"ponsel?"
"Sudah."
"Vitamin?"
"Sudah."
"Perlengkapan mandi?"
"Sudah masuk semuanya. Jangan khawatir."
Pria yang sedang sibuk memeriksa kembali tas gendong yang putranya bawa itu menghela nafas panjang kemudian mengangguk. Ia berjalan ke hadapan anak sulungnya dan meraih wajah tampan tersebut, di tangan kanannya terdapat paspor serta tiket pesawat milik anaknya.
"Jaga diri baik-baik, mengerti? Jika sesuatu terjadi segera hubungi aku. Jangan sampai telat makan apalagi meninggalkan jadwal minum vitamin."
Remaja tampan berusia 17 tahun itu mengangguk. Ia segera menarik kopernya lalu tersenyum, membalas pelukan sang ibu lalu mengecup pipi pria berwajah manis tersebut. Hari ini ia akan pergi ke Seoul untuk menghadiri undangan yang diberikan oleh salah satu sekolah menengah atas di Korea Selatan. Dirinya dan teman-teman satu timnya serta beberapa guru akan hadir sebagai tamu sekaligus tim yang akan bertanding dengan tim tuan rumah dan acaranya akan dilaksanakan dua hari lagi.
"Hendery! Ayo berangkat!" Rekan satu timnya yang memiliki tubuh tinggi memanggilnya, pemuda tampan bernama Hendery itu mengangguk.
"Aku harus pergi sekarang. Eomma harus jaga kesehatan juga, jangan terlalu sering bekerja." Hendery meraih paspor serta tiket pesawatnya dari tangan Ten.
Ten tersenyum kecil memandangi sepasang mata mengkilap yang mirip dengannya. Pria itu memeluk putra sulungnya lagi lalu melambaikan tangannya. Hendery pun masuk ke dalam gerbang penerbangan bersama teman-temannya dan beberapa guru yang lain. Ten berharap, anaknya akan selalu baik-baik saja di perjalanan menuju Seoul.
Pria itu berbalik hendak kembali ke mobilnya, sebelum itu ia lebih dulu melambai kecil kepada orang tua anak-anak sekaligus temannya walaupun tidak dekat. Ten pun berjalan menuju halaman parkir dan masuk ke mobilnya. Ia menghela nafas panjang, ia harus kembali ke kantor karena banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.
Di perjalanan, Ten tersenyum kecil memikirkan anak sulungnya itu; Hendery. Hendery tumbuh menjadi sesosok anak laki-laki yang sempurna, tampan dan mempesona seperti pangeran, cerdas, dan ia juga memiliki keahlian khusus di bidang olahraga. Tubuhnya tumbuh tinggi hingga membalap tinggi tubuh ibunya sendiri, karena faktanya Johnny menurunkan gen 'tinggi tubuhnya' kepada sang anak sulung, selain itu Hendery juga selalu bergabung dengan tim basket sekolah dari kelas 4 sekolah menengah dasar, hingga kelas 2 sekolah menengah atas yaitu saat ini. Ia selalu menjadi pemain inti tim basket karena kemampuan yang ia miliki adalah yang terbaik dari rekan satu tim yang lain.
Senyuman Ten luntur seketika. Ia mengeraskan rahangnya kemudian menghela nafas. Ia harap Hendery baik-baik saja selama perjalanan, dan Hendery bisa cepat kembali ke Thailand.
Karena diam-diam Ten berharap Hendery tidak akan pernah bertemu dengan ayahnya ataupun adik kandungnya yang kebetulan tinggal di Seoul. Awalnya Ten melarang Hendery untuk pergi tetapi Hendery terus memaksa karena ia adalah pemain inti tim basket sekolah. Mau tak mau Ten mengizinkan walaupun berat.
.
.
.
.
.
."SEOUL! YEAH!"
"Lucas, turunkan suaramu. Lagipula ini masih di Incheon, bukan di Seoul."
Remaja yang memiliki tubuh tinggi itu menyatukan kedua telapak tangan di depan dagu lalu meminta maaf kepada gurunya karena sudah berteriak di bandara. Hendery yang baru keluar dari pintu utama hanya terkekeh sambil menarik kopernya menuju mobil yang sudah disediakan. Kesepuluh murid laki-laki tersebut segera masuk ke dalam mobil yang berbeda termasuk 3 guru dan 1 coach atau pelatih basket mereka. Mereka segera berangkat menuju hotel tempat mereka menginap di kota Seoul selama empat hari ke depan sebelum kembali ke Thailand.
"Hendery, apa kau pernah ke Seoul sebelumnya?" Tanya seorang remaja bergigi kelinci kepada Hendery.
Hendery yang sedang memandangi jalanan di luar jendela mobil pun berdehem lalu menoleh kepada temannya, "ya, tapi aku sedikit lupa."
"Bukankah kau lahir di Seoul?" Tanya Lucas yang menyumbulkan kepalanya dari belakang kursi yang Hendery dan Win duduki.
"Benar."
"Lalu?"
"Lalu? apa maksudmu?"
Lucas mendengus sebal lalu kembali sibuk memakan cemilannya sambil bercengkrama dengan yang lain. Hendery menggeleng kecil, ia kembali menyibukkan diri dengan cara memandangi jalanan di luar sana. Saat ini ia sedang berada di perjalanan dari kota Incheon menuju kota Seoul, jika lalu lintas tidak terganggu selama perjalanan maka mereka akan sampai dalam satu jam hingga satu jam lebih setengah menit.
Kota Seoul, Hendery tidak pernah melupakan kota dimana dirinya dilahirkan dibersarkan selama 5 tahun sebelum pindah ke Thailand dan hidup selamanya di sana. Di Seoul, Hendery memiliki banyak kenangan bersama keluarga kecilnya. Hendery masih mengingat dimana dirinya pergi ke festival kota bersama kedua orang tuanya dan adik kecilnya yang mirip seperti bayi beruang; gendut dan menggemaskan.
Pemuda itu mengeraskan rahang begitu sekelebat bayangan samar dimana kedua orang tuanya bertengkar lewat di kepalanya. Meski dirinya tidak terlalu mengingat betul kejadian malam itu, Hendery masih bisa mendengar tangisan sang adik ketika pelukan mereka terlepas saat itu dan Hendery juga masih bisa mengingat wajah marah sekaligus sedih ibunya.
Hendery menunduk. Memandangi layar ponselnya yang menunjukkan waktu terkini. Ia masih bisa beristirahat sejenak karena setelah sampai di hotel nanti mereka harus segera membereskan barang-barang mereka dan pergi latihan untuk turnamen lusa.
Ah, Hendery jadi tidak sabar untuk bertanding dengan tim tuan rumah. Katanya mereka memiliki kerja sama tim dan strategi yang benar-benar bagus hingga mereka dijuluki tim basket nomor satu dari semua sekolah menengah atas di Korea Selatan. Tapi mereka belum pernah bertanding dengan tim basket nomor satu dari seluruh sekolah menengah atas di Thailand, yang kerja sama dan strateginya tidak kalah baik dengan mereka.
.
.
.
.
.
.To be continue
.
.
.
.
.
.Note :
Maksud dari tim basket nomor 1 itu adalah:
Tim basket mereka ini adalah tim basket yang bener-bener ga bisa dikalahin oleh tim basket SMA manapun di negara masing-masing alias jarang banget kalah. Jadi mereka udah bener-bener mantep lah pokoknya.Bahasa kasarnya : langganan juara turnamen.
- navypearl -

KAMU SEDANG MEMBACA
Home | SeoFamily✔️
FanficTentang kakak beradik Hendery dan Haechan yang berusaha menyatukan kembali kedua orang tua mereka yang berpisah 12 tahun lalu. • Family • BoysLove + Male Pregnant • 16+ only • JohnTen ft. Haechan Hendery Original story by NAVYPEARL Status : COMPLET...