Chapter 7 : Menangis

771 112 8
                                    

"Rindu itu mengejarku, padahal aku bukan pencuri."

Sudah seminggu lebih sejak kejadian itu, dan Chanyeol tak henti-hentinya mengawasi si mungil.

Ada perasaan aneh yang membuatnya betah berlama-lama menatap wajah itu, entahlah. Chanyeol berpikir mungkin dia bersimpati, dia banyak mendengar bahwa Baekhyun itu jarang sekali berkumpul dengan orang tuanya.

Chanyeol jadi mengingat Jackson, bagaimana nasib anak itu jika ada di posisi Baekhyun. Karena sejujurnya Chanyeol sendiri sudah pernah merasakan itu.

Saat bertemu mereka hanya akan saling menyapa biasa, semacam formalitas antara guru dan murid. Padahal Chanyeol pikir mereka akan semakin dekat setelah hari itu, ternyata tidak.

Chanyeol sangat menunggu kesempatan dimana dia bisa berbicara kembali dengan Baekhyun, dia ingin anak itu berbagi padanya.

Seperti saat ini, anak itu sedang menunduk ketakutan.

Nilai kimianya selalu menjadi yang terkecil, dan Chanyeol memanggil anak itu.

"Mianhae, Ssaem," Cicitnya. Lucu sekali, dalam pendengaran Chanyeol.

"Permintaan maafmu itu tak akan mampu menaikan nilaimu, Byun." Aku harus sedikit tegas agar anak ini mau belajar.

Kulihat tangannya yang bertaut itu saling meremas, terlihat gelisah.

"Saya akan berusaha lagi Ssaem, untuk ulangan berikutnya," kata Baekhyun. Wajahnya menatapku, terlihat berusaha meyakinkan.

"Bagaimana jika nilaimu tetap di bawah?" Anak itu menunduk dalam, memilih diam.

"Saya akan memberikan Les Khusus untukmu, Baekhyun." Itu pernyataan yang tak bisa di bantah dan Baekhyun pasti tahu itu.

"S-saya-," anak itu berusaha menolak, tapi aku lebih dulu menyelanya.

"Setiap pulang sekolah, saya akan mengajarimu. Kalo perlu semua pelajaran, bukan hanya pelajaran saya." Mata Anak itu membulat, terkejut.

Chanyeol menyeringai, menang.

Terlalu takut menolak, karena memang itu kenyataannya. Kemarin orang tuanya menelpon dan memarahinya, nilainya jelek.

Baekhyun menganguk, lesu.

Chanyeol hanya menginginkan anak itu ada dalam pandangannya, dalam kebahagian bukan kesedihan.

'Aku hanya merasa bersalah,' itu pikirnya.

Chanyeol selalu menekankan, bahwa perasaan yang ada padanya itu hanya karena rasa bersalah dan simpati.

Selepas pulang sekolah, Chanyeol mengajak Baekhyun memasuki mobilnya. Dan Baekhyun tak punya kuasa untuk menolak perintah gurunya itu.

"Kesini?" Baekhyun bertanya dengan alis yang mengerut, karena penasaran.

Chanyeol tersenyum misterius, "Ya, Jackson merindukanmu."

Chanyeol membawa Baekhyun ke apartemennya, dengan alibi Jackson merindukan si murid.

Mungkin memang benar, Chanyeol tidak bohong. Karena saat Chanyeol mengajak Baekhyun masuk, Baekhyun bisa melihat Jackson dalam pangkuan Ahjumma.

Netra anak itu membulat dengan binar saat menatap mata Baekhyun, indah. Jackson berlari untuk memeluk Baekhyun, dan meminta di gendong. Chanyeol salah tingkah di buatnya, takut merepotkan.

"Kau duduk dulu, saya akan ganti baju dulu," kata Chanyeol saat melihat Baekhyun masih berdiri dengan Jackson di gendongannya.

Chanyeol menuju kamarnya meninggalkan Baekhyun dan Jackson. Sebelum sampai apartemennya tadi, ia berpesan pada Ahjumma bahwa ia akan makan malam di luar. Jadi, saat mereka datang tadi Ahjumma memutuskan untuk pulang.

Charming Student | CHANBAEK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang