15. decision

1.7K 279 20
                                    

First of all aku punya kabar gembira buat kalian.

Jadi, aku ada buat akun Twitter khusus buat hype, update segala sesuatu soal cerita-cerita aku di wattpad (bisa jadi nanti bikin AU disana, atau potongan spesial chapter di write as dan link di post disama)

Yuuk follow yang belum follow (mau fb dm aja). Jangan sampe ketinggalan berita-berita yg aku umumin di sana hahaha. Jbjb aja aku orangnya ramah kok /senyum ala jeno/

 Jbjb aja aku orangnya ramah kok /senyum ala jeno/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

"Lagi kenapa sih? Akhir-akhir ini diperhatiin gak fokus terus, ada masalah?" Tanya Sekala, setelah kami menyelesaikan permainan kami.

Mungkin dia aneh dengan sikap gue yang akhir-akhir ini lebih banyak diam dan menghindar.

Gue menggeleng pelan lalu menguncir rambut gue dan menaikkan selimut menutupi dada. "Mau pulang." Ucap gue lirih.

Alis Sekala terangkat, cowok yang kini hanya memakai boxernya itu duduk di tepi ranjang dan mendekati gue. "Ini jam 2 malem, gerbang kosan lo juga pasti udah dikunci. Lagian tumben banget minta pulang jam segini. Kenapa?" Tanya Sekala lagi, sambil menyibak poni gue ke telinga.

Cowok itu menatap gue dalam, seolah mencari tahu apa yang gue pikirkan akhir-akhir ini.

Pada akhirnya gue hanya bisa menghela nafas sambil lagi-lagi menggeleng. Beberapa hari terakhir ini kepala gue rasanya seperti tertiban batu besar, pening.

Pening memikirkan masalah Karina yang ternyata mantannya Sekala. Kenapa juga Karina tidak pernah bercerita pada gue kalau mereka pernah berpacaran? Kenapa Karina tidak pernah mau jujur, kenapa dia selalu menyimpan semuanya sendirian.

Gue benar-benar merasa bodoh. Mungkin Karina sedang menyumpah serapahi gue atau bahkan menertawakan gue yang tidak tahu apa-apa soal masa lalunya dengan Sekala. Menertawakan seberapa murahannya gue.

Overthinking. Gue selalu overthinking sampai tidak bisa tidur beberapa hari terakhir.

Sepertinya keputusan gue untuk berakhir dengan Sekala benar-benar pilihan yang tepat. Karena mau sekarang atau nanti, pasti kami akan berakhir. Dan mungkin ini adalah saatnya menghentikan kebodohan ini.

....

Aletha
Gue pulang, sarapan ada di meja tinggal panasin aja

Aletha
Kita udahan ya, kal
Jangan dateng lagi ke kosan gue,
gue juga gak bakal ganggu lo lagi

Aletha
Lo baik-baik sama sesha
Jangan diketusin terus anaknya, dia sebenernya baik kok

Kita Ini Apa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang