01. the secret

5.2K 375 17
                                    

Kalian bingung gak sih sama cerita ini, alurnya gunta ganti terus. Maaf ya temen-temen aku aja bingung kenapa mood nulis begini bgt:(

..

"ASTAGA ALETHA, LO KENAPA ANJIR?????"

Baru datang, Amira dan Karina sudah heboh berteriak. Menatap gue dengan kedua mata melotot serta bibir yang terbuka. Kedua cewek itu mendekati gue, Karina memegang kedua pipi gue dengan pelan.

"Ini siapa yang berani bikin bibir lo biru begini anjing?!" Makinya, tepat di depan wajah gue. Membuat gue memejamkan mata.

Dengan perlahan gue melepas tangan Karina di pipi gue. Memijit dahi dan menjawab. "Gue abis diserang, sama sekumpulan orang gila." Balas gue lemah.

Memang, gue sudah tidak mempunyai sisa tenaga lagi. Setelah tadi dikeroyok beberapa cewek atas dasar kesalahpahaman. Mereka menjambak sampai menampar gue. Alasannya, katanya gue menggoda salah satu pacar temannya itu. Padahal, melirik laki-laki saja gue tidak pernah. Bagaimana mau menggoda?

"Siapa anjing???? Bilang ke gue sini. Bakal gue tebas kepalanya!" Kali ini giliran Amira yang teriak, membuat suaranya menggema di dalam gedung bekas lab di belakang kampus ini.

"Gengan pacarnya Kak Denar, lo tau gak? Mereka tiba-tiba dateng terus narik gue ke sini dan yaaa, gue dikeroyok. Alasannya katanya gue ngegoda Kak Denar pas festival musik kemarin, padahal gue boro-boro ngegoda, ngelirik cowoknya aja kaga." Balas gue, lalu meringis setelah kembali merasakan sakit di ujung bibir gue.

"Anjir! Kak Nada?" Pekik Amira, gue mengangkat bahu tidak tahu. "Kalo itu mah gue skip dah, nggak berani macem-macem soalnya anak rektor bangsaaat."

Gue mendelik, begitu juga Karina. "Najis, tadi aja sok-sokan mau nebas kepalanya. Sekarang lo menciut pas tau pelakunya." Kata Karina.

"Lah, emangnya lo berani sama Kak Nada?"

"Ya kaga."

Gue memutar bola mata malas. Lalu mencoba berdiri dari duduk gue, saat ini gue terduduk di lantai yang kotor lantaran sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk berdiri.

Memang sialan. Lagi-lagi gue mendapat tuduhan tak berdasar. Iya, ini bukan pertama kalinya gue mengalami kejadian ini. Dua bulan yang lalu gue pernah dilabrak oleh salah satu anak fakultas lain, alasannya sama, mereka mengira gue menggoda pacarnya, padahal gue dan pacarnya hanyalah teman dari SMA. Dan saat itu gue hanya tidak sengaja berpapasan si Kafe dan berbincang sebentar. Besoknya foto gue dan di cowok sudah terpampang di akun base twitter kampus dengan caption yang iya-iya. Lalu, besoknya si cewek datang melabrak.

"Makanya, Tha. Punya pacar, biar lo gak dituduh ngerebut laki orang mulu." Kata Amira sambil membantu gue berdiri.

Karina mengangguki ucapan Amira. "Bener tuh. Kayanya kalo lo belum punya pacar, cewek-cewek masih pada waswas dah ke elo. Takut lakinya di ambil."

"Anjir. Lo kira gue apaan main ambil laki orang?" Tanya gue sewot. "Lagian gue tuh males pacaran, ribet. Nanti kaya Rina sama Javier lagi, berantem terus."

"Lah lah kok malah gue yang kena?" Kata Karina tidak terima.

"Ya kan emang iya! Lo gelud mulu tiap hari. Sampe sakit telinga gue ngedengerin lo misuh-misuhin Javier mulu." Balas gue tidak mau kalah. Membuat Karina langsung kicep, serta Amira yang terkekeh.

"Udah-udah jangan berantem. Mending sekarang obatin luka lo, Tha. Terus abis itu kita ke mall. Beli kado buat Sesha, nanti malem kan dia ultah."

Oh iya, gue hampir lupa kalau salah satu teman kampus mengundang gue ke pesta ulang tahunnya yang diselenggarakan di sebuah club malam milik kakaknya.

Kita Ini Apa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang