33 menghilang

33.5K 3.9K 240
                                    

Kafeel tengah sibuk dengan telepon genggamnya. Sudah puluhan kali ia mencoba menghubungi ivanka tapi selalu tidak aktif. Satu sekolah sudah ia cari tapi ivanka tak kunjung di temukan. Seperti di telan bumi ivanka kali ini benar benar menghilang. Kini kekhawatiran tengah menyelimuti dirinya. Ia takut gadisnya berada dalam bahaya.

“Gw tunggu kalian di kantin.. ivanka hilang” ucap kafeel memutus sambungan sepihak sambil mengusap kasar wajahnya.

Tak lama ia menunggu, semua orang berlari menghampiri dirinya. Dapat ia lihat raut kekhawatiran dari wajah bara, arzan dan juga yg lain. Bahkan ia tak tau harus merasa senang atau cemburu karena gadisnya terlalu di cintai semua orang.

“maksud lo apa ngomong kayak gitu? Jelas jelas tadi ivanka sama lo” desak arsen.

“Cuma pas jam istirahat.. setelah itu gw ke gudang belakang” jawab kafeel singkat.

“lo udah coba hubungin handphonenya” tanya bara mencoba untuk tenang.

“kalo gw bisa dengan mudah cari dia.. gw gak akan ngumpulin kalian.. gw dah keliling sekolah tapi ivanka gak ketemu.. sekarang kita mencar.. kali aja ada suatu tempat yg belum gw periksa” jawab kafeel mencari jalan keluar.

Mereka membagi tugas, berpencar mencari ivanka di setiap sudut sekolah. Tak ingin satu titik pun ada yg terlewat. Berharap ivanka gadis yg mereka sayangi segera bertemu.

“Gimana??  Ketemu??” Tanya bara yg di balas gelengan oleh yg lainnya.

“di depan Gw liat motornya masih ada” ucap arzan mengacak rambutnya frustasi.

Arsen kini terdiam. Memikirkan segala kemungkinan yg terjadi. Satu jam yg lalu ia bertemu dengan adiknya. Bahkan ivanka juga sudah berjanji menyusulnya nanti ke gudang belakang sekolah. “tadi ivanka janjian bakal ketemuan sama gw di gudang belakang buat nyamperin laras.. tapi sebelum itu dia harus ke ruang osis dulu buat nganter berkas” ucapnya mengingat segala kejadian yg terjadi.

“Devan anjing...”Teriak jordan dan langsung pergi meninggalkan yg lainnya.

Mereka semua berlari mengikuti jordan yg telah dulu tiba di ruangan osis. Mereka membelalakkan mata saat melihat ruangan osis yg kini seperti kapal pecah. Begitu pun dengan devan yg keadaannya juga sangat berantakan. Jordan kembali menghajar devan. Mereka yg menonton seperti tak ingin memisahkan.

Bugh...

“Dimana ivanka” teriak jordan

Bugh...

“Dimana lo sembunyiin adek gw” ucapnya murka

Devan berdiri dari duduknya. Sekuat tenaga membalas pukulan yg di layangkan jordan untuknya.

Bugh...

“Gw gak akan nyakitin cewek yg gw suka bangsat” ucap devan berteriak

Teriakan devan membuat kafeel menatapnya tajam. Cavan yg tersadar akan tontonan yg kini beralih adu bacot mencoba untuk menengahi. Dirinya sangat malas jika harus menonton perbacotan seseorang. “devan dari tadi sama gw.. kalian semua pada kenapa sih” ucapnya mencoba bertanya.

“ivanka hilang”

Jawaban singkat dari mulut arsen sontak membuat cavan membelalakkan matanya. “jangan bercanda lo bang” ucapnya tak percaya.

“sejak kapan gw selalu bercanda jika menyangkut masalah adek”

Sedangkan disisi lain...

Gadis itu tengah berbaring di atas ranjang yg megah dengan posisi tangan terikat. Matanya masih setia terpejam seperti enggan terbuka. Suara bising yg terdengar di luar kamarnya membuatnya mau tak mau harus membuka matanya.

Pintu pun terbuka. Ivanka yg masih setengah sadar mencoba untuk melihat sosok yg tengah berdiri di depan pintu. Betapa terkejutnya dia saat tau sosok yg sangat ia kenali kini menampilkan seringainya. Ia tak pernah menduga jika lelaki inilah yg selama ini selalu menerornya.

“Apa tidurmu nyenyak?” tanya lelaki itu seraya tersenyum.

Ivanka hanya diam tak menjawab. Enggan menjawab pertanyaan yg di lontarkan lelaki tersebut. Merasa tak ada jawaban, lelaki tersebut menggeram marah dan berjalan menghampiri ivanka. “bukankah sangat tidak sopan jika seseorang bertanya tetapi kau tak menjawab” ucapnya kesal.

“lo gila.. lo gak sebaik yg gw kira.. kenapa lo lakuin ini ke gw.. salah gw apa” bentak ivanka

Lelaki itu mengelus wajah ivanka yg membuat sang empu memalingkan wajahnya. “Kau tak pernah salah sayang.. sudah menjadi sebuah takdir jika kau harus hidup bersamaku” balasnya singkat.

“Lepas in tangan gw” bentak ivanka

Lelaki itu terkekeh pelan. Baginya, sangat lucu melihat ivanka yg kini terlihat seperti seekor singa yg sangat marah. “Apa sekarang kau mencoba untuk membodohiku honey.. Aku tau kau menguasai seni bisa bela diri.. Jika ku lepaskan, kau mungkin akan memberontak.. dan itu sangat merepotkan” ucapnya dingin.

“kenapa ini semua harus terjadi sama gw” gumam ivanka lirih yg masih terdengar oleh lelaki itu

“Kau sendiri yang meminta sayang.. Semenjak kau menolongku aku sudah bersumpah untuk membuat mu menjadi milikku.. seharusnya kau sangat senang akan hal itu” balas lelaki tersebut

Whoaa... Jarang jarang ni gw ketemu cowok psyco.. Rasanya deg deg an anjim.. hp gw mana lagi.. pengen muter lagu red velvet gw” batin ivanka berteriak

Lelaki itu duduk di ranjang tepat di samping ivanka. Mengelus rambut wanitanya dengan sayang, membuat ivanka menatapnya tajam. “Dan kau tau? karna kecelakaan sialan itu kau jadi melupakanku.. Sepertinya aku benar benar harus membunuh keluargamu” lanjutnya yg kini memainkan anak rambut ivanka

“Gw udah salah nuduh orang” gumam ivanka pelan

Lelaki itu tertawa kencang. Ia merasa menang karna telah berhasil mempermainkan ivanka. “Bahkan kau berpikir semua ini ulah devan.. nyatanya kau salah.. bukankah tadi kau sempat menjerit meminta pertolongan padanya.. untung saja dia tak mendengarnya” ujarnya sedikit tertawa.

“Lo ngasih inisialnya D kutil ketek.. mana tau gw kalo itu elo ghali sialan” ucap ivanka kesal.

Ghali mengelus pelan pipi ivanka. Matanya tertuju pada bibirnya. Seperti magnet, ibu jarinya kini mengusap bibir ivanka dengan lembut. “ Kau lupa sayang... Kau memanggilku daniyal dulu.. itu panggilan spesialmu untukku.. tapi semenjak kecelakaan itu kau berubah .. tak pernah memanggilku dengan nama itu lagi" ucapnya lembut.

“Kenapa gw lupa nama tengah cowok ini ada inisial D” batin ivanka sesal

“Singkirin tangan lo ghali” bentak ivanka

Ghali berdiri dari duduknya. Merasa kesal dengan perlakuan ivanka yg sangat kasar padanya. Padahal biasanya wanita itu tak pernah seperti ini. “Nama ku memang ghali daniyal radeya.. tapi kau harus memanggilku daniyal sayang.. karna memang itu panggilan sayangmu untukku.. dan jangan pernah kau bersikap kasar dan membentakku ivanka.. atau aku akan melenyapkan semua orang yg kau cintai” ucap ghali penuh penekanan dan pergi meninggalkan ruangan ivanka.





Happy reading...
Sedang mencoba up setiap hari 🤧

Transmigrasi Miss Perfect (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang