Rere menatap rumah masa kecilnya dengan sorot hampa. Jika disuruh memilih, dia tidak akan pernah sudi menginjakkan kaki di sana. Sebuah tempat yang membuatnya sadar bahwa ikatan keluarga tidak selamanya kuat. Ayah yang selama ini dia percaya dan kakak yang selama ini disayangi, semuanya berbalik mengkhianat hanya karena omong kosong yang bahkan tidak Rere mengerti.
Rere mengakui jika tindakannya sudah melewati batas. Menusuk Nata karena lelaki itu sudah melecehkannya. Namun, tidak ada satu pun keluarganya yang mempercayai. Semuanya berbalik menyerang hanya karena ucapan orang luar yang baru bergabung di dalam lingkaran keluarga mereka.
Lima tahun tidak pernah pulang, tidak ada perubahan yang berarti pada rumah masa kecilnya. Rumah itu terlihat sangat terawat. Halaman yang dulunya kosong kini telah terisi berbagai macam bunga dan beberapa pohon buah di sudutnya. Rumput di halaman pun terpotong dengan rapi seolah dirawat oleh tukang kebun profesional. Rere baru ingat jika ibu tirinya menyukai bercocok tanam, dan apa yang dilihatnya saat ini kemungkinan merupakan hasil dari tangan Marni.
Langkah Rere bukan menuju ke rumah itu melainkan ke rumah yang berdiri di sampingnya. Rumah milik keluarga kakak keduanya, rumah tempat tinggal Eros.
"Tante Renata?!" Seorang gadis berusia lima belas tahun bersertu tidak percaya saat pintu yang diketuk Rere terbuka. "Aku kira Abang bohong saat bilang Tante mau pulang," ujar Aria dengan riang.
"Re?" panggil Maya, ibu dari Eros dan Aria yang baru muncul dari dalam rumah.
Rere tersenyum tipis. "Mbak Maya bagaimana kabarnya?" sapa Rere.
"Astaga!" Maya bergegas menghampiri Rere. "Aku kira Eros berbohong mengenai kepulanganmu," ucap Maya penuh ketakjuban.
"Berkunjung, aku hanya ingin bertemu dengan Bapak lalu pergi." Rere berkata dengan jujur. "Bisa tolong panggil Bapak ke sini."
"Bapak memang ada di sini," ujar Maya.
Rere mengangguk. "Kebetulan kalau begitu."
"Kakek sudah lama tinggal di sini, Tante," ucap Aria mengundang kernyitan di dahi Rere.
"Apa Eros tidak mengatakan padamu kalau Bapak dan Marni sudah bercerai tiga tahun yang lalu?" sambung Maya.
"Tante mana mau tahu sih Bund." Eros yang muncul dari dalam rumah menyahut. Dia terkekeh saat mendapatkan lirikan tajam dari Rere. "Bilang kalau aku salah," tantang Eros.
Rere mendengkus jengah. "Aku akan meminta Aksa mengambil mobilmu."
"Ah Tante mainnya mengancam sekarang," tukas Eros dengan raut wajahnya yang cemberut.
"Lagian kamu Re, kenapa harus memberi Eros mobil? Mobil mewah pula." Maya berucap dengan berat hati. Saat tahu putranya mendapatkan sebuah mobil baru dari Rere, Maya langsung memarahi Eros dan menuduh macam-macam.
"Apa lagi kalau bukan karena Eros keponakan tersayang Tante Rere, Bund," sahut Eros jumawa.
Maya sontak memukul bahu putranya dengan kencang. "Kamu itu tidak tahu malu sekali!" tegurnya yang dijawab kekehan oleh Eros.
"Ayo Tan, masuk. Jangan berdiri di luar, kasihan itu yang berdiri di belakang," ujar Eros. Dia terkejut saat menemukan Surya yang datang bersama Rere, bukan Aksa. "Loh, Bang Surya," ucap Eros tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. "Aku kira Tante bersama si doberman."
Surya terkekeh, tahu siapa yang dimaksud doberman oleh Eros. "Dia ada di mobil," sergah Surya.
Menjauhnya Rere dari keluarganya, membuat tidak ada satu pun yang tahu mengenai perceraiannya dengan Surya. Apa lagi dengan Eros yang pintar menjaga rahasia. Karena itu Surya mengajukan diri mengantar Rere dan berniat menjelaskn secara langsung agar tidak timbul keributan. Meski Rere sama sekali tidak peduli dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
Roman d'amourApatis dan tidak memiliki hati, itulah deskripsi yang sesuai untuk menggambarkan seorang Rere. Pelakor dan wanita simpanan adalah sebutan yang sudah melekat erat padanya. Sudah menjadi rahasia umum jika dia adalah seorang wanita simpanan dari Aksa...