13. Beranggapan.

4.8K 114 0
                                    

Agatha kini terbangun dari tidurnya saat merasakan sesuatu yang aneh,
Membuka mata pelan dan ternyata dia kini berhadapan langsung dengan dada bidang Arka, pantas saja dia merasakan sesuatu seperti menghalangi tidurnya jadi tubuh bodyguard nya ternyata, dia lalu mendongak dan menatap lelaki itu yang masih terlelap damai, Agatha menatapnya lekat,bagaimana bisa dia menyukai sentuhan Arka dan tadi malam dia menampung benih lelaki itu, beruntung dia sedang dalam masa tidak subur nya.

Saat hendak bangkit, pinggangnya kini kembali di tahan dan di tarik lebih dekat,
Agatha langsung tidak menghembuskan nafas saat lelaki itu menunduk dan memilih bersembunyi di perpotongan leher dan dada nya.
Sepertinya Arka sangat kelelahan, tapi pukul sembilan nanti dia harus pergi dan sekarang masih pukul tujuh, masih ada waktu untuk mereka bersantai dengan Arka yang mengurungnya,

"Arka bangun" ucapnya dan menepuk lengan telanjang kekar itu, tapi yang di tunggu tak kunjung menyahuti, dia lalu mencoba bergerak dan melepaskan diri tapi suara berat dengan serak khas bangun tidur kini mengejutkannya "Nona jangan bergerak,saya tidak bisa menahan nya yang bergesekan dengan kewanitaan nona"
Seketika Agatha melotot, jadi itu pejantan Arka, "Eumm..aku he---?" Ucapan Agatha terpotong saat ponselnya berbunyi, dia langsung menariknya dari nakas dan mencabut charger nya,
"Nona, bisa kita sedikit berolahraga, dia meronta ingin di puaskan" bisik Arka parau,

"Tidak, ak--Akhh" pekik Agatha dan menahan dada bidang lelaki itu yang seenak hati kembali menerobos miliknya dengan posisi menyamping,
"Ahh nona sangat sempit" Arka lalu mengubah posisi menjadi menindih Agatha dan kembali bergerak secara halus tanpa kasar, "A--arka,Mhh"

"Angkat nona, itu mungkin urusan penting"

"Tidak, kau ahh, berhenti Arka"

Tidak menuruti perintah, Arka langsung menghisap buah dada itu dengan lembut, pagi ini dia ingin klimaks sedikit lama dengan wanita yang tengah ia nikmati tubuhnya,Agatha langsung menggeser ikon hijau dan menerima panggilan dari bunga bunda nya sendiri,

"Agatha?kenapa kau sangat lama"

"M--maaf bunda, ada apa?" Agatha langsung menjauhkan ponselnya dan menahan dada Arka kembali saat lelaki itu sedikit cepat, "Ahh nona" desah Arka di telinga kanannya dengan dominan sampai Agatha bergidik.

"Bunda akan pulang hari ini, jaga dirimu baik baik, ayahmu mungkin membutuhkan waktu untuk tidak mendiami dirimu"

"Ya bunda, tidak apa apa aku mengerhhhh"

"Agatha kau kenapa nak?"

"Tidak Bun, sudah ya aku tergesa karna aku telat,"

"Baiklah, makan dengan teratur ya?"

"Tentu Bun"

Agatha langsung melepaskan ponselnya dan memeluk leher Arka dengan erat,
Menikmati sentuhan Arka dan membusungkan dadanya, "Nona meminta saya menghisap itu" goda Arka nakal yang di angguki Agatha lemah, seringaian jahat keluar dari mulut Arka dan langsung melahap putih itu rakus, Agatha langsung menahan kepala Arka dan membiarkan lelaki itu menghisapnya dengan kuat,
"Ohh aku ingin keluar"

"Bersama nona"

"Ahhhhhh?"
Desah mereka berdua dan mengatur nafasnya dengan lega, Arka kembali merobohkan dirinya dan bersembunyi di celuk leher Agatha, menghirup kuat dan menghembuskan sampai perempuan itu merinding.


















🌀🌀🌀

"Nona Agatha terima kasih karna menerima dan kembali bekerja sama dengan perusahaan kami" ucap lelaki yang berumur lima puluh tahun, Agatha langsung tersenyum lebar dan membungkuk kecil, "Sama sama saya juga dengan ringan menerima kerja sama kontrak ini"

"Nona bisa istirahat, pemotretan anda membuat kami puas"

"Terima kasih" Agatha langsung duduk di kursi dan mengambil ponselnya, sejenak dia berfikir dan menatap sekitar mencari bodyguard nya yang tadi menghilang tiba tiba, dia langsung memencet ikon telfon dan menempelkan ponsel tipis itu di telinga, hanya jawaban operator, kenapa lelaki itu tidak mengaktifkan ponselnya.

Dia lalu bangkit berdiri dan mencari keberadaan Arka yang menghilang, berjalan pelan dan menikmati suasana gedung itu, sangat megah.
Sampai saat dia melewati lobi dia kini di hadapi dengan dua lelaki, Agatha langsung melirik di kartu nama identitas yang terkalung di leher mereka,
Karyawan ternyata.
Saat dirinya mencoba bersikap acuh dan berputar balik tangannya kini di tarik kasar sampai Agatha meringis.
"Hai cantik, sepertinya kau orang asing"

"Tidak urusan anda, dan tolong jaga sikapmu karyawan,saya bisa melaporkan kalian di CEO pemimpin ini?"

"Siapa kau, wanita lemah,benarkah?" Ejeknya dan menyentuh dagu Agatha,
"Jangan mencoba kurang aja atau saya--?"

"Hey pakaianmu terlalu mencolok hanya memberi sebagian saja tid---?"

"Jangan menyentuh milik saya!" Tekan dan tegas Arka dengan bengis, dia lalu menarik pinggang Agatha dan membawa perempuan itu kepelukannya, "Pergi selagi saya bisa menahannya sialan"
Agatha langsung meremat Jaz Arka saat mendengar nada lelaki itu terlihat sangat kejam, dia lalu menoleh ke samping dan melihat dua pria tadi sudah pergi menghilang, "Arka--?"
"Sebentar nona" Arka langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetik suatu pesan kepada seseorang, saat dia melirik lelaki itu langsung mematikan ponselnya dan memasukkan ke dalam saku.

"Maaf," lirih Agatha dengan menunduk karna takut jika Arka menganggapnya tidak sopan karna sudah melirik hak privasi di ponsel itu, "Nona tidak apa apa"
Agatha kembali mengangguk kecil dan melepaskan dekapan Arka,
"Terima kasih"

"Tutup dengan Jaz saya, tubuh nona bisa di lirik laki laki lain?" Ucapnya terdengar jengah yang membuat Agatha menahan senyum, dia dengan lancang menatap Arka curiga, "Why,kau kenapa seperti jengah"

"Bukan maksud jengah tapi kasihan tubuh nona di lirik lelaki lain?"

"Kasihan atau kasihan, kau yang menyentuh tubuhku bahkan melukaiku dengan teriakan sensitif, dan kau dengan rasa tidak bersalah malahan mengucapkan kata terima kasih dari pada minta maaf setelah membuatku terkapar , apa itu sopan tuan Arka" bukannya menjawab lelaki di hadapannya kembali tersenyum tipis dan mengajak Agatha menaiki lift,
"Nona harus segera kembali" titahnya mengalihkan pembicaraan,

"Ck, kau sangat membosankan"

"Apa saya sungguh membosankan, menurut saya? Saya orang yang tidak membosankan"

"Hey kau itu..astaga kahmmpp--?"
Agatha memukul dada Arka kuat saat dengan tiba tiba bibirnya di tabrak dengan kasar, melumat dalam dan tersirat kenakalan dan kemauan,
"Emhhhpp"

Menghimpit, mendorong, lalu meremas sesuatu di balik baju terbuka Agatha,
Tangannya lalu turun mengusap paha milik perempuan itu dan meraba paha dalamnya, "Mhh"
"Apa saya terlihat membosankan jika seperti ini, bahkan nona menikmati sentuhan saya"

Bukannya menjawab Agatha langsung memeluk leher Arka dan menatap Arka sayu, kembali menutup mata dan memaut bibir bodyguard nya, dirinya selalu meminta lebih jika bersama Arka,
Melumat dan menghisap dengan lembut sampai pintu lift terbuka dan munculah beberapa manusia,
Saat Agatha ingin melepaskan panggutannya, Arka tambah menghimpit tubuh itu dan memeluk tubuh Agatha,
Membawa gadis itu dalam pelukannya dan memilih membelakangi para orang yang tengah kikuk melihat mereka berdua.

Agatha langsung turun menyentuh dada Arka dan mengusap sensual sedangkan tangan kiri ia gunakan untuk menyapu leher Arka lembut, melupakan apapun itu dan menikmati dunia mereka berdua






Arka AlvaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang