19. Sehari sebelum terjadi

3.5K 115 0
                                    

Dua belas hari kemudian....


Lelaki yang sedari tadi hanya duduk dan menatap laptop kini mendengus bahkan mengumpat beberapa kali untuk kekesalannya, dia lalu menelfon Gilang dan pak Joni agar datang ke ruangan,
Setelah menunggu keduanya kini mereka datang dan langsung membungkuk,
"Awasi The Dark Company? Mereka sepertinya sudah memasukkan rencana untuk mengambil kealihan kita?" Ucap nya dingin dengan menatap Gilang dan pak Joni tajam, "dan awasi mansion milik orang tuaku, beri beberapa pengawal dan anak buah untuk menjaga di setiap sudutnya, untuk Pentahouse beri penjagaan yang ketat untuk menjaga Agatha, "

"Baik tuan" ucap Joni dan langsung berlari keluar ruangan, sedangkan Gilang kini menghampiri Arka dan menatap sepupunya kalut, "The Dark sudah merencanakan, kau harus bisa melindungi Agatha, Arka? Terlebih ayahmu. bisa saja dia tidak menyutujui kau memiliki hubungan dengan Agatha?" Arka semakin menahan emosinya, dia lalu menelfon beberapa anak buah mafia nya untuk menyiapkan beberapa sniper agar dia bisa menyelamatkan Alvaska.

"Ayah mu pasti akan menentang hubungan kalian?"

"Lalu apa yang harus ku lakukan Gilang,aku mencintainya dan aku tidak ingin kehilangannya? Dia kekuatanku bahkan kelemahan untukku dalam satu kata?"

"Dia adalah kekuatanmu, kau pasti bisa,lakukan ini Arka kau pasti bisa melakukannya?" Arka langsung menatap Gilang dengan tatapan bingung,
"Apa maksudmu?"


















🌀🌀🌀











"Sedang apa hmm?" Ucap nya mengejutkan Agatha karna lelaki itu langsung memeluknya dari belakang dan mengecup belakang telinganya.
Agatha hanya menggeleng dan menunjukkan liontin pemberian Sora ibu Arka, "Sangat cantik? Kenapa tidak memakainya?"

"Aku ingin menyimpannya saja,"
Tapi Arka menggeleng dan mengambil liontin yang memiliki simbol sayap,
"Kau harus memakainya karna kau milikku," bisiknya nakal dan mengecup bibir Agatha mesra,
Saat Arka hendak melumat Agatha melarangnya, dia lalu menatap Arka dalam dengan mata indahnya, "Kenapa"
"Aku lapar" lirihnya yang di kekehi Arka,
"Baiklah ayo kita makan malam?"
Ucap nya dan membawa wanita itu untuk turun dan makan malam, Agatha sempat melihat sekitar karna ini baru pertama kalinya dia turun dan keluar kamar,

"Hai cantik?" Sapa Gilang dan mengusap rambut Agatha lembut, Agatha lalu menunduk dan sedikit menyingkir, dia tidak mau melihat Gilang, bahkan pak Joni, dia masih tidak terima atas kejadian itu,
"Jaga ucapanmu Gilang?" Tegas Arka dan mendorong Gilang agar sedikit menjauh,
"Astaga, aku hanya ingin meminta maaf, Agatha tolong maafkan aku?" Ucapnya memohon yang di dehami agatha,
"Dehamnya bukan berarti permintaan maafmu di terima, menyingkirlah dia ingin makan malam?"

Gilang langsung memasang wajah melas dan menjauh, memilih duduk di sofa dan menonton tv, setelah selesai menikmati makan malamnya, Arka kini memberikan kecupan lembut di kening Agatha dan menyuruh nya untuk tidur,
"Sudah malam, naiklah ke atas untuk tidur,aku akan menyusul?" Ucapnya yang di angguki Agatha pelan,kaki nya lalu melangkah dan kembali menaiki tangga,

"Jaga perilaku dan jangan memunculkan wajahmu di depan Agatha, dia masih tahap penyembuhan?mentalnya bisa saja terganggu kembali?" Ucap Arka dingin dan berjalan menaiki tangga meninggalkan Gilang yang merutuki nya,
Tangannya lalu memutar kenop pintu dan melihat Agatha tengah duduk di sisi ranjang dan melihat foto di bingkai kecil,

"Kenapa kau melihat fotoku jika aku berada di depanmu Baby "
Agatha bersemu seketika, dia lalu menggeleng dengan tersenyum yang membuat Arka gemas, lelaki itu langsung merebahkan tubuh Agatha dan menindihnya, "Sudah lama bukan, apa kau tidak merindukanku hmm,Aku sangat merindukanmu?" Bisiknya dan menjilat sisi leher Agatha dengan lidah sedikit kasar itu,
Perempuan itu langsung menatap Arka sayu dan mengecup bibir Arka sampai sebuah senyuman terbit di bibirnya.
"Kau mengizinkanku?" Tanya nya yang di angguki Agatha pelan.

Tanpa banyak bicara, Arka langsung melahap bibir manis milik wanitanya dan melepaskan piama Agatha, dia tidak ingin memperlambat semuanya, Arka sungguh terlihat menahan gairah berlebihan.
Agatha bahkan tidak sadar jika keduanya sudah sama sama tanpa busana,
Tubuhnya langsung merasa geli dan dengan tidak sengaja dia tertawa karna Arka mengendus di lehernya,
"Nghh" kepalanya lalu di miringkan agar Arka tidak mengendus di bagian yang sama, Arka lalu tersenyum dan mencium pipi Agatha mesra "Apa kau menyukainya?"

"Mhh g--geli Arka, ak--Ahh"
Agatha sungguh tidak bisa menahan desahannya saat Arka terus menggesekan pejantannya, mulutnya lalu turun dan menghisap buah dada Agatha,melahap dengan rakus dan mengusap pinggang ramping wanitanya, "Nghh Arka?"
Arka lalu kembali menggesekkan dan dengan pelan mendorong miliknya agar kembali terlahap di tubuh Agatha.
"Nghhhh?" Desah dan erang keduanya saat penyatuan tercipta.

Agatha sungguh terbuai dengan sentuhan lelaki ini dan melupakan sakitnya, hanya kata nikmat dan candu yang menguasai dirinya kali ini, gerakan kecil tercipta sampai membuat Agatha mendesah lembut, "Sudah selesai datang bulan hmm" tanya Arka di selingi desahan dan hentakan di bawah sana.
"He'em?" Agatha lalu merengek dengan manja dan menjambak Surai Arka pelan,kepalanya mendongak merasakan Arka tidak berbuat kasar dan hanya di selingi kelembutan.

Agatha lalu meremat sprai saat lelaki di atasnya semakin memperdalam gerakan sampai menyentuh titik sensitifnya,
"Ahhh Arka Nghh?"

"Ahh fuck?" Gerakan semakin tercipta, Arka kembali menambah tempo pergerakan dan menghisap buah dada Agatha ,
"Arka, aku??"

"Keluarkan Sayang? Ahhh?"
Sesuai perintah, Agatha langsung melepaskannya terlebih dulu dan langsung memeluk leher Arka yang masih bergerak mencari kepuasan, lelaki di atasnya sungguh sangat tampan, rambut hitam legam alami yang kini sedikit basah oleh keringat dan sering merapalkan namanya dalam desahan berat dan hentakan,
"Ahhh shhh, shit?"
Agatha semakin mencakar leher Arka saat merasakan hentakan tambah cepat yang membuatnya hampir kuwalahan, sepertinya lelaki ini hampir sampai,

"Kau menjepitnya Baby "
Agatha langsung melepaskannya kembali,
Arka semakin mudah mencari kepuasan sekarang, Agatha merengek kecil karna cairannya tertahan oleh hentakan Arka, ini membuatnya frustasi, "Ahh Arka Mhh pelanhh?"

"Huhhhh? Aku keluar?"

Agatha yang mendengar lalu sedikit lega karna pangkal pahanya sedikit ngilu menahan hentakan kuat sang lelaki,
Tangannya lalu menahan pinggul Arka agar melepaskan pejantannya dan keluar di luar karna ini masa suburnya, tapi Arka langsung menyentak kuat dan menahan pinggul nya kuat dan melepaskan spermanya di dalam, sangat banyak sampai membuat Agatha merasakan hangat di rahim dan perutnya, "Ahhh?"
Arka lalu merobohkan diri nya di samping Agatha, mengecup kening lalu bibir.

Saat telinganya mendengar suara langkah kaki, dia lalu menarik selimut dan menarik tubuh Agatha agar bersembunyi di dada bidangnya.

Ceklekk

"Arka kau di----Wowww ck,ck,ck, baiklah sepertinya aku mengganggu kalian?" Ucap Gilang dengan senyum saat melihat Arka dan agatha tertutupi selimut dengan Agatha memilih bersembunyi di balik dada Arka, pikiran Gilang semakin kuat saat melihat baju mereka jatuh di lantai,
"Kerja bagus sepupu!!" Gilang lalu menutup pintu yang membuat Arka tersenyum dan langsung mencium kening Agatha.















Flashback

"Apa maksudmu?
Tanya Arka dengan menatap Gilang,
"Buat darah dagingmu di rahim Agatha,kau harus membuat Agatha hamil? Karna dengan itu keluarga kalian akan mendapatkan seorang cucu pewaris Alvaska dan Lee, itu akan membuat perdamaian, orang tua mana yang menolak kehadiran seorang cucu,terlebih darah daging Arka Alvaska Dirgantara?"




Arka AlvaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang