Chapter 6 : Country of a million memories

18.4K 2.6K 206
                                    

1 tahun kemudian

"Aegi-ya? Mau pergi kemana?" Johnny sempat terkejut melihat anak bungsunya berlari kecil menuruni anak tangga. Haechan sudah memakai pakaian yang rapi, tidak seperti biasanya yang hanya memakai kaus oblong dengan celana pendek. Haechan juga menata rambutnya dengan baik, senyuman di wajahnya tidak pernah hilang bahkan ketika ia terduduk di salah satu anak tingga untuk membenarkan tali sepatunya.

"Mau kemana?" Johnny menghampiri Haechan, meninggalkan majalah dan kopi hangatnya.

Haechan berdiri sambil membersihkan sedikit sisa debu di bagian lengan bajunya, "ada urusan sebentar, appa. Boleh 'kan?" Anak beruang itu memasang wajah memohon sambil menyatukan kedua tangan di depan dada.

Johnny menaikkan alisnya kemudian melipat kedua tangan di depan dada, "kemana?"

"Appa tidak perlu tahu tapi yang pasti aku tidak macam-macam! Aku pergi." Haechan berjinjit memberikan kecupan singkat di pipi Johnny. Ia berlari kecil menuju meja nakas dekat pintu utama lalu meraih sebuah kunci mobil. Tidak lupa mematut dirinya sendiri di cermin full body yang tertempel di dinding.

"Kamu tidak melupakan kartu tanda pengenal dan kartu lisensimu 'kan, Seo Haechan?" Tanya Johnny sambil menyender pada bingkai pintu utama, memandangi anak bungsunya yang sudah masuk ke dalam mobil pribadinya sendiri.

Haechan menurunkan kaca jendela mobilnya, "aku sudah membawa semuanya, jangan khawatir!" Lalu mobil berwarna putih itu mulai berjalan mundur keluar dari gerbang otomatis rumahnya, Haechan menekan klakson mobil sebelum melajukan mobilnya keluar dari komplek perumahan distrik Gangnam tersebut.

Johnny menggeleng kecil sambil tersenyum simpul. Anaknya sudah berusia 18 tahun, dan ia benar-benar menggemaskan walau sudah terbilang dewasa. Tapi setidaknya Haechan sudah bisa menjaga dirinya sendiri jadi Johnny tidak perlu khawatir.

"Aku harus kembali bekerja." Ujar pria tinggi itu sebelum masuk ke dalam rumah menuju kantor pribadinya.




.
.
.
.
.
.




Hari ini Haechan akan pergi ke bandara. Ia tidak sabar untuk bertemu kakaknya setelah 2 tahun berlalu dan juga ia tidak sabar bertemu dengan ibu kandungnya.

Dengan segala akal dan usaha yang sudah Hendery lakukan, pada akhirnya Hendery bisa meyakinkan sang papa untuk pindah ke Korea Selatan dengan alasan Hendery akan melanjutkan pendidikannya di sini. Hendery sempat mendaftarkan diri di Bangkok University tetapi ia ditolak karena alasan tertentu, tetapi kabar baiknya ia bisa menembus salah satu kampus di Korea Selatan sehingga memudahkan kesempatannya untuk kembali ke Korea bersama Ten.

Awalnya Ten menolak. Ia membantu Hendery untuk mendaftarkan diri di beberapa kampus di Thailand tetapi sepertinya keberuntungan Hendery memang berada di Korea. Mau tidak mau, Ten menyetujui ajakan Hendery untuk pindah dan juga ia memohon kepada atasannya untuk dipindah tugaskan kembali ke Seoul seperti dulu.

Dan Yah, Hendery kini adalah seorang calon mahasiswa Universitas Hanyang sebelum dirinya mulai menempuh pendidikan 2 bulan lagi.
Poin bonusnya, sahabat dekatnya yaitu Lucas juga berada di kampus dan jurusan yang sama dengannya tetapi Lucas akan pindah ke Korea bulan depan.

Besties. Kata mereka berdua saat melihat pengumuman lewat email resmi dari Hanyang University.

Tentang Haechan yang menjemput keduanya di bandara, Hendery tidak mengatakan apapun kepada Ten karena ia yakin semua ini akan menjadi kejutan untuknya. Ten pasti merasa bahagia saat melihat Haechan tumbuh besar menjadi anak yang manis seperti ini. Apalagi Haechan adalah anak bungsu.

Home | SeoFamily✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang