23 pertandingan

43.6K 5.1K 516
                                    

Para siswa siswi aditama Kini mengurungkan niatnya untuk pulang lebih awal. Mereka lebih tertarik dengan pertandingan basket antara ivanka melawan ana sang pemimpin basket putri. Di pinggir lapangan sudah ramai oleh penonton yang ingin menyaksikan pertandingan tersebut. Bahkan kabar itu telah sampai ke telinga semua anggota alister dan argasa. Mereka yg melihat ivanka sedang bersiap di sisi lapangan pun menghampirinya. Termasuk sahabat ivanka yg setia memberi dukungan.

“Dek lo seriusan mau tanding ama tu cabe? Dia itu ketua basket tim putri lo dek” tanya yose khawatir

Ivanka yg sedang melakukan pemanasan langsung menoleh ke arah yose. Dapat ia lihat kekhawatiran yg terpancar jelas pada wajahnya yg datar. Seketika hatinya menghangat mendapat perlakuan tersebut. “Serius.. udah percaya sama gw" balasnya santai

“Kalau kamu nanti kalah gimana?” tanya jordan yg sedari tadi khawatir

“gampang ngalahin dia mah.... gw main sambil nyukur bulu ketek juga bakal menang” jawab ivanka cuek

Arsen yg melihat itu jengah. Adiknya yg satu ini memang memiliki kepercayaan yg tinggi. “Ntar kalo kalah, kamu bisa di keluarin dari sekolah dan abang gak mau itu terjadi” ujar arsen menasehati

Ivanka yg mendengar itu tersenyum miring. Bukankah saat ini dia terlalu diremehkan batinnya bertanya. “jangan panggil gw miss perfect kalo gw gak bisa ngalahin itu cabe" balasnya sombong

“batalkan pertandingan ini”

Ivanka menoleh ke asal suara dan menghembuskan nafas lelah. Ayolah, dia cukup jengah mendengar bacotan para abangnya dan sekarang akar dari permasalahan ini juga memberi bersuara.

“Gak bisa..”

“aku terkesan melihat perjuanganmu untuk mendapatkanku” bisik bara dengan suara bassnya.

“Heh... Jangan geer lo... Ini tentang harga diri gw.. Gak ada sangkut pautnya sama lo” sewot ivanka memalingkan wajahnya

Ivanka memandang lurus ke depan. Dapat ia lihat ana yg baru saja memasuki lapangan dengan baju ketatnya. Ivanka yg melihat itu melotot tak percaya.

“wuih gilak bemper sama lampu tembaknya sob... gw yg cewek aja insecure” ucap ivanka kagum

“Bemper apaan coba? Mana ada mobil disini” tanya deeva penasaran

“Bemper is tail montok” ucap ivanka menjelaskan

Allahu akbar....

Rip english....

“kalo lampu tembak?” tanya arsen yg kini juga ikut penasaran

“lampu tembak is buah gantung” ucap ivanka menunjukkan cengirannya.

Pletakk....

“sakit anjim... kenapa lo jitak gw sih” umpat kesal ivanka mengusap dahinya pelan

“ada debu... biar bersih” ketus arsen jengah

Ivanka kembali memandang ke depan. Bersiap karna sebentar lagi pertandingan akan segera di mulai. Ia memandang jengah ana yg kini tengah menebar pesona kepada kaum adam sambil berlari kecil mengelilingi lapangan. Dengan laknatnya ivanka bersorak yg membuat ana menahan malunya.

“Ana... harga susu naik turun naik turun” sorak ivanka bernyanyi.

“Anjim bar bar banget adek gw” gumam lirih cavan

“Bangsat.... beraninya dia mempermalukan gw di depan bara” batin ana mengumpat

“bisa bisanya gw suka sama cewek modelan ivanka” ujar bara terkekeh yg di beri anggukan semangat oleh arzan

Ivanka mencepol rambutnya asal. Suasana makin riuh ketika kaum adam melihat leher jenjang putih ivanka dihiasi beberapa tatto temporer yg membuatnya terkesan semakin sexy.

“Sial.. Kau semakin liar baby.. Akan ku beri kau sedikit hukuman... karna apa yg ada dalam dirimu adalah milikku” batin seseorang geram

“Oh shit... Gw bener bener gak suka pemandangan ini” batin bara kesal mengepalkan tangannya

“Terlalu terbuka” kesal arzan

Ivanka dan ana saling berhadapan. Ia memandang remeh ivanka yg kini tengah menatapnya. “Mending lo nyerah.. kasian bokap lo yg malu punya anak kayak lo” ejek ana

“Bokap lo lebih malu punya anak cabe murahan kayak lo” sindir ivanka membuat ana menahan amarahnya

“Siap??” Tanya wasit yg di balas anggukan oleh ivanka dan ana.

Bola dilempar ke atas dengan cekatan ana menggapai dan memasukkannya ke dalam ring. Saat ini skor dipimpin oleh ana. Ivanka masih santai selama perlombaan. Bahkan ia masih sempat berdada ria dengan para fansnya. Ana yg melihat itu tersenyum miring. Baginya, mengalahkan ivanka adalah hal yg mudah.

Di tengah permainan ana mulai kehabisan tenaga. Ivanka langsung mengambil kesempatan dan memimpin permainan. Ivanka berhasil memasukkan bola dari jauh sehingga membuat pekikan histeris dari fans alaynya. Skor kini 20:13 yang di menangkan oleh ivanka.

Ivanka harga mati

Ivanka rahim gue anget...

Lo mana ada rahim bego..

“Anjir fans ivanka alay nya sampe ke nadi” ujar bagas bergidik ngeri

Wasit membunyikan peluitnya tanda permainan berakhir. Ana yg merasa kesal langsung mendorong tubuh ivanka kasar. “lo curang... lo sengaja mempermainkan gw” bentak ana

Para sahabat dan abangnya yg melihat itu menggeram marah. Bagi mereka, ana sudah keterlaluan. “lo kalo kalah terima dong... jangan main kasar” sinis deeva membantu ivanka berdiri

“mending lo pergi” ujar dingin bara

“Ta-tapi bar... gw begini karna ini semua demi lo.. gw suka sama lo bar” balas ana gugup

“pergi.. itu bukan kemauan gw.. jangan sampai gw bersikap kasar” ucap bara yg membuat ana menurutinya





Happy reading...



Transmigrasi Miss Perfect (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang