26. 행복한 계획.

3.8K 94 6
                                    

Just ask for your votes and comments. Publish this story and other stories I made to your friends. Thank you to all of you.










Deru suara langkah kaki menjadikan sebagai alunan datar dengan khas tabrakan lantai menghiasi rumah besar yang bercat putih dengan foto dan lukisan sebagai hiasan di dinding.

"Kau dari mana saja nak?" Ucap Bunga dengan menatap putrinya dan masih tetap fokus menyiapkan hidangan makan malam. "Bertemu teman saja,ayah kemana?" Tanya Agatha balik dan meneguk air putih.

"Ohh putri ayah sudah pulang rupanya,Arka tadi menelfon katanya kau tidak mengabari calon suami mu itu seharian,betul seperti itu??" Ucap Reynand dengan turun dari tangga dan menatap wajah putrinya yang tengah tersenyum kikuk.

"Agatha lain kali kabari Arka,pasti dia sangat khawatir" sambung bunga dengan menarik kursi untuk Reynand.
"Iya, tadi memang Agatha sengaja meninggalkan ponsel di mobil" ucapnya menyesal.

"Kapan terakhir kali kau menghubungi Arka?" tanya bunga.

"Tadi malam saat ingin tidur"

"Baiklah sekarang kau mandi lalu turun ke bawah untuk makan malam dan hubungi Arka" suruh bunga yang di angguki putrinya. Wanita itu langsung sedikit berlari naik tangga dan masuk ke dalam kamar untuk bersiap dan membersihkah badan.

"Apakah dia akan marah" gumamnya dengan menatap cermin di kamar mandi dan menyentuh bekas kemerahan di bagian perut dan pinggang serta dada hasil karya Arka malam itu. Dengan cepat dia menepis pikirannya dan segera membilas diri lalu keluar kamar dengan menggunakan kaos milik sang lelaki yang berstatus calon suaminya. Dirinya bahkan sering memakai kaos milik Arka yang di tinggal di lemarinya karna lebih nyaman dipakai.

Di saat dirinya menuruni tangga dan berpijak di lantai dasar seketika matanya membulat saat melihat Arka sudah duduk dengan pakaian kantor lengkap.hanya saja dasi nya sedikit longgar dengan lengan kemeja di gulung awur berantakan serta jas terslampir di punggung kursi.

"Agatha kemari, buat apa kau melamun di situ?" Ucap bunga yang langsung menyita perhatian Arka. Agatha meneguk ludahnya dengan menunduk saat melihat aura gelap terpancar di mata lelaki nya. Dirinya sungguh dalam kesulitan sekarang.

"Ayo di tambah lauknya" bunga langsung menambahkan potongan dada ayam dan sayuran di piring Arka yang di hadiahi senyuman dari sang lelaki. Bahkan dalam keadaan marah Arka masih memaksakan untuk tersenyum.

Agatha lalu sedikit mencondongkan tubuhnya untuk mengambil tumis sayuran yang berada di depan Arka namun tangannya tidak sampai.  Sampai tangannya di cekal kuat dan di tatap oleh mata elang calon suaminya.
"Minta tolong lah jika kesusahan Sayang"
Titahnya dan mengambilkan lauk untuk Agatha.

--------

"Maaf" ucapnya yang entah keberapa kali atau puluhan kali tapi masih tetap di diami sang empu. Bahkan Arka seperti tidak menyadari kehadirannya karna sedari tadi berdiam dengan menatap ke arah luar balkon kamarnya.

"Arka maaf"

"Aku..aku hanya tidak ingin kau selalu mengawasi gerak gerik ku tadi,aku hanya bertemu dengan temanku, maaf" Agatha langsung memeluk tubuh sang pria dengan tetap merapalkan kata maaf. Dia tau di sini dia yang salah tapi dirinya sungguh tidak bisa jika di diami Arka seperti ini.

"Lalu mau mu apa? Kau ingin aku tidak memperhatikanmu kembali? Jika itu maumu batalkan pernikahan kita sekarang"

Seperti gemuruh petir. Hatinya mendadak membeku menjadi dingin saat lelaki nya berucap seperti itu. "Nggak! Maaf" ucapnya dengan menangis dan mengeratkan pelukannya sampai Arka tersenyum.
Mempermainkan gadis nakalnya rernyata sangat mudah. Dirinya langsung berbalik dan memegang pundak Agatha lalu menghapus air mata kekasihnya.

"Jangan lakukan kesalahan yang sama hm"

"Kau tidak marah?" Tanya dengan mendongak.

"Memberikan hukuman kecil untukmu tidak masalah kan?" Arka.

"Kau menipuku!!" Ucapnya keras dengan Tangis semakin kencang.
"Heyy I'm just annoyed with you, so shut up and don't cry" bisiknya dengan memeluk Agatha hangat dengan usapan di punggung. Agatha pun membalas pelukan hangatnya dan memukuli pinggang sang lelaki, dirinya di buat panik sendiri.

"yes yes, it's late I have to go home dear "

"Tidak ingin menginap??" Tanya agatha dan kembali mengeratkan pelukannya.
"Apa baik jika aku menginap di rumahmu??" Tanya Arka balik dengan menunduk.

"Tapi kau sungguh ingin pulang?" Lesunya dengan menggerakkan jari telunjuknya di dada Arka yang bidang. Dia lalu mendongak dan menatap mohon agar Arka menginap saja untuk malam ini.
"Ini sudah larut, I don't want anything bad to happen on the way home " Agatha.

Arka lalu mengangguk dan mencium kening wanitanya lembut lalu turun ke hidung dan mengecup bibir Agatha pelan.
Di kecup dua kali sampai yang terakhir sedikit di hisap lalu berubah menjadi lumatan dengan tangan kekar sang lelaki menarik pinggang dan tengkuk wanitanya agar semakin mendekat dan merapat dengannya.

Agatha spontan meremat kerah kemeja Arka dan menyentuh sisi rahang kanan tegas itu saat pinggang nya di usap.

Cecapan terdengar lembut dan mesra tidak penuh nafsu sampai di buyarkan oleh ketukan pintu yang membuat mereka terdiam dan langsung melepaskan pangutannya.

Dua sejoli itu langsung menoleh dan mendapati bunga tengah tersenyum dengan menatap putri dan calon menantunya.
"Ekhemm, Arka tidak waktunya kau membuat cucu untuk kami" ucapnya yang membuat Arka salah tingkah.

"Mama ngapain?" Kesal Agatha.

"Ini sudah larut. Biarkan Arka menginap dan ini selimut tambahan"
Agatha langsung mengernyit bingung. Buat apa bunga membawa selimut lagi jika selimutnya masih bersih.

"Untuk apa?" Agatha.

"Untuk Arka. Arka tidak boleh tidur satu atap denganmu, sekarang Arka bersihkan badan dulu" suruh bunga.

"Tapi ada masalah kah ma?" Agatha.

"Kalian belom sah secara agama dan hukum, jangan berbuat aneh aneh" titah bunga dan pergi keluar. Arka langsung tersenyum simpul mendengarnya.
Tidak berbuat aneh aneh bagaimana lagi. Agatha bahkan sudah menjadi candu tubuhnya. Bahkan para bibit unggul nya tengah saling berlomba.

"Kau akan tidur di mana?" Tanya Agatha.

"Di ruang tamu saja,aku akan mengambil laptop di mobil dan melanjutkan pekerjaan kembali" Arka.

"Ini sudah larut, kau harus tidur"

Arka langsung tersenyum dan mengecup bibir Agatha sekilas lalu berjalan ke arah kamar mandi. Perkataan Agatha yang menyuruhnya tidur karna sudah larut tidak pernah berubah sampai Arka hafal.










Arka AlvaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang