Rere melihat pria itu. Di antara ribuan orang yang memadati auditorium tempat dilangsungkannya wisuda Eros. Seketika Rere langsung berdiri dari duduknya dan bergegas pergi. Mengabaikan tatapan bingung orang-orang yang berada di sekitarnya.
"Tante," panggil Sofia sembari menyusul langkah Rere yang sulit diimbanginya.
Seolah menulikan pendengaran, Rere terus melangkah meninggalkan auditorium. Hingga akhirnya dia menghentikan langkah di taman yang jauh dari lokasi wisuda dilangsungkan.
"Tante," panggil Sofia lagi dengan suara terengah karena dia harus berlari agar bisa menyusul Rere.
Rere memutar tubuh, dan Sofia sontak berjengit saat melihat raut wajah Rere yang pias.
Sofia meraih tangan Rere kemudian menggenggamnya dengan erat. "Tante sakit?" tanya Sofia.
Rere langsung menyentak tangannya lepas dari genggaman Sofia, dan detik berikutnya dia baru tersadar akan perbuatannya. "Maaf," ucap Rere saat melihat raut kaget di wajah Sofia.
"Tante memang sakit," ucap Sofia pada dirinya sendiri. Karena baru kali ini dia mendengar Rere mengucapkan kata maaf.
Sofia mengedarkan tatapan ke sekitar, lalu dia kembali meraih tangan Rere dan menariknya menuju kursi panjang yang berada di bawah pohon tidak jauh dari posisinya. Sofia mendudukkan Rere di sana. Dia semakin yakin jika Rere memang sakit karena wanita itu berubah jadi begitu penurut dan diam. Sofia lalu membuka clutch milik Rere yang dibawanya karena Rere tadi meninggalkannya begitu saja. Mengambil ponsel baru milik Rere, membuka kuncinya dengan sidik jarinya sendiri lalu mendial nomor Papanya.
"Papa," ucap Sofia saat teleponnya tersambung dengan nomor Aksa.
"Papa sedang rapat, Sofia. Bisa kamu telepon Papa lagi, nanti?" ucap Aksa di seberang line.
Sofia melirik Rere yang tengah menyorot kosong padanya. "Tante Rere sepertinya sakit, Pa," adu Sofia.
Terdengar Aksa berbicara dengan seseorang di seberang. Kemudian hening beberapa saat. Sofia sampai melihat layar ponsel, mengecek apakah sambungan telepon dengan Papanya terputus atau belum.
"Baby girl," panggil Aksa.
"Ya, Papa," jawab Sofia.
"Kalian di mana sekarang?" tanya Aksa.
"Di kampus Bang Eros. Aku dan Tante Rere dapat undangan wisuda."
"Maksud Papa, lokasimu saat ini," ucap Aksa dengan nada terburu-buru.
"Oh ...." Sofia kembali mengedarkan tatapan ke sekitar. Memastikan sekali lagi posisinya saat ini. "Di taman tidak jauh dari tempat wisuda Bang Eros, Pa."
"Tolong kirimkan share lokasi kalian berdua. Papa dalam perjalanan ke sana," pinta Aksa.
Sofia mengangguk mengiyakan meski Aksa tidak bisa melihatnya. "Baik, Pa."
"Sofia ...," panggil Aksa dengan lembut.
"Ya?" Sofia sedikit heran dengan nada suara yang digunakan Papanya saat memanggil namanya.
"Tolong jaga Tante Rere sebentar lagi. Dan jangan pernah meninggalkan dia sendirian. Papa akan tiba di sana secepat Papa bisa."
Sayup-sayup Sofia mendengar suara bising dari seberang line. "Sofia akan bersama Tante Rere sampai Papa datang."
"Good girl," puji Aksa.
Panggilan terputus, Sofia langsung mengirimkan shareloc pada Aksa. Dia juga tidak lupa untuk mengirimkan pesan pada Eros, mengabarkan bahwa Rere terlihat tidak sehat. Bermaksud agar Eros tidak kebingungan mencari mereka. Tapi Sofia tidak tahu jika yang dilakukannya malah membuat Eros menjadi cemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/242693292-288-k515238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
RomanceApatis dan tidak memiliki hati, itulah deskripsi yang sesuai untuk menggambarkan seorang Rere. Pelakor dan wanita simpanan adalah sebutan yang sudah melekat erat padanya. Sudah menjadi rahasia umum jika dia adalah seorang wanita simpanan dari Aksa...