16

1K 159 61
                                    

Happy Reading



"Hai Dam!" pekik Asahi yang baru saja masuk ke sekolah. Yedam hanya tersenyum tipis sembari memandang Asahi.

"Kemarin katanya lo sakit perut, sekarang masih sakit?" tanya Asahi.

"Gak kok, udah baikan," bohong Yedam. Mereka pun berjalan sampai di depan kelas.

"Kayanya lo seneng banget," ujar Yedam sembari melihat ujung sepatunya. Asahi hanya tersenyum manis.

"Hehe, gue udah baikan sama Jaehyuk," jawab Asahi. Kalian tahu bukan bagaimana perasaan Yedam? :')

"Gausah dibilang kali, makin nyesek gue tuh," batin Yedam.

Mereka pun duduk di kursi masing-masing. Namun beberapa menit kemudian, Yedam menghampiri Asahi.

"Sahi,"

"Hm?"

"Pulang sekolah, jalan yuk," ajak Yedam. Asahi terlihat menimang-nimang.

"Hm, boleh deh," jawab Asahi, sementara itu Yedam hanya tersenyum. Ia merasakan sedikit harapan dalam dirinya.

"Tapi ajak Jaehyuk juga ya," ujar Asahi. Seketika semangat Yedam yang sebesar biji durian hancur seketika.

"Gue pengen berdua aja sama lo," ucap Yedam secara terus terang. Ia sebenarnya tidak terlalu sanggup untuk menahan lagi, tapi ia juga tahu kedudukannya. Dia tidak bisa mengekang Asahi, memangnya dia siapa?

Asahi tampak sedikit berpikir. Menurutnya akan lebih seru jika Jaehyuk ikut bersamanya.

"Yaudah deh," jawab Asahi. Yedam hanya mengangguk dan duduk di sebelah Asahi.

Beberapa menit kemudian, Jaehyuk pun masuk ke dalam kelas.

"Jaehyuk!" pekik Asahi sembari melambaikan tangannya kepada Jaehyuk.

"Hai," balas Jaehyuk. Awalnya ia tersenyum, tetapi setelah melihat Yedam di sebelah Asahi, senyumnya agak memudar.

Jaehyuk meletakkan tasnya, kemudian ia pergi ke tempat Asahi.

"Udah sembuh?" tanya Asahi kepada Jaehyuk.

"Udahlah, kalo gue sakit, gue gak bakal sekolah," ujar Jaehyuk sembari tertawa kecil, Asahi hanya terkekeh mendengar jawaban Jaehyuk.

Yedam? Ah jangan ditanya, perasaannya terasa semakin memburuk.

"Lo gapapa Dam? Kemarin katanya lo sembelit," ujar Jaehyuk kepada Yedam.

Yedam hanya bisa mengumpat dalam hatinya.

"Sempet-sempetnya anjir ngomongin sembelit," ujarnya dalam hati.

"Gapapa," balas Yedam singkat.

Saat ini posisinya Yedam duduk di sebelah Asahi dan Jaehyuk duduk di depan Asahi.

"Sahi, nanti sibuk gak?" tanya Jaehyuk. Namun suaranya agak ia pelankan. Sebelum Asahi menjawab, Yedam terlebih dahulu menjawab pertanyaan Jaehyuk.

"Nanti Asahi jalan sama gue," ujar Yedam sembari meletakkan tangannya di belakang punggung Asahi. Seperti merangkul.

Jaehyuk hanya menatap Yedam datar, sedangkan Asahi menatap Yedam dengan tatapan sedikit bingung.

"Maunya tadi ngajak lo, tapi Yedam..." ucapan Asahi di potong oleh Yedam.

"Bentar kok, lagian hari ini doang," ucap Yedam sembari merangkul bahu sempit milik Asahi. Kali ini Yedam benar-benar merangkul Asahi.

Asahi hanya memandang Yedam dengan tatapan penuh tanda tanya. Jaehyuk hanya terpaku melihat semua itu.

DEPRESSED [JAESAHI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang