34 keraguan

33.2K 3.8K 235
                                    

SMA ADYTAMA’S

Kafeel sedari tadi nampak gelisah. Begitu juga dengan yg lainnya. Entah mengapa sekarang pikiran mereka terasa buntu. Arsen dan cavan hanya bisa berdoa dalam hati agar tak terjadi sesuatu yg buruk terhadap adiknya. Mereka belum siap jika harus berpisah untuk kedua kalinya dengan adiknya itu.

“Apa gak ada sesuatu yg bisa kita lakukan untuk menyelamatkan ivanka” kesal arsen mengusap wajahnya kasar.

Jordan sedari tadi terus memukul kepalanya tiada henti. Merutuki semua kebodohan yg ia lakukan terhadap ivanka. Andai ia lebih mempercayai adiknya, andai ia tak pernah meninggalkan adiknya, maka semua ini mungkin tak akan pernah terjadi ungkapnya dalam hati. “gak guna.. gw gak bisa jaga ivanka” gumamnya lirih.

“Stop nyakitin diri lo.. meskipun tu kepala lepas dari leher lo juga ivanka gak bakal balik” bentak yose.

“nyebut woy.. tu mulut enteng amat” decak bagas.

“gw kesel gas.. kita Cuma duduk diem disini.. adek gw ilang.. bukannya di cari malah nyakitin diri sendiri.. disini bukan Cuma lo yg salah.. gw juga.. bahkan gw belum ngasih tau orang tua gw yg sekarang lagi di luar negri” balas yose.

Semua orang terdiam. Apa yg di ucapkan yose memang benar. Sedari tadi mereka memang tidak melakukan apa apa. Bara memandang kafeel dengan datar. Sungguh ia sangat pusing melihat kafeel yg sedari tadi tak mau diam. “ lo hacker kan.. lo pasti tau di mana keberadaan ivanka” ucapnya heran.

Kafeel menghentikan langkahnya. “andai gw bisa.. pasti sekarang kita udah nemuin ivanka.. bahkan gw ngelacak lewat nomornya aja gak bisa” ucapnya mengacak rambut frustrasi.

“satu satunya cara Cuma gelang itu” gumam kafeel memandang lurus ke depan.

“maksud lo apa” tanya arsen.

“gelang yg di pakai dia itu gw yg ngasih”

Ucapan yg keluar dari mulut kafeel berhasil membuat arsen dan cavan berdiri dari duduknya. Arsen berjalan mendekati kafeel. Berharap rasa penasarannya akan terbayar. “berarti elo....” tanyanya gugup.

“iya.. itu gw” jawab kafeel singkat yg mengerti arah pembicaraan arsen.

Bugh...

Bugh...

Plakk...

Krekk...

“brengsek.. ini semua karna lo” teriak arsen masih memukulinya.

Kafeel hanya diam. Tak membalas semua pukulan dari arsen yg ia terima. Ia tau semua itu memang kesalahannya. “lo pikir hanya gw.. sahabat lo devan juga” ujar kafeel menyeka darah yg berada di sudut bibirnya.

Perkelahian kembali tak terelakkan. Kali ini cavan yg memukuli devan. Semua orang hanya diam enggan memisahkan. Mereka bahkan tak tau akar permasalahan dari kemarahan Kakak beradik itu. Karna biasanya arsen dan cavan selalu ramah dan suka bercanda terhadap satu sama lain.

“Gw gak tau apa masalah kalian.. tapi di sini posisinya adek gw ilang.. kalo lo semua Cuma bisa ribut doang mending lo pergi” ucap jordan penuh penekanan yg membuat mereka menghentikan aksinya.

“Denger lo berdua.. ini semua belum selesai” ketus arsen.

Arzan mengalihkan pembicaraan. Berharap suasana akan sedikit mencair. “gelang apa yg lo maksud? Apa hubungannya dengan keberadaan ivanka” tanyanya penasaran.

Kafeel mencoba untuk duduk. Sesekali merintih akibat pukulan arsen yg lumayan kuat. “di gelang itu ada satu tombol.. kalau nyala gw bisa lacak dan kita akan tau dimana keberadaan ivanka.. terakhir gw liat gelang itu masih berfungsi.. gw gak tau kenapa tiba tiba gelang itu sama sekali gak bisa di lacak” jawabnya lesu.

“canggih juga ya ghal..” celetuk bagas

Merasa tak ada jawaban, bagas menoleh ke samping. Ia terkejut akan menghilangnya ghali yg secara tiba tiba. “lah.. si ghali mana?” ucap bagas heran yg membuat semua orang memandang ke arahnya.

🖋🖋🖋🖋🖋🖋

Sedari tadi ivanka selalu mengoceh tak jelas. Bahkan dia masih saja menggombali ghali, berharap ghali akan melepaskannya. Namun gagal, usahanya seperti sia sia . Bukannya melepaskannya, ghali hanya tersenyum tak jelas. “Ghal... Lepasin gw dong.. ketek gw pegel anjir” ucapnya merengek.

“daniyal” ucap galih penuh penegasan.

Ivanka menghela napas pasrah. Menurutnya Sangat sulit bernegosiasi dengan ghali saat ini. “Gak bisa.. lidah gw keseleo akibat bertabrakan sama gigi.. kalo lo lepasin gw besok di sekolah gw beli in teh sisri deh” ucapnya mencoba menawar.

Ghali yg mendengar itu hanya tersenyum. Dimatanya ivanka saat ini sangat menggemaskan. “sekarang  kau akan resmi menjadi milikku ivanka” batinnya senang.

“Ghal...”

“Hm...”

Ivanka memandang lurus ke depan. Menatap jendela di depannya dengan pandangan kosong. “apa lo sesuka itu dengan ivanka?” tanyanya singkat.

Ghali terdiam. Bibirnya seperti tertutup rapat seolah tak ingin di gerakkan. Ivanka yg menyadari keterdiaman ghali tertawa pelan. Bukankah saat ini ia di hadapkan dalam permainan sia sia ungkapnya dalam hati. “kenapa lo diam? Lo ragu dengan perasaan diri sendiri? Dan... bagaimana jika di hadapan lo yg sekarang bukan ivanka yg asli?” ucapnya tersenyum miring.

Deg...





Happy reading...


Transmigrasi Miss Perfect (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang