Rere sengaja memilih restoran yang tidak memiliki banyak pengunjung. Selain karena bisa lebih cepat mendapatkan makanan pesananannya, dia juga lebih suka menikmati makanan dalam ketenangan. Dia memesan satu menu utama dan minuman, sementara Eros memesan menu lengkap dari menu pembuka, menu utama dan menu penutup. Keponakan kesayangannya memang tidak pernah menyia-nyiakan saat ditraktir makan.
Pramusaji baru saja meninggalkan meja mereka setelah mencatat pesanan, bertepatan dengan seorang wanita paruh baya yang berdiri tanpa permisi di samping meja mereka.
"Renata."
Panggilan itu membuat Rere menoleh. Dan sebuah dengkusan pelan meluncur saat dia mengenali siapa wanita itu.
"Nyonya Najendra," sapa Rere dengan sopan. "Bagaimana kabar anda?"
"Tidak perlu berbasa-basi, Renata. Berapa nilai yang bisa menjauhkanmu dari putraku," desis Friska Najendra, istri dari Ararya Najendra.
Rere menipiskan bibir. "Jawaban saya masih tetap sama, Nyonya," jawab Rere tegas.
"Dua. Saya beri kamu dua dan jangan pernah lagi muncul di hidup Aksa." Tawar Friska disertai desisan penuh benci dari bibirnya.
Rere menutup mulut dengan tangan, pura-pura terkejut dengan penuturan wanita yang merupakan ibu tiri dari Aksa. "Saya bisa mendapatkan lebih dari dua jika saya tetap bersama Aksa," ucap Rere dengan tenang.
"Dasar jalang!" maki Friska tanpa peduli di mana dia berada saat ini. "Apa tidak cukup kamu menghancurkan pernikahan putra saya. Dan sekarang kamu ingin memeras putra saya? Dasar jalang tidak tahu diri!" Friska meraih gelas berisi air putih di depan Rere lalu menyiramkan ke wajah Rere.
"Apa-apaan itu!" Eros langsung bangun dari duduknya.
"Duduk, Eros!" perintah Rere tegas.
"Tapi Tan─"
"Duduk!" titah Rere tanpa mau dibantah.
"Ah, siapa ini?" Friska menatap Eros penuh perhitungan.
"Maaf Nyonya, tapi dia tidak menyukai perempuan," sahut Rere. Eros yang mendengarnya langsung melotot tajam. "Dia tidak akan tertarik dengan Nyonya meski diiming-imingi banyak uang."
Eros seketika spechless. Tidak percaya jika Rere menuduhnya tidak menyukai perempuan padahal Tantenya tahu kalau dia sudah memiliki pacar seorang perempuan yang begitu cantik.
Rere melemparkan tatapan datar pada Friska. "Jadi dia tidak akan pernah bisa memuaskan Nyonya seperti gigolo-gigolo sewaan Nyonya yang biasanya."
"Apa— bagaimana bisa—," Friska begitu tertohok atas ucapan Rere yang sama sekali tidak pernah disangka.
Eros sontak bergidik ngeri. Ditatapnya Friska dengan sorot jijik dan bergegas mengenyahkan segala hal yang tiba-tiba merasuki kepala hingga membuatnya mual.
"Jika tidak ada yang lain anda bisa pergi, Nyonya. Saya tidak ingin kehilangan selera makan karena saya benar-benar lapar saat ini," usir Rere terang-terangan.
Friska sontak menyorot Rere dengan tajam. "Urusan kita belum selesai!" desisnya lalu pergi dari hadapan Rere.
Rere meraih tas dan mengambil tisu dari dalamnya. Membersihkan air yang membasahi rambut dan wajah sembari mengabaikan Eros yang tengah menatapnya dengan sorot penuh tanya.
"Jika bertemu dengannya, pergilah sejauh mungkin. Aku masih bisa memberimu uang tanpa harus menjual tubuhmu," ucap Rere tanpa menatap Eros.
Eros sudah membuka mulut, tetapi tidak ada kata yang meluncur dari sana. Bisa dibilang, dia masih syok dengan apa yang baru saja terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
RomanceApatis dan tidak memiliki hati, itulah deskripsi yang sesuai untuk menggambarkan seorang Rere. Pelakor dan wanita simpanan adalah sebutan yang sudah melekat erat padanya. Sudah menjadi rahasia umum jika dia adalah seorang wanita simpanan dari Aksa...