Para santri hening mendengarkan kajian subuh. Sebagian ada yang serius mendengarkan kajian, tetapi tak sedikit juga yang tertunduk menyelami alam mimpi.
" Zam, aku duluan ya, kebelet banget." seru Azzam pada Hamzah lalu berlari terbirit-birit. Hamzah berjalam sendiri menuju kamarnya.
" Hamzah dan Azzam nanti ikut rapat lagi ya, Abah udah lihat rekaman CCTVnya semalam. Nanti akan ada polisinya juga." ucap Abah seusai mengisi kajian pagi setelah memanggilnya.
" Oo baik Bah, insya Allah nanti kami datang." jawab Hamzah sopan.
___________" Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh," Abah membuka rapat yang dihadiri dua orang polisi dan beberapa asatidz dan pengurus juga Hamzah dan Azzam.
" Jadi begini Pak Polisi, kami menemukan beberapa petunjuk baru Pak. Termasuk ini, jam tangan milik Rizal dan rekaman CCTV." jelas Abah pada kedua polisi itu.
" Bisa kami saksikan rekaman CCTVnya Bah?" tanya salah satu Polisi itu.
" Mari kita saksikan bersama-sama Pak," ajak Abah.
Rekaman CCTV itu diputar, para hadirin konsentrasi menyaksikan rekaman itu dengan seksama. Terlihat Mas Rizal membuang sampah di gerbang belakang. Kemudian, ia mengusap peluh yang membasahi pelipisnya, lalu menuju keran cuci tangan. Melepaskan jam tangannya dan menaruhnya tepat dimana Hamzah menemukannya. Lalu, terlihat Rere berjalan menghampiri Rizal dengan merubah ekspresinya dari senyum smirk dan jahat menjadi wajah memelas. Rere berjalan mendekati Rizal lalu memanggilnya sedikit mendesah. Rizal nampak kaget dengan panggilan Rere, ia nampak melontarkan beberapa pertanyaan. Setelah beberapa saat, Rere mendekatkan tubuhnya ke arah Rizal, spontan Rizal melangkah mundur. Terus mundur hingga mentok di tembok gerbang. Rizal nampak mengusir Rere dari hadapannya, terlihat dari gerakan mengusir dari tangannya. Namun, Rere semakin mendekat lalu dengan sengaja membuka kancing bajunya, lalu menegakkan tubuh Rizal, memasukkan sesuatu di sakunya lalu menjatuhkan tubuh Rizal diatas tubuhnya dan berteriak mendesah dan menangis. Rizal nampak bingung dengan apa yang terjadi. Hingga para pengurus datang membawa mereka berdua.
Para anggota rapat terlihat kesal dengan kelakuan Rere. Kemudian Hamzah dan Azzam dimintai keterangan mengenai Rizal dan Rere sejauh pengetahuan mereka. Mereka menjawab apa adanya tanpa sedikit pun mengada-ada.
" Baik setelah mendengarkan beberapa pernyataan akan kami pertimbangkan, untuk masalah narkoba nanti akan kami adakan tes urine. Jika hasilnya positif saudara Rizal akan kami rehabilitasi, tetapi jika tidak, akan kami usahakan bebas." jelas polisi setelah mendengarkan beberapa keterangan.
" Baik Pak, ditunggu kabar baiknya. Saya yakin Rizal bebas dari narkoba karena dia merupakan santri yang berprestasi, agamanya mantap dan budi pekertinya luhur. Jadi, sedikit kemungkinan berperilaku buruk Pak," jelas Abah pada Polisi itu.
"Baik Bah, kami usahakan untuk yang terbaik. Kita sama-sama berdoa semoga dilancarkan segalanya oleh Allah SWT." jawab polisi.
" Amiinn" jawab kami serentak.
" Kalau begitu kami izin pamit, Assalamualaikum." pamit salah satu polisi.
" Iya hati-hati di jalan, Pak." pesan Abah.
" Waalaikumsalam warahmatullah Wabarakatuh." jawab kami serentak._____________
Setelah menunggu selama dua hari, kedua polisi itu memberi kabar baik. Bahwa Mas Rizal dinyatakan bebas dan boleh kembali ke Pondok. Sedangkan Rere terjerat kasus pendistribuasian narkoba dan minuman keras.
" Mas Rizal...!!" teriak Hamzah dan Azzam bersamaan menyambut kedatangan mas Rizal.
Mereka berpelukan melepas rindu beberapa hari tak berjumpa. Meski hanya beberapa hari, Hamzah dan Azzam merasa ada yang kurang tanpa kehadiran Mas Rizal. Mungkin, karena persahabatan mereka yeng erat sehingga tanpa sadar menyatukan hati mereka secara tidak langsung.
" Aku rindu banget sama kalian." ucap Mas Rizal masih berpelukan.
" Kita juga Mas, walaupun kalo baremg kita sering berantem. Mas Rizal pergi gak ada kawan berantem aku." ucap Azzam disahuti kekehan oleh Mas Rizal.
" Disana gak ada temen, kaya kalian, apalagi aku masuk jeruji dengan mantan perampok yang garang dan jangan lupa cewek ular itu." jelas Mas Rizal menceritakan kejadiaan beberapa hari yang lalu.
" Tapi kan cantik sih Mas, seksi lagi." ceplos Azzam menggoda Mas Rizal.
" Emang cantik, seksi, tapi lebih baik ditutupi, gak diumbar-umbar bikin aku geli aja, hiiiiiiiiii." jawab Mas Rizal merinding.
" Hahahhahaahahahah" Hamzah dan Azzam tertawa mendengarkan cerita Rizal.
Mereka masih tertawa mendengaran Mas Rizal bercerita mengenai Rere itu. Cerita itu terputus saat pintu terketuk. Azzam segera membukanya, " Nyari siapa?"
" Mas Hamzah dipanggil Abah." katanya menyampaikan pesan.
Hamzah yang mendengarkannya, " Oo iya, kesana sekarang."
" Pamit dulu ya, Assalamualaikum." pamit Hamzah lalu pergi.
Sepanjang perjalanan, terdengar respon tentang kabar mengenai kepulangan Mas Rizal. Bahkan ada beberapa yang menghakimi Rere. Hamzah berlalu begutu saja tanpa mau menjelaskan, karena keadaan hatinya juga kurang baik akan bertemu Abah.
Sesampainya didepan pintu, Abah langsung mempersilahkan masuk, sebelum Hamzah mengucapkan salam.
" Zah, tolong buatkan minum untuk tamu Abah sebentar lagi akan datang." perintah Abah.
" Oo iya baik Bah." jawab Hamzah.
Hamzah segera pergi ke dapur membuatkan minum sesuai perintah Abah. Tiba-tiba ia perutnya melilit dan mengharuskannya pergi ke toilet. Namun, bagaimana dengan minumannya? Biasanya ada kucing nakal yang membuat berantakan dan merusak dapur.
" Aduhh sakit banget lagi." keluh Hamzah. Terlihat Alwi sedang bermain didekat dapur. Hamzah segera menghampirinya.
" Alwi titip minumannya benta ya, Mas Hamzah mau ke WC dulu." ucap Hamzah yang diangguki Alwi. Setelahnya ia langsung berlari menuju WC.Hallo guyss...
Updatenya telat yaa..
Hehehe maaf ada urusan dulu tadi heheheheh...Happy reading
Barakallah fiikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of My Life
Teen FictionHamzah ingin mempelajari dan mendalami ilmu agama. Namun, kondisi ekomoni keluarganya yang kurang dan rumah tangga yang berantakan menghalangi keinginan Hamzah. Hamzah merantau meninggalkan tanah kelahirannya demi mewujudkan cita-citanya. Apakah Ham...