6. Terbayang

4.9K 173 10
                                    

Saat berada di mobil mereka hanya diam, sedangkan Arka selalu melirik ke samping lebih tepatnya ke arah leher jenjang Agatha yang terekspos, kenapa dia bisa membuat tanda kepemilikan di sana, bagaimana jika gadis cantik itu tau dan menyadari lalu dia akan di tendang dari rumah mewah itu dan di pecat,

Sampai rumah keadaan di antara mereka masih sunyi, Agatha terlihat kikuk dengan Arka yang terlihat salah tingkah,
"Selamat malam nona semoga tidur anda nyenyak" Arka lalu membukakan pintu kamar Agatha dan kembali menutupnya saat gadis itu sudah masuk, dia juga ikut masuk ke kamarnya sendiri dan membilas tubuhnya sampai bersih, bayang bayang bibir dan leher harum parfum rose itu membuat jiwanya gila,

Bibir yang melumat kasar dan leher halus tadi, Arka semakin frustasi dan memilih memakai celananya lalu duduk di balkon, mengeluarkan rokok dari bungkusnya dan mengapit di kedua bibir lalu menghidupkan pemantik dan membakar pucuk rokok itu,

Beda dengan Agatha yang sudah siap dengan piama nya dan saat dia sedang duduk di meja rias untuk mengoleskan toner ke wajahnya dia kini melihat sesuatu yang berbeda, dia lalu mengangkat rambut panjangnya dan menatap tidak percaya saat melihat lehernya ada bekas merah bahkan sedikit ungu, ada tiga bagian,
"Ahh bodyguard ku memang kurang ajar,!"
Agatha lalu berjalan kesal dan membuka pintu Arka secara kasar, dilihatnya kini lelaki itu tengah berada di balkon dengan kepulan asap, "Apa sopan merokok di dalam rumah" ucap nya sampai Arka terkejut,

"Nona  Agatha"
Arka dengan cepat membuang rokok nya di tempat sampah tak lupa menekan ujungnya di asbak terlebih dulu,
"Nona belum tidur, ini sudah sangat larut"

Bukannya menjawab Agatha malahan mendekati Arka dengan mata tajamnya,
"Kenapa kau membuat bercak merah di leherku tuan Arka" ucapnya dan memperlihatkan leher itu, Arka meneguk salivanya susah payah, tidak bayangan itu kembali muncul, tahan dirimu Arka kau bisa, "apa kau bodoh? Bagaimana menghilangkan bekas ini?" Gerutu Agatha.

"M--mungkin 4 atau 5 hari sudah m--menghilang nona" cicitnya,

"Apa!!" Teriaknya dan berkacak pinggang, dia lalu memilih duduk di kursi balkon itu dan mengatur nafasnya, "duduklah" suruh Agatha yang di angguki Arka,
"Kenapa kau selalu tidak membawa baju"
Agatha memilih bersedekap dada dan menghembuskan nafas, "saya lebih nyaman seperti ini saat ingin tidur nona, tunggu sebentar saya akan me--"

"Tidak perlu," larangnya yang di patuhi Arka, penglihatan Agatha lalu jatuh di bungkus rokok itu, tangannya lalu mengambil rokok dan pemantik api milik bodyguard nya, "Nona? Nona tidak boleh merokok" larang Arka dan mengambil rokok itu dari tangan Agatha paksa,
"Kenapa, apa masalah jika perempuan merokok sedangkan kau juga bisa" sindirnya.

Arka memilih diam dan membuang rokok nya di tempat sampah beserta korek.
"Aku harus menghilangkan bekas ciuman mu tuan Arka" ucap nya jengah dan bangkit berdiri ingin pergi, tapi tiba tiba tangannya di genggam erat oleh Arka,
Lelaki itu lalu bangkit dan menarik Agatha masuk dan mengunci jendela balkon.
"Saya akan menghilangkan itu nona"

"Benarkah, katamu harus menunggu beberapa hari, tapi ke--?"

"Saya bisa nona" ucapnya meyakinkan dan mendorong tubuh Agatha ke dinding,
Mata gadis itu membulat, nafasnya tercekat saat lelaki di depannya mulai memeluk pinggang ramping itu dan mendekatkan bibirnya, "K--kau--?"

"Sstt?" Arka menatap Agatha dalam sampai gadis itu terasa dominan dan menatap bibir Arka tiba tiba, astaga otakmu dasar,
Arka kembali memajukan bibirnya dan memanggut bibir Agatha lembut tanpa paksaan,  saat dia ingin memberontak tangannya sudah di tahan dan di kalungkan di leher tubuh terbentuk Arka,
Ciumannya turun ke area leher dan Arka kembali menyesap di bagian yang sama sampai Agatha mendesis kecil dan meremat surat Arka pelan,

"Saya tidak suka tanda saya nona hapus atau nona tutupi dengan make up atau apapun itu, nona Agatha milik saya"
Bisik Arka dan menjilat daun telinga Agatha  sampai gadis itu memejam karna geli,
Tangan besar tiba tiba mulai meraba tubuh ramping itu dan masuk  ke dalam piama yang ia kenakan, mengangkat sampai atas dan memperlihatkan bra hitam dengan memperlihatkan buah dada yang kenyal yang menghiasi nya,
Arka lalu mengecup bibir Agatha dan membawa gadis itu keranjangnya,

"Mhhh" kepala Agatha semakin pening saat merasakan lidah Arka menyapu perutnya, dia ingin menolak tapi tubuh nya menerima, persetanan memang Agatha terlihat sangat sayu di bawah Arka sekarang, bodyguard nya yang pendiam dan terlihat seperti lelaki tanpa nafsu kini berubah menjadi singa kelaparan,

"Apa nona mengizinkan saya" ucapnya yang di angguki Agatha pelan, Arka tersenyum miring dan melepaskan pengait bra milik majikannya, melihat buah dada Agatha penuh nafsu dan mengecupnya lalu memilin puting satunya, sedangkan di bagian lain Arka menghisap nya kuat dan mempermainkan dengan lidah, menggigit, menarik, dan menghisap layaknya bayi,
"Ahh Arka"

Saat tangan nakal Arka bergerak ke bawah Agatha menahannya dan menggeleng, arka mengerti jika Agatha belom siap dan masih ada rasa ragu, "Ahh Arka"
"Kenapa nona hmm"

"Gajimu kupotong k--kembali bodoh?"

Arka terkekeh dan kembali menghisap buah dada itu,  "besok pak Joni akan pergi ke Korea, jadi saya yang akan menjaga nona Agatha secara ketat" bisik Arka nakal dan mengecup pelipis Agatha,
"Kenapa kau melakukan ini padaku dan sangat berani" tanya Agatha penasaran.

"Nona tidak perlu tau," ucapnya dan memanggut bibir Agatha kembali,
Terdapat sebuah kebahagiaan muncul di diri Arka saat sudah menjadikan Agatha milik nya walaupun belum sempurna tapi dia akan membuat gadis ini menjadi miliknya,
"Cukup!" Sela Agatha dan memakai bh nya lagi lalu beranjak dari ranjang Arka,
"Kenapa, nona ingin kemana"

"A--aku, bukan urusanmu?" Agatha lalu membuka pintu tapi tiba tiba tubuhnya tertarik dan di peluk erat dari belakang,
"Saya merindukan nona" bisiknya.
"Apa maksudmu" Agatha.

"Apa kurang jelas, saya merindukan nona dan saya ingin nona menjadi milik saya seutuhnya?" Agatha terpaku, dia lalu melepaskan pelukan Arka dan membalik tubuhnya.
"Kau--?"

"I love you baby" bisiknya dan kembali memanggut bibir Agatha mesra,
Jantung Agatha berdetak dua kali lebih cepat, apa, ohh sialan apa itu,






















Kringggg kringggg kringggg...

Arka terkejut dengan suara alarm itu, dia lalu menatap ke arah samping, kosong, ahh dia bermimpi yang tidak tidak tentang majikan cantiknya, "bodoh? Apa yang kau pikirkan Arka otakmu menjadi mesum saat berdektan dengannya"

Arka AlvaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang