20. Kehidupanku dan kekuatanku

3.1K 95 0
                                    

Agatha kini sedikit terganggu saat ada seseorang yang sering mengganggunya.
"Mhh" lirihnya saat Arka bersembunyi di lehernya lalu di hisap pelan.
"Good morning Baby "
Ucap Arka saat tidak sengaja mendengar lenguhan Agatha tadi,
Bukannya menyahut Agatha kini kembali menutup matanya dan memilih bersembunyi di balik selimut, "Hey kau mengacuhkan ku?"

"Aku mengantuk?" Ucapnya serak dan mengganti posisi menjadi membelakangi Arka, lelaki itu lalu mendengus tidak terima saat dirinya terkacangi,
"Ayolah,aku ingin mengawali pagi kita dengan bahagia"
Agatha hanya menggeleng dan menyingkir dari pelukan Arka yang membuat Arka menggeram, dengan paksa lelaki itu menarik tubuh agatha dan menindihnya,
"Sungguh tidak mau hmm" serunya dan menarik laci di pinggir ranjang lalu mengeluarkan dasinya, Agatha yang mengetahui rencana Arka lalu menggeleng dengan mata berbinar seperti bayi,

Tidak peduli,Arka lalu menelfon pak Joni.
"Jangan ada yang sampai masuk ke kamar ku,dan jangan mengganggu?" Ucap Arka dan mematikan sambungannya sepihak lalu mengikat tangan Agatha di atas kepala.
"Nggak mau, Arka?"
Arka lalu mengecup bibir Agatha dan turun ke bawah, membuka paha wanitanya dan mulai berbuat nakal sampai Agatha mendesah, kembali bangkit lalu menggesek pelan,lelaki itu sungguh mempermainkan wanitanya,
"Arka mhhh?"

"Kenapa Sayang?"

Agatha menggeleng kecil, dia lalu menatap lelaki di atasnya sayu, "Capek?"
Decakan sebal keluar dari mulut Arka, dia lalu memanggut bibir wanita nya mesra dan mengucapkan kata maaf setelah berhasil membuat Agatha terjerit, pagi yang panas membuat Agatha sering menyebut namanya di setiap hentakan kuat,
Pukul delapan pagi mereka selesai,
Membiarkan wanitanya istirahat dan memeluk erat sampai terlelap,dia lalu bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi dan mengguyur tubuhnya di dinginnya air shower,
Setelah selesai dia langsung masuk ke walk in closet.

Memakai pakaian kantornya dengan rapi lalu mengecup bibir dan kening Agatha,
Lalu turun ke bawah,
"Tetap awasi Agatha,beri sarapan saat dia bangun, dan jangan suruh dirinya pergi kemanapun?" Suruh Arka kepada maid dan anak buah mafianya,

"Tuan, kedua orang tua nona Agatha bertanya kepada kita,mereka ingin membawa nona Agatha pulang?" Ucap Joni yang di beri hembusan nafas jengah oleh pewaris Alvaska,
"Beri tau mereka agar tetap tenang, Agatha akan aman bersamaku,jangan sampai ayah menyadari kehadiran Agatha di Pentahouse ini,dan kau Gilang jangan dekati Agatha dulu? Itu akan membuat mental nya kembali terganggu?"
Joni dan Gilang lalu mengangguk mengerti,

"Kita ke perusahaan sekarang,ayah sudah menunggu di sana?" Arka.










🌀🌀🌀

Arka,Joni,Gilang dan beberapa anak buah mafia yang berpakaian formal kini berjalan bersama memasuki perusahan lifegrendmode, mereka lalu menaiki lift dan memencet tombol 12 untuk datang ke ruangan ayahnya, setelah sampai Arka kini mengetuk pintu dan masuk secara bersama.

"Lama tidak berjumpa nak?" Sapanya dan memeluk tubuh putra tunggalnya,
"Iya ayah?" Balas Arka sopan,
"Pagi tuan Leo" sapa anak buah dan pak Joni, sedangkan Gilang kini hanya tersenyum dan berdiri di samping Arka setelah ayah Arka menepuk bahunya.
"Bagaimana. Apa kabar dengan keluarga Lee?"

Arka lalu tersenyum dan mengangguk,
"Sudah masuk perangkap ayah,"

"Ayah tidak salah mempercayai mu Arka,ayah harap kau tidak terjebak di dalam hati putri tunggalnya seperti saat ayah melihat fotomu mencium nya?"
Arka menggeleng kecil dengan tetap tersenyum,"Tidak ayah"

Saat mereka tengah membicarakan permasalahan tiba tiba pintu ruangannya kini terbuka dan memunculkan anak buahnya yang berlumuran darah di kepala.
"Keluarga Cakra menyerang tuan, nyonya Sora sudah aman t--tapi nona agatha terkepung di Pentahouse"
Arka yang mendengar lalu bangkit dari duduknya dengan panik,
"Tenang Arka?" Gilang.

"Tidak, kalian awasi ayah ku. Joni,Gilang kita harus segera keluar dari perusahaan?"
Arka langsung berlari dan mengeluarkan pistol yang selalu ia bawa di saku Jaz nya,
Pikirannya lalu kalut takut terjadi sesuatu kepada wanitanya, tidak boleh, Agatha harus tetap bersamanya dan menjadi miliknya sampai kapanpun,

"Menuju Pentahouse sekarang, suruh para sniper dan mafia untuk menjaga ketat,Cakra akan tetap menggugurkan lawannya sampai tuntas," perintah Arka tegas dan dingin,

Sesampainya di Pentahouse miliknya, dia lalu keluar dari mobil dan melihat jika anak buahnya sudah terkapar dan berlumuran darah, "Sialan?" Umpatnya dan berlari ke dalam rumah dengan Gilang,sedangkan Joni dan beberapa mafia kini menjaga di luar, para sniper mulai menjalankan aksinya dan berada di atap atap apartemen dan gedung untuk melumpuhkan lawan dengan tembakan.

Saat masuk ke dalam,dia kini melihat Agatha tengah di peluk oleh laki laki lain,
"Bedebahh!!" Teriak Arka menggelegar dan menendang lelaki itu sampai tubuhnya terbanting di lantai.
"Vano!!" Teriak Agatha dan mencoba bangkit, tapi tubuhnya sudah di bawa ke dekapan Arka,
"Beraninya kau menyentuh milikku sialan!!"

"Nggakk!! Vano hiks? Lepas Arka hiks?"

"Kau milikku,kenapa kau mementingkan masa lalumu Agatha!!" Agatha langsung tersentak mendengar bentakan Arka,
Tubuhnya gemetar, "Maaf Baby"
Arka langsung kembali memeluk tubuh lemas Agatha dengan hangat,

Devano Cakra Alexander

Anak dari keluarga Cakra musuh Alvaska sekaligus cinta masa lalu Agatha saat SMA,
Tapi seperti yang di bilang Agatha, dia tidak ingin menyukai Vano terlalu dalam sampai lelaki itu menghilang dan kembali datang tapi dengan tiba tiba menyerang anak buah Arka,Agatha sempat terkejut dan meringsut takut saat mendengar suara tembakan sampai vano datang dengan air mata mengalir dan memeluk nya.

"Agatha tidak mencintaimu,dia cintaku brengsekk!" Vano lalu bangkit dan menatap Arka Nyalang penuh benci,

Arka langsung menyuruh Gilang untuk memeluk Agatha dan menenangkan wanitanya, "Kau salah,dia adalah milikku tuan Devano Cakra Alexander? Bahkan dia sudah menjadi wanitaku?" Ucap Arka memberikan seringaian jahat yang membuat rahang devano mengeras.

"Sialan!!" Bentak devano lalu mengeluarkan pisau dari sakunya, Arka sudah hafal betul, dia lalu menembakkan pistolnya dan mengenai kaki kanan Vano.
"Menyerah atau kau mati di sini!!"

Dorrr

Arka kembali menembak kaki kanan sampai Vano terjatuh di lantai dan menahan rasa sakitnya, Gilang lalu menutup telinga Agatha dan mendekap kuat tubuh kecil itu,

"Lepaskan atau relakan!!"

Dorrr.

Tangan kiri vano tertembak, lelaki itu sepertinya pasrah saat melihat Agatha tengah meringkuk lemah di pelukan Gilang,
Tapi amarahnya kembali memuncak saat menatap Arka,
"Jemput ajalmu Arka!!" Teriaknya dan menusukkan pisau itu di perut Arka,

Tapi seketika hening saat tusukan itu salah sasaran, "Akhhh!!"
Arka langsung memangku tubuh Agatha yang hampir terjatuh karna melindunginya,
"Arka!!" Ucap Leo dan Sora bersamaan di ambang pintu dan melihat kejadian di mana Agatha melindungi nyawa Arka dan merelakan dirinya yang tertusuk,

"Tidak mungkin, tidak!Agatha!!"

Tangannya lalu mengusap darah yang keluar dari mulut Agatha, dan menatap pisau itu,dengan segera dia mencabut itu dari perut wanitanya dan membuka baju Agatha di bagian yang tertusuk,
"Nggak!!"

Arka semakin takut saat bagian yang tusuk sudah bewarna biru,pisau itu sudah di beri racun dan sekarang bisa membahayakan nyawa wanitanya,
"Aku tidak melakukannya!!" Vano lalu menatap tangannya penuh takut dan menatap Agatha yang terkapar,

"Kerumah sakit Arka, Agatha dalam bahaya!" Arka mengangguk mengiyakan ajakan Arka, dia lalu mengangkat tubuh wanitanya dan memasuki mobil, "Ku mohon? Bertahanlah. Jangan pergi,tetap bersamaku sampai kapanpun,jangan sekarang tuhan, "





Arka AlvaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang