuh besar itu.

"Om. Awas!" teriak gadis itu. Pria itu langsung berbangun dari lamunannya dan langsung menghajar preman yang ingin menghajarnya.

"Gue kira nggak bisa beladiri nih cowok ternyata lumayan juga" batin gadis itu.

Para preman itu kesakitan karena di hajar pria dan gadis tersebut. "Lo harus bayar semuanya," ucap salah satu preman menunjuk ke arah gadis itu.

Gadis itu hanya diam tanpa kata. Lalu, preman-preman tersebut pergi dengan kesakitan. Gadis itu langsung berbalik badan dan melanjutkan perjalanannya.

Pri itu langsung tersenyum dan berkata "Nggak ada ucapan terima kasih nih," ucapnya.

Gadis itu tidak menghiraukan ucapannya, melainkan malah mempercepat langkahnya.

"Saya sudah nolongin kamu" ucap pria itu.

Gadis itu menjawab sama sekali. Tak lama terdengar teriakan dari pria itu.

"Sama-sama" ucap pria itu.

"Semoga ini terakhir gue melihat cowok itu" batin gadis itu sambil mengangkat bahu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

-Adira-

Assalamualaikum...
Kali ini Ra kembali sequel MDD 🤗
Semoga kalian suka 😍
Jangan lupa klik bintang kalau kalian suka dan komen ya 🤗
Itu sangat membantu Ra dan cerita ini.
See you 🍃

Adira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang