24. Kembali terulang

4.4K 102 0
                                    

"Apa kau bodoh! Lakukan pekerjaan sebaik mungkin,sekecil kesalahan yang kau perbuat, kau bisa mempermalukan perusahaan saya, perbaiki atau kau keluar dari sini!!" Bentak Arka kepada sekretarisnya yang ceroboh,
"M--maaf tuan Arka, s--saya?"

"Lakukan dengan cepat dan jangan banyak bicara, meeting akan di lakukan lima menit lagi bodoh!!"
Sekretarisnya lalu membungkuk dan segera keluar ruangan,bekerja di perusahaan dan cabang Alvaska harus telaten, salah sedikit hancur nyawanya, tidak luput keluarga itu juga mafia.

Arka lalu memijit pangkal hidungnya dan bersender, diri nya sungguh lelah dan para karyawan juga tidak bisa bekerja dengan benar, semua nya sangat lambat,
"Hey bos ayo meeting, sabarkan otak dan hatimu" ucap Gilang tiba tiba datang dan muncul di ambang pintu.
Bangkit dengan membawa ponsel dan berjalan angkuh lalu mulai memasuki lift untuk menuju lantai tiga puluh satu.

Saat sampai di ruang meeting semuanya kini menunduk atas kedatangan putra Alvaska, Arka hanya memberikan tatapan datar dan dingin dengan mata yang mampu membunuh lawannya.
"Arka" panggil seseorang lembut dari belakang dengan lembut,
Entah dirasuki apa hati lelaki itu langsung sejuk dan menoleh ke belakang, dugaannya benar,wanita nya datang dengan penampilan yang sangat cantik,
Dres putih tulang sepaha dan tanpa lengan, rambut panjang lurus sepinggang yang bagian pinggirnya di ikat ke belakang lalu sepatu hak tinggi dan tas mahal nya,
Polesan make up sedikit namun menawan.

"Hey Baby" Arka lalu mendekat dan mengecup kening Agatha, mengusap pipi wanitanya lembut, "Aku menunggumu hm?"

"Maaf" Arka lalu menggeleng dengan tersenyum, kembali merubah tatapan tajamnya kepada para karyawan.
"Batalkan meeting hari ini, dan kau jaga matamu sialan!! Beraninya kau melirik milik Alvaska!" Bentak Arka kepada karyawan lelaki yang menatap Agatha penuh kagum.
"M--maaf tuan?"

"Cepat pergi selagi saya tidak mencokel matamu dengan pisau?"

Semuanya laku keluar tapi Gilang masih tetap diam. "Hey Agatha jaga singamu, dia sungguh menakutkan hari ini" Gilang langsung tertawa keras dan meninggalkan ruangan meeting,
Sedangkan Arka kini langsung menarik pinggang Agatha posesif untuk ke ruangannya, mendudukkan tubuh perempuan itu di pangkuannya setelah dia sudah duduk di kursi.

"Kenapa kau memakai dres ini hmm? Ingin menggodaku" ucap Arka dan meraba paha Agatha Pelan,tapi sedikit naik sampai meremas paha dalam wanitanya.
"Arka?" Rengek Agatha kesal.
Tanpa menjawab Arka langsung mengulum bibir Agatha dan melumat penuh rakus, Agatha mencoba mengimbangi pelan dan memeluk leher Arka lalu mengusap tengkuk lelaki itu nakal,

Tangannya yang tidak kenal tempat lalu meremas buah dada wanitanya dan menyingkirkan semua benda di meja kerjanya lalu menaruh Agatha agar duduk di situ,
"Jangan biarkan satu orangpun masuk ke ruangan saya" ucap Arka di telfon lalu kembali menatap Agatha penuh kabut.
"Kau membangunkan singa yang sedang tidur Baby "

Bukannya takut Agatha malah tersenyum dan menarik dasi Arka sampai lelaki itu terdorong ke depan, dengan menggoda. Agatha langsung memanggut bibir sexy arka dan melepaskan jas lalu kancing kemeja nya,
"Sialan?" Dengus Arka dan mengangkat dres Agatha sampai perut, lelaki itu langsung merobek celana dalam perempuannya dan melepaskan ikat pinggangnya sendiri dengan terburu.
"Hey bersabarlah Dad, aku siap menunggu dan melayanimu?" Goda Agatha dengan mengusap dada dan perut Arka sensual saat kancing kemeja lelaki itu sudah tandas dan menampakkan perut berotot di balik kemeja nya.

"Kau sungguh nakal Sayang, belajar dari mana hmm?"

"Ak--ahhhh" desah Agatha dengan mata terpejam saat merasakan miliknya terasa di penuhi benda keras dan cukup kuat.
"Ahh nikmathh" Arka dengan segera menggerakkan pinggulnya dengan cepat sampai membuat Agatha mendesah .
"Kau sangat nakal Baby"

Agatha langsung mendongak dengan memeluk leher Arka,
"Daddyhhh"
Arka semakin bersemangat dan bergerak kasar, tangannya lalu menarik resleting Dres agatha dan menurunkannya, melepas bra hitam dan mulai menghisap kuat.
"Ahh Arka aku mau Ahhhh"



















🌀🌀🌀

Dua sepasang manusia kini masih merasakan sensasi panas dan erangan di setiap detiknya , Agatha mengalah dengan lelaki di atasnya, setelah melakukannya di kantor dan lepas di pucuk kepuasan Arka masih memaksa Agatha agar melakukannya tanpa kenal tempat, sempat terganggu dengan ketukan pintu tapi lelaki itu sungguh tidak peduli, membiarkan karyawannya ada yang mendengar desahan mereka pun biarkan saja,Arka sungguh melupakan masalahnya dan tetap menjamah tubuh kekasihnya.

Setelah pulang dari kantor karna Arka memilih pulang lebih dulu, Agatha kini kembali di bawa kabur ke apartemen lelaki tegas ini, memilih menghabiskan kembali waktunya dengan mendesah, Agatha sungguh kuwalahan,
"Kau masih mengelak kepadaku hmm, siapa lelaki tadi sayang?" Bisik Arka namun tajam kepada Agatha, Agatha kembali menggeleng dan menatap Arka kacau,

"D--dia,tadi menolongkuhhh ahhh pelanhh"
Arka tidak peduli, dia sungguh murka saat mengingat di parkiran tadi miliknya berbincang dan saling menjabat tangan dengan lelaki lain.dikatakan posesif,Ya. Arka lebih menjadi posesif setelah Agatha pulang ke Indonesia meninggalkannya di Eropa.
"Ahh"

Desakan demi desakan dan hentakan kuat sampai menimbulkan suara cairan cintanya, Agatha menggigit bibir bawahnya dan menekuk jari jari kakinya sendiri, ikatan dasi Arka di tangannya sungguh kuat, dia tersiksa dengan kecanduan ini.
"Ahh sialan bersama Baby" ucap Arka lalu menahan pinggangnya kuat dan melepaskan nya di dalam.

"Ahhhh" desah Agatha dengan bergetar lalu membusungkan dada nya merasakan sensasi candu itu kembali menyerang di tambah rasa hangat akan sperma Arka,

"Lepash" rengek Agatha dengan menggerakkan tangannya yang masih diikat kuat, Arka lalu melepaskan ikatannya dan mencium pergelangan Agatha pelan lalu di tiup kecil, "Maaf sayang" Agatha mengangguk dengan mata merahnya,
"Kenapa hmm sakit ya"

"Arka minggir, berat" Arka memilih menurut dan menggulingkan tubuhnya ke samping, mengusap Surai rambut kekasihnya lembut dan mengusap keringat yang masih berada di kening Agatha.
"Laper," Agatha berucap kecil dengan memeluk Arka erat, lelaki itu tersenyum lalu menelfon anak buahnya untuk mengantarkan makanan ke kamar nya.

Arka AlvaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang