12

1K 168 62
                                    

Happy Reading



Yedam tidak mengantar Asahi pulang, namun ia mengajaknya jalan-jalan ke Namsan Tower.

"Sahi, lo gapapa?" tanya Yedam sembari menatap Asahi yang duduk di sebelahnya.

"Kok Jaehyuk gitu sih?" tanya Asahi dengan suara yang parau.

Yedam hanya diam. Ia sedikit berpikir saat ini.

"Kenapa lo nangis?" tanya Yedam pelan.

"Y-ya... Junkyu kan pacar Haruto, terus Doyoung..." Asahi menunduk. Ia tidak melanjutkan ucapannya. Yedam menghembuskan napasnya.

"Apa lo suka sama Jaehyuk?" tanya Yedam pada Asahi. Asahi membolakan matanya.

"G-gak lah, ngapain gue suka sama Jaehyuk," ujar Asahi.

"Terus kenapa lo nangis?"

Asahi terdiam mendengar pertanyaan Yedam. Ia juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mengapa dirinya menangis?

"Ini, sakit kan?" tanya Yedam sembari menyentuh dadanya. Yedam pun sedikit tersenyum.

"Itu artinya lo cemburu," sahut Yedam.

"Apa sih, gue gak cemburu!" pekik Asahi.
Yedam hanya terdiam dan tersenyum.

"Tapi, kenapa Jaehyuk kaya gitu?" tanya Asahi pada Yedam.

"Hm, entah," jawab Yedam.

Sudah 5 menit berselang sejak percakapan terakhir mereka. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Yedam, pulang aja yuk," ajak Asahi. Yedam hanya menuruti permintaan Asahi. Ia tidak ingin membuat Asahi semakin bingung.

Mereka berdua pun pergi meninggalkan taman dan menuju ke halte bus. Hanya memerlukan 15 menit, sampailah mereka di halte bus.

Saat di bus pun keduanya tidak berbincang-bincang. Mungkin Asahi terlalu lelah memikirkan semua yang terjadi, dan Yedam sibuk memikirkan perasaan Asahi.

Beberapa menit kemudian, mereka turun dari bus dan pergi ke rumah masing-masing. Tetapi Yedam bersikeras ingin mengantar Asahi. Jadilah Asahi diantar pulang oleh Yedam.

"Yedam," panggil Asahi sembari menunduk.

"Hm?" sahut Yedam sembari tetap memandang ke arah depan.

"Makasih buat semuanya," jawab Asahi. Yedam hanya tertawa kecil.

"Gue gak ngapa-ngapain kok," balas Yedam.

"Maaf kalo gue selalu ngerepotin lo."

Yedam pun menggeleng mendengar pernyataan Asahi.

"Gue seneng bantu lo," ujar Yedam.

"Gue juga seneng karena lo orang yang selalu bantu gue," ucap Asahi sembari tersenyum.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah Asahi.

"Gue pulang ya, kalo ada apa-apa kabarin aja," kata Yedam, dan Asahi hanya mengangguk.

"Bye," ujar Yedam sembari melambaikan tangannya. Kemudian ia bergegas untuk pulang ke rumahnya.

Asahi pun masuk ke rumahnya. Namun di depan pintunya terdapat sneakers berwarna putih.

"Winwin hyung kesini?" gumamnya. Persetan dengan sepatu itu, Asahi memilih masuk ke dalam rumah, kemudian ia pun merebahkan dirinya di sofa.

DEPRESSED [JAESAHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang