Chapter 14 : Haechan galau

19.7K 2.4K 246
                                    

- 2 bulan kemudian

"Haechan-ah, mau roti?"

Haechan yang sedang sibuk memasukkan barangnya ke dalam kardus pun menoleh melihat Jaemin datang membawa dua buah roti isi selai kacang. Haechan mengulurkan tangannya untuk meraih salah satu roti tersebut dan segera melahapnya tanpa berbasa-basi. Tangannya yang lain kembali memasukkan barang-barang ke dalam kardus.

Hari ini ia membereskan lokernya karena minggu depan ujian kelulusan akan tiba. Tandanya ia akan pergi meninggalkan sekolah yang telah menyimpan banyak kenangan ini. Haechan sudah yakin bahwa dirinya akan lulus maka dari itu ia membereskan lokernya lebih awal. Hei, Haechan itu adalah murid yang aktif walau tidak terlalu cerdas. Siapa sih guru yang tidak mengenal seorang Seo Haechan?

Jaemin memutuskan untuk duduk di samping sahabatnya sambil memakan roti. Ia memandangi banyak pasang kaki yang lewat di hadapannya sesekali mendongak ke atas karena penasaran siapa pemilik sepatu-sepatu mahal itu. Tiba-tiba perhatian Jaemin terpaku pada sesuatu yang terjatuh dari loker milik Haechan. Keningnya berkerut seiring tangannya meraih selembar foto tersebut.

Foto itu berisi dua pria yang sedang berdiri di sisi sebuah lukisan besar. Lukisan besar itu Jaemin yakini sedang dipajang di pameran karya seni. Lukisannya terlihat sangat indah, gaya lukisnya begitu unik dan menarik. Dua pria itu berdiri di sisi kanan dan kiri lukisan, tersenyum lebar seolah-olah mereka baru saja menemukan sebuah harta karun.

Jaemin tahu siapa pria tinggi bersurai hitam lebat itu. Ia adalah Johnny, ayah dari Haechan. Tapi Jaemin tidak tahu siapa pria yang satu lagi.

"Haechan-ah, siapa ini?" Tanya Jaemin menunjuk pria mungil di dalam foto.

Haechan menoleh, ia menaikkan satu alisnya melihat Jaemin tampak penasaran dengan foto tersebut. Haechan menghela nafas panjang sebelum memposisikan diri untuk duduk di sebelah sahabatnya tidak lupa menyenderkan punggung ke pintu loker.

"Eomma." Jawab Haechan.

Sontak Jaemin menjatuhkan rahangnya. Jadi pria berwajah manis yang memiliki senyuman secerah matahari ini adalah ibu dari Haechan sendiri? Selama berteman dengan Haechan baru kali ini Jaemin melihat sosok ibu sahabatnya. Jika boleh jujur, Jaemin terdiam sesaat melihat paras rupawan milik Ten.

"Maaf Haechan-ah, apakah mereka berdua benar-benar telah berpisah? Aku tidak percaya karena mereka tampak serasi."

Pemuda gembil itu mengidikkan bahunya singkat, "begitulah."

"Ibumu mirip dengan Hendery hyung dan kau mirip dengan paman Johnny."

"Kau lebih mirip ibu atau ayahmu, Jaemin-ah?"

Pemuda bermata bulat itu tampak berpikir sesaat, sebenarnya ia tidak yakin dengan hal ini tetapi ia akan menjawabnya, "aku mirip dengan keduanya. Tapi sifatku mirip dengan eomma."

Haechan mengangguk kecil sambil memasang senyum simpul. Ia memejamkan matanya lalu meniup poninya ke atas. Haechan sedang tidak bersemangat hari ini. Eh, mungkin akhir-akhir ini. Sudah dua bulan berlalu dan semuanya sama saja tidak ada yang berubah. Ten jadi jarang menemuinya karena sibuk dan Johnny jarang berada di rumah. Haechan hanya bisa menghabiskan waktu dengan Taeyong di rumah atau terkadang Hendery akan mengajaknya beli makanan di luar.

Sulit sekali untuk membawa kedua orang tuanya bertemu di satu tempat. Haechan dan Hendery sudah berusaha sebisa mungkin tetapi nihil. Orang tua mereka sama-sama sibuk hingga tidak bisa mengambil cuti. Apalagi Johnny sedang mengerjakan sebuah film baru yang mungkin akan dirilis tahun depan.

Setiap malam atau dini pagi Haechan akan membanting pintu kamarnya ketika Johnny kembali dari kantor. Tidak mempedulikan panggilan dari ayahnya dan memilih untuk tidur. Bahkan ia juga sempat memblokir nomor kedua orang tuanya karena ia beranggap mereka berdua sudah tidak peduli terhadapnya.

Home | SeoFamily✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang