Bonus #2 : Egois

14.8K 1.8K 59
                                    

BRAK!

"Kami pulang..."

Haechan dan Hendery baru saja tiba di rumah mereka setelah satu hari melakukan perjalanan dari Amerika ke Korea Selatan. Sangat melelahkan sehingga mereka langsung berbaring di atas karpet ruang tengah. Duduk selama berjam-jam di dalam pesawat bukanlah hal yang menyenangkan, kau tahu itu 'kan?

Ten yang berada di ruang kerjanya lantas berjalan keluar dan menuruni tangga. Senyumannya merekah begitu melihat dua laki-laki kesayangannya berbaring tak berdaya di ruang tengah. Koper dan tas mereka bahkan masih berada di dekat pintu utama.

"Haechan, Hendery." Ujarnya memanggil. Tidak ada jawaban pertanda mereka sudah benar-benar terlelap dengan keadaan belum membersihkan diri sama sekali. Lantas Ten menghela nafas panjang kemudian membawa koper serta tas anak-anaknya ke ruang tengah dan tidak lupa menutup pintu utama.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Ten segera merogoh saku kardigan rajutnya kemudian melihat siapa yang baru saja menghubunginya.

Myo Eomma is calling....

"Eomma?" Tanyanya sambil memasang senyuman. Ia berjalan untuk menyender pada sekat ruangan.

'Tennie, apakah cucuku sudah sampai di rumah?'

Ten melirik ke arah jam digital yang terletak di meja nakas televisi, "mereka baru saja sampai dan langsung tertidur, di sini sudah nyaris jam sembilan malam."

'sepertinya mereka sangat lelah ya? Oh! Eomma dan Appa menitipkan sesuatu untukmu lewat Hendery, nanti diambil ya?'

"Benarkah?"

'tentu saja. Itu adalah hadiah natal untuk menantu kesayangan kami.'

Keduanya saling melempar tawa sebelum Ten berdehem kecil. Baiklah mungkin ini saatnya ia memberitahu hal tersebut kepada mertuanya. Yah, meski agak gugup tetapi Ten berhasil meyakinkan diri. Mertuanya pasti akan sangat senang mendengar hal ini.

"Eomma, aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu." Ujar Ten.

'Ya?'

"I'm pregnant."

Terjadi keheningan selama beberapa saat. Hal itu mampu membuat Ten meneguk ludah kasar, khawatir jika mertuanya tidak menerima kehamilannya di usia kepala 4. Sontak Ten langsung menggigiti kuku jarinya sambil memandangi kedua kaki yang terbalut sendal rumah.

'Eomma akan mendapatkan satu cucu lagi?'

"A-ah.. ya.."

'Tennie, Eomma dan Appa akan menemuimu di Korea minggu depan. Eomma akan memasakkan banyak makanan untukmu, menemanimu tidur, atau apapun itu! Eomma juga ingin bertemu dengan cucu kecil Eomma yang ada di perutmu!'

Senyuman Ten merekah begitu saja mendengar nada bahagia dari seberang sana. Ten mengangguk kecil lalu menjawab pernyataan dari sang mertua. Mereka mengobrol kecil sebelum Ten pamit untuk memutuskan sambungan teleponnya. Setelah itu Ten memandangi layar ponselnya dengan keadaan lega.

"Hamil?"

Ten segera mendongakkan kepalanya kemudian sepasang matanya melihat Haechan sudah berdiri dengan tatapan tidak suka. Baiklah, apalagi ini?

"Haechan?"

"Eomma hamil?" Tanya Haechan terkesan memaksa. Ten gelagapan sebelum berjalan mendekati anak bungsunya yang super manja itu. Ia hendak meraih tangan Haechan tetapi Haechan menepisnya kemudian melangkah mundur.

Home | SeoFamily✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang