Broken || Enam

231 28 0
                                    

"Kamu yakin akan pergi, Re?" Untuk kesekian kalinya Mia melontarkan pertanyaan yang sama.

Saat Surya memberitahu bahwa untuk sementara Rere akan tinggal bersama mereka, Mia tahu telah terjadi sesuatu dengan mantan istri suaminya itu. Dia yang mengetahui semua yang terjadi di hidup Rere dari Surya, mau tidak mau jadi merasa cemas. Bukan sejenis kecemasan yang menjurus pada cemburu akan kedekatan sang suami dengan Rere, tapi lebih menjurus pada kecemasan terhadap keluarga.

Sama seperti Rere yang tidak sengaja tidur dengan atasannya, hal yang sama pun terjadi dengan Mia dan Surya. Sayangnya dari kejadian itu, benih yang ditinggalkan Surya tumbuh subur di rahim Mia hingga terlahir menjadi bayi perempuan yang amat cantik.

Saat itu karena tahu bahwa Surya sudah memiliki seorang istri, Mia lebih memilih pergi. Naasnya banyak hal yang tidak baik menimpanya, termasuk diusir dari rumah karena dia tidak mau mengaku siapa ayah dari bayi yang dikandungnya. Awalnya Mia bertekad tidak akan pernah memberitahu Surya karena dia tidak ingin menghancurkan rumah tangga orang lain. Akan tetapi kondisi bayinya yang terlahir tidak pada waktunya membuat sistem imunitas bayi bermasalah hingga membuat Mia mengeluarkan banyak uang demi menopang hidup putrinya. Tabungan yang makin lama makin menipis hingga akhirnya habis sepenuhnya memaksa Mia memberanikan diri menemui Surya.

Bukan kemarahan, cacian atau makian yang didapatkan Mia dari istri Surya saat itu, melainkan ucapan selamat dan terima kasih karena telah melahirkan putri yang begitu lucu. Mia sudah berpikir buruk jika Rere dan Surya akan membawa merampas putrinya, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Rere dengan senang hati menyerahkan Surya padanya. Pun dengan Surya yang tanpa ragu menikahinya, melimpahinya kasih sayang tak terbatas, membuat hidupnya amat bahagia dan lengkap.

Sejak saat itu Mia menganggap bahwa dia telah berhutang banyak pada Rere yang telah bersedia melepaskan suami sebaik Surya untuknya. Membuatnya mengenyahkan segala prasangka tentang hubungan Surya dan Rere, karena pada nyatanya hubungan mereka benar-benar murni tampa pamrih. Meski seringkali dia bingung harus menangis atau tertawa tiap kali diceritakan tentang pernikahan Surya dan Rere yang begitu aneh.

"Re." Mia memastikan sekali lagi keadaan Rere. Dia dan Surya tadi begitu terkejut mendengar suara berdebum yang disusul dengan teriakan Rere dari lantai dua. Saat dicek, mereka menemukan Rere yang tengah tremor dan menggumakan kalimat 'dia pantas mati' berulang kali. Terdengar mengerikan bagi siapa saja, tetapi bagi Mia itu terdengar amat menyedihkan.

Rere yang sedang menyuapi Elina─putri Mia dan Surya, akhirnya menoleh pada Mia. "Aku baik-baik saja."

"Apa tidak sebaiknya kamu di rumah dulu hari ini," ujar Mia hati-hati.

Rere melemparkan senyum tipis. "Banyak hal yang harus aku bereskan sebelum benar-benar pergi dari perusahaan."

"Kamu tidak kangen Elina." Mia akhirnya menggunakan putrinya sebagai media membujuk. Dia tahu jika Rere menyukai anak-anak.

Rere kembali menoleh pada Elina dan melanjutkan aktifitasnya menyuapi balita dua setengah tahun itu. "Kadang aku ragu, apakah Elina benar-benar anak Surya," ujar Rere mengalihkan topik, tidak menyadari jika ucapannya begitu mengena pada Mia.

"Lihat dia." Rere menoleh pada Mia dan menemukan raut tidak enak di wajah wanita itu. Menyadari hal itu disebabkan oleh ucapannya, Rere kembali berkata, "Elina begitu cantik dan menggemaskan. Dia bahkan tidak memiliki kemiripan sedikit pun dengan wajah jelek Surya, dia─" Ucapan Rere terhenti saat Surya menarik pipinya dengan keras.

"Kenapa kamu selalu menyangkal ketampananku." Surya mengatakannya sembari melangkah menghampiri Mia. Tanpa malu merangkul sang istri dan menyematkan kecupan di pelipis. "Kamu tidak lihat istriku secantik ini. Jadi tidak usah ragu jika Elina juga cantik sepertinya."

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang