2. School

420 44 0
                                    

   "Memang aman, tapi malah bikin

makin terlambat." keluh Yeji kepada

dirinya sendiri. Sepanjang perjalanan

Yeji terus saja menggerutu kepada

supir taxi itu. Tidak di sampaikan

secara langsung, hanya di katakan

dalam hati. Pasalnya dia malah makin

terlambat pergi ke sekolah karena

taksi yang mengantarnya yang terlalu

lambat.

   Yeji menatap jam tangannya dan

mengerang kecil. "Sekarang ada ujian

lagi." dia kembali mengerang dan

mengacak rambutnya frustrasi. Dia

sudah pasrah dengan apa yang akan

terjadi kedepannya. Mungkin saja dia

akan di hukum berdiri di luar dengan

satu tangan yang memegang telinga

dan satu kaki yang di angkat, dan

mungkin saja Yeji akan melakukan

ulangan susulan.

   Tiba-tiba saja saat di jalan Yeji

bertemu dengan seseorang yang

sedang berjalan ke kelas yang sama

sepertinya. Di dalam hatinya, Yeji

sudah bersemangat karena tidak

hanya dia saja yang terlambat.

Setidaknya itu akan sedikit menutup

image nya yang sudah seperti anak

nakal.

   Dengan langkah yang semangat Yeji

pun membuka pintu kelasnya.

"Selamat pagi semua." Dia masuk

dengan jalan yang sedikit melompat

dan kembali menutup pintu kelasnya.

   Yeji melihat ke sekeliling kelasnya

dengan senyum manisnya dan

kembali menatap orang itu dan

gurunya. Dia sedang mempersiapkan

diri dengan omongan pedas yang

akan keluar dari mulut gurunya dan

hukuman yang nanti akan di berikan

kepadanya.

   Gurunya menghela napas. Dengan

pasrah di berkata "Yeji kamu

terlambat lagi."

   Yeji tidak menggubris sama sekali

omongan gurunya dan hanya

memperhatikan murid yang tadi

berjalan bersamanya. Setelah Yeji

pikirkan kembali dan memperhatikan

nya dengan saksama, dia baru

pertama kali melihat wajah orang itu

di kelasnya

   Laki-laki itu mempunyai wajah

yang sangat tampan, mempunyai

pupil mata yang berwarna cokelat

tua, dan mempunyai rambut hitam

gelap yang bisa membuat orang lain

jatuh hati saat pertama kali

melihatnya.

   "Yeji!" Yeji agak sedikit tersentak

dengan gertakan yang di hasilkan

oleh gurunya itu dan menoleh ke

arahnya. Sudah dapat dilihat wajah

yang sudah berapi-api muncul dari

wajah gurunya.

   "Ne seongsangnim." Yeji

menolehkan pandangannya, lalu

kembali menatap gurunya. "Ya

seongsangnim, aku akan keluar

sekarang." Seakan sudah tau, Yeji

menjawabnya dan keluar dari kelas.

   Yeji adalah anak yang jujur,

walaupun dia kesal dengan hukuman

yang di berikan gurunya. Dia masih

menyadari kesalahannya dan mau

mengikuti peraturan sekolah.

"Benar-benar menyebalkan."

[1] Department Of Life : Who Are You? | YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang