Chapter 10 : Unexpected

19.6K 2.6K 102
                                    

Johnny menghela nafas panjang sebelum masuk ke dalam rumahnya. Ia baru saja kembali dari kantornya setelah sekian lama bekerja, ia tiba di rumah tepat pada pukul satu pagi lebih telat dari biasanya. Pria tinggi bersurai hitam pekat itu berjalan pelan menuju ruang tengah, lalu hendak berjalan lagi menuju lantai atas. Namun suara Taeyong membuat langkahnya terhenti.

"John! Haechan belum kembali." Ujar Taeyong, wajahnya penuh guratan panik dan di tangannya tergenggam sebuah ponsel.

"Apa!? Bagaimana bisa dia belum kembali!?" Johnny mendekat kemudian menatap Taeyong meminta jawaban. Ia benar-benar terkejut mendengar pernyataan dari sahabatnya tersebut.

"Aku datang jam enam sore tapi pintu rumah terkunci. Lalu aku masuk menggunakan kunci cadangan dan Haechan tidak ada di rumah. Aku menghubunginya berulang kali namun tetap saja kontaknya tidak aktif."

"Ya Tuhan, yang benar saja kau Lee Taeyong. Bagaimana bisa anakku belum kembali ke rumah jam segini."

Johnny segera meraih ponselnya dan segera membuka aplikasi pelacak. Pria itu memasukkan nomor kontak putra bungsunya serta memasukkan kode rahasia yang sudah disepakati antara dirinya dan Haechan sebelumnya lalu menekan tombol Track the current location. Ia melihat riwayat lokasi yang dikunjungi pemilik kontak yaitu Haechan pada hari ini. Lokasi terakhir menunjukkan Haechan berada di sebuah apartemen tengah kota yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi rumah. Riwayat menunjukkan lokasi terakhir Haechan pada jam delapan malam sebelum ponsel Haechan mati karena kehabisan daya.

"Aku akan menjemputnya sekarang. Kau jaga rumah." Johnny berlari kecil keluar dari rumah menuju garasi. Ia segera masuk ke dalam mobilnya kemudian keluar dari rumah. Taeyong berharap Johnny baik-baik saja selama di perjalanan dan Haechan bisa segera kembali.

Pria tinggi itu membelah jalanan malam yang tidak terlalu padat mengingat hari sudah terlalu larut. Meski sepasang matanya sudah benar-benar lelah, ia harus tetap mencari keberadaan Haechan. Lagi dan lagi Johnny harus menyesali dirinya sendiri karena tidak menghubungi kontak Haechan sebelumnya untuk menanyakan kabar anak itu. Johnny terlalu sibuk dengan pekerjaan pribadinya.

Mobil berwarna hitam mengkilap itu masuk ke dalam halaman parkir gedung apartemen yang bisa terbilang mewah tersebut. Ia memarkirkan mobilnya di antara dua mobil yang lain lalu segera turun. Pria tersebut berlari kencang memasuki salah satu gedung apartemen dan ia disambut oleh seorang dua resepsionis yang memang berada di gedung utama.

"Selamat malam, ada yang bisa kami bantu?" Tanya perempuan berambut coklat tua yang disanggul rapi itu.

"Apakah kalian melihat seorang anak laki-laki berusia 18 tahun masuk ke dalam apartemen ini? Dia memakai seragam pramuka, dan dia memiliki tas berwarna hitam."

"Bisa disebutkan ciri-ciri fisiknya, Tuan? Kami akan memeriksanya lewat CCTV."

Johnny meneguk ludah kasar sebelum berucap, "rambutnya sedikit tebal dan cukup ikal berwarna cokelat madu, tubuhnya agak gembul, wajahnya mirip seperti wajahku, dan... Dia selalu tersenyum." 

Dua resepsionis tersebut mengangguk mengerti lalu segera membawa Johnny untuk masuk ke dalam ruang keamanan. Terdapat banyak layar monitor yang menunjukkan keberadaan kamera pengintai di setiap gedung apartemen. Jumlahnya lumayan banyak hingga nyaris menyentuh angka ratusan untuk satu gedung saja, satu layar monitor memuat enam hingga dua belas rekaman CCTV.

Mereka memeriksa setiap sisi rekaman. Mereka nyaris memakan waktu banyak jika saja resepsionis perempuan itu menunjuk sebuah rekaman yang terdapat Haechan di dalamnya. Rekaman itu berasal dari gedung 3, lantai 18.

"Ya benar, itu adalah apartemen nomor 0227."

0227.
Johnny mengerutkan keningnya saat melihat Haechan berjalan masuk ke dalam sana bersama seorang pria berambut hitam panjang. Pria itu memakai kacamata, poni panjangnya terbelah dua, tubuhnya terlihat lebih mungil dari Haechan. Wajahnya tidak terlalu jelas di dalam kamera tapi Johnny yakin ia adalah orang asing, namun Haechan tampak tidak keberatan ikut bersamanya sedikitpun.

Home | SeoFamily✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang