26 calon ke lima

40.2K 4.8K 168
                                    

Saat ini ivanka sedang berjalan menyusuri koridor sekolah. Ia memang sengaja datang pagi untuk mengindari para ngengat yg akan mengganggu harinya. Ivanka berjalan dengan santai sesekali tersenyum membalas sapaan orang yang menyapanya. “Untung gw pinter makanya dateng pagi.. Biasanya kan anak bad suka dateng agak telat..” gumamnya  sambil berjalan menuju kantin.

“Hai ivanka..” sapa siswa yg tengah duduk di koridor

“hai juga sayang” balas ivanka sambil terus berjalan ke kantin

Ivanka berdiri di ambang pintu kantin. Menelusuri keadaan kantin yg terbilang masih sepi. Ia menghembuskan nafas lega saat tau orang yg ia hindari tak menunjukkan batang burungngya. Baru saja ia melangkahkan kakinya, ada seorang pemuda yg kembali menyapanya.

“hai honey..” sapa lelaki yg tengah duduk bersama teman temannya.

“hai by...” balas ivanka mengedipkan mata sebelah.

Ivanka melanjutkan langkahnya dan duduk di salah satu bangku kosong. Ia mengambil nafas dalam mengatur segala pernafasannya. “mang.. pesen susu sapi gantungnya satu.. sama nasi goreng telor masa depan” toa ivanka tak tau malu.

“siap neng”

Ivanka mengeluarkan telepon genggam dari sakunya dan memainkan game salon kesukaannya. Ivanka memang unggul dalam segala hal, tapi jika berurusan dengan game online maka dia akan kalah. Tak lama makanan yg di pesan ivanka pun datang. Panggilan dari seorang siswa membuat ivanka kembali menoleh.

“Ivanka...” sapa lelaki tadi yg membuat ivanka menaikkan satu alisnya.

“Pantesan sekarang mendung..”

“lah emang kenapa?” tanya ivanka tak mengerti.

“Soalnya hujan berharap bisa ngehilangin kecantikanmu yg kelewat batas” jawab lelaki tersebut tersenyum ramah.

Garing anjir..

Lo belum liat pawangnya njir..

Ivanka yg mendengar itu pun tersenyum. Sangat menyenangkan baginya jika harus melawan titisan anaconda tersebut. “Yah padahal gw suka hujan” balas ivanka sendu.

“Kenapa?”

“Karena kamu seperti hujan yang mampu membuat aku selalu jatuh cinta dengan derasnya” jawab ivanka mengedipkan matanya genit.

EKHEMMM...

Deheman seseorang berhasil mengejutkan ivanka. Ivanka menyengir kuda saat tahu ketiga lelaki yg sedang ia hindari kini berada tepat di belakangnya. “nah loh.. kayak lagi kegebrek satpol pp kan gw” batinnya tertawa.

Kafeel berjalan dengan datar menghampiri meja ivanka. “Bagus.. udah di tungguin di depan rumah berharap bisa berangkat bareng.. taunya malah sibuk godain cowok lain” ujar kafeel sambil meminum minuman ivanka untuk menghilangkan kekesalannya.

“Gimana udah dapet calon ke lima?” tanya bara yg kini ikut duduk di sampingnya sambil memakan makanan yg di pesan ivanka.

“telor masa depan gw” batin ivanka menjerit

“Oh.. cowok yg di sana calonnya?” tanya arzan menatap tajam sekelompok lelaki yg menggoda ivanka

“Kenapa Gw di intrograsi kayak izin mau melakukan poliandri” batin ivanka lirih.

Ivanka mengatur nafasnya menghilangkan segala kegugupannya. Menampilkan muka polosnya seperti tak ada yg pernah terjadi. “kalian udah nyampe di sini.. di tungguin dari tadi juga” ucapnya santai.

“tamatan S3 bersilat lidah master pengelesan ya neng” sinis kafeel.

Ivanka yg mendengar itu hanya menyengir. Menatap kafeel dengan wajah memelasnya. “Ni cowok kalo pada marah serem anjir macam psyco.. Kan gak lucu gw digebukin tiga geng besar” batin ivanka meringis

Ivanka menatap kafeel yg kini tengah menunjukkan muka masamnya. “Jangan ngambek dong” ucap ivanka sambil menoel pipi kafeel pelan.

“karna lo kaki gw berdarah tau” lanjut ivanka menatap garang kafeel

“lah kok gw?”

“tadi pagi gw lupa ngiket tali sepatu terus gw lari larian di koridor.. gw lupa karena terlalu sibuk ngiket hati gw ke lo.. maka dari itu lo jangan pergi dari sisi gw.. karna gw tanpa lo berantakan” ucap ivanka memandang lekat kafeel.

“KUA di dekat sini ada gak sih” batin kafeel gemas.

“Masih ada orang disini” sinis arzan

“Zan.. Ntar sepulang sekolah kita--..” Ucap ivanka terpotong arzan

“Kita belum sah yang.. jangan paksa gw.. gw masih suci” ucap arzan memeluk erat tubuhnya.

Pletak...

Bugh...

“Sakit bangsat...” Umpat arzan

“di geng gw terima jasa pembersihan otak.. lo mau Satu? Gw kasih gratis” ujar bara tersenyum ramah yg di balas gelengan ribut oleh arzan.

Ivanka beralih menatap bara yg kini tengah memasang wajah dinginnya. Berhadapan dengan bara seperti ajang uji nyali bagi ivanka. “Bar.. Lo marah ya?” tanyanya berani.

Bara hanya diam. Tak menanggapi ucapan ivanka. Ivanka tau di antara mereka bertiga baralah yg paling sulit di luluhkan hatinya. Keunggulan yg di miliki bara adalah memiliki mulut setajam pisau. Hanya dengan tutur kata, mampu membuat orang yg mendengarnya sakit hati.

“Bar.. lo tau? Ada tiga hal yg gw sukai.. Pertama matahari yg selalu menyinari bumi.. Kedua bulan yg muncul ketika malam.. Ketiga lo yg muncul dihati gw selamanya” goda ivanka Yg membuat bara tak bergeming.

Ivanka menatap bara cemberut. Menghadapi manusia yg satu ini harus memiliki ekstra sabar. “bagi semua orang menunggu itu membosankan.. tapi enggak buat gw.. karna menunggu lo ngebuka hati untuk gw adalah sebuah kepastian yg akan gw dapatkan” lanjut ivanka menatap bara dalam.

Bara pun mengangkat kedua sudut bibirnya yg membuat ia tersenyum lebar. Setiap kalimat yg keluar dari mulut ivanka selalu berhasil membuat ia berdebar. Ivanka mampu membuat dirinya merasa spesial. Bara yg tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya mengelus rambut ivanka dengan sayang.

“Anjir... Gw berasa lagi meluluhkan hati para suami yg gak di kasih jatah empat hari” batin ivanka memberontak.





Happy reading...

Transmigrasi Miss Perfect (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang