18. katanya, dia butuh

1.7K 279 96
                                    

Mau double update? Komennya harus lebih banyak dari chapter kemarin hehehe. Bismillah tercapai!

....

Tidurnya terusik lantaran suara ponsel yang begitu menggema, mengganggu pendengarannya.

Aletha mau tak mau harus membuka matanya dan mengangkat panggilan. Sempat berdecak kesal sebelum akhirnya dia mengangkat panggilan.

Tanpa melihat siapa si pemanggil Aletha bersuara, "halo?" Sapanya, dengan suara serak. Dia baru saja tertidur dua jam lalu, setelah mengerjakan tugas yang menumpuk.

"Ini bener kak Aletha?"

Aletha mengerjap begitu mendengar suara asing di telinganya. "Iya, ini siapa?"

"Itu, gue Rima, kak. Bisa dateng ke bar nggak? Ini kak Sekala mabuk banget tapi gak ada yang urus."

Hah?

Aletha bangun dari tidurnya, duduk bersandar ke headboard dan mengucek matanya. Dia baru menyadari bahwa ini adalah nomor Sekala.

"Kenapa harus gue? Emang nggak ada temennya yang lain? Atau gak lo aja yang anterin dia." Kata Aletha, jujur saja dia sudah tidak ingin berurusan dengan Sekala, meskipun beberapa hari ini cowok itu terus saja mengejarnya.

Lagipula ini sudah jam 2, benar-benar tidak tahu waktu.

"Emm, gue udah nyoba hubungin Kak Javier sama yang lain tapi gak di angkat, sorry banget gue gak bisa anterin kak Sekala soalnya lagi kerja, kak. Dari tadi juga kak Kala nyebut nama lo mulu."

Aish sial! Lagipula si Rima ini bagaimana bisa kenal dengannya?

"Yaudah, share loc di bar mana."

"Oke kak."

....

Dengan memakai pakaian tertutup—karena memang tidak berniat untuk kesini, Aletha mencari keberadaan Sekala. Matanya menyipit begitu melihat seorang cewek berambut pendek dengan seragam bartender melambaikan tangan ke arahnya.

Dengan buru-buru Aletha menghampiri cewek itu dan mendapati Sekala yang sudah mabuk berat. Cewek itu menghela nafas pelan melihat Sekala.

"Lo yang tadi nelpon gue?" Tanyanya begitu sampai.

Cewek bernama Rima itu mengangguk. "Iya, kak."

"Oke, makasih ya Rima. Tapi jangan panggil gue kakak, panggil Aletha aja."

"Eh, itu namanya nggak sopan. Soalnya gue adek tingkat kakak di kampus."

Aletha loading sebentar. Sebelum akhirnya melotot kaget. Tangannya yang semula menarik tangan Sekala kini terlepas sehingga cowok itu kembali jatuh ke sofa.

"Lo adek tingkat gue?" Tanyanya panik.

Rima menggaruk keningnya, lalu mengangguk kaku, kaget dengan respon Aletha yang terkesan berlebihan.

"Oke, Rima. Karena lo adek tingkat gue, gue minta tolong sama lo."

"Apa, kak?"

"Jangan kasih tau siapa-siapa kalo gue pernah ke sini buat ngejemput Sekala."

"Kenapa gitu?"

Ck, pakai tanya lagi. Memangnya dia tidak tahu kalau Sekala punya anjing peliharaan yang begitu galak? Kalau tahu Aletha kesini untuk menjemput Sekala, bisa habis dia diserang Sesha.

Kita Ini Apa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang