14. karina

1.7K 276 58
                                    

Update cepet nih. chapter ini komennya agak kenceng dooong, chapternya agak panjang soalnya hehe.

....

Gue segera melepas paksa pelukan Kala begitu mendapati Karina berdiri tepat di belakang kami. Cewek yang tengah membawa kotak p3k itu menatap tajam pada gue dan Sekala.

Saat gue akan membuka mulut, Rendy datang sambil menenteng plastik hitam berisi bajunya yang basah.

Gue segera mendorong Sekala agar berdiri lebih jauh, tidak ingin membuat Rendy curiga.

"Baju lo taruh di bak kotor aja, Ren. Biar nanti sekalian di laundry sama gue."

Lantas gue membawa nampan berisi teh hangat ke ruang tengah, mengabaikan Karina yang menghela nafas panjang sambil menggeleng. Gue melirik pada Sekala yang juga melirik gue sambil mengangkat sebelah alisnya. Gue mendecih lalu mengalihkan pandangan.

"Nggak usah, Tha. Bakal ngerepotin banget. Ini aja udah syukur dipinjemin baju. Tapi ini kok kaya baju cowok ya? Di gue-"

"Eh, Ren. Sini dah lo duduk deketan gue, gue obatin luka lo."

Thanks to Karina yang sudah memotong ucapan Rendy. Karena kalau diteruskan gue juga tidak tahu mau menjawab apa. Ternyata dia tadi balik ke kamarnya itu buat mengambil p3k. Memang teman sejati gue.

Rendy akhirnya menurut dan duduk di samping Karina, cewek itu pun mulai menaruh cairan obat pada kapas dan ditempelkan di luka Rendy.

"Minum dulu ih teh nya, nanti keburu dingin." Gue menyodorkan gelas teh pada Rendy yang jelas disambut cowok itu.

Sambil tersenyum Rendy membalas, "Makasih ya, Tha." Gue hanya balas mengangguk.

Sementara Karina dan Rendy yang sibuk dengan luka cowok itu. Kala yang duduk di samping gue diam-diam mencolek pinggang gue, membuat atensi gue beralih ke cowok itu. Gue mengangkat alis seolah bertanya.

"Apa? Minum tuh teh nya."

"Gue-"

"Oh iya, lo tuh sebenernya ada urusan apaan sama Aletha sampe malem-malem kesini? Emang kalian akrab ya? Perasaan gak pernah liat lo berdua interaksi deh kalo di kampus."

Rendy ini, selain mulut pedas ternyata kepo juga ya, sama seperti Fahri.

Gue dan Sekala saling lirik, bingung mau menjawab apa.

"Akrab, lo nya aja yang gak pernah merhatiin."

"Oh gitu? Terus lo ngapain tuh kesini?" Tanya Rendy lagi.

"Ya terserah gue lah mau ngapain kek, mau ngapel kek mau nginep mau benerin genteng Aletha juga bukan urusan lu."

Lah, ini kok jadi sewot.

"Sekala mau ngambil barang Sesha yang gue pinjem. Eh sebenernya itu jaketnya Kala sih, cuma kemarin di kampus pas pms gue bocor gitu kan, nah kebetulan Sesha lagi pake jaketnya Sekala, jadinya dikasih pinjem ke gue. Terus sekarang dia mau ngambil." Jelas gue panjang lebar, tentunya dengan segala kebohongan, berharap Rendy mempercayai.

"Tumben baik si Sesha." Komentar Rendy, yang membuat Karina terkekeh. Sementara Sekala malah menggaruk keningnya.

"Oh iya, Kal. Bentar gue ambilin dulu jaketnya." Bersyukur Sekala sering menaruh barang-barangnya di sini, jadi gue bisa punya alasan yang make sense untuk membohongi Rendy.

Tak lama gue kembali dengan paperbag berisi jaket denim punya Sekala, menyodorkannya pada cowok itu. "Nih, punya lo, udah gue laundry kok wangi. Makasih ya."

Kita Ini Apa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang