"Memang aman, tapi malah bikin
makin terlambat." keluh Yeji kepada
dirinya sendiri. Sepanjang perjalanan
Yeji terus saja menggerutu kepada
supir taxi itu. Tidak di sampaikan
secara langsung, hanya di katakan
dalam hati. Pasalnya dia malah makin
terlambat pergi ke sekolah karena
taksi yang mengantarnya yang terlalu
lambat.
Yeji menatap jam tangannya dan
mengerang kecil. "Sekarang ada ujian
lagi." dia kembali mengerang dan
mengacak rambutnya frustrasi. Dia
sudah pasrah dengan apa yang akan
terjadi kedepannya. Mungkin saja dia
akan di hukum berdiri di luar dengan
satu tangan yang memegang telinga
dan satu kaki yang di angkat, dan
mungkin saja Yeji akan melakukan
ulangan susulan.
Tiba-tiba saja saat di jalan Yeji
bertemu dengan seseorang yang
sedang berjalan ke kelas yang sama
sepertinya. Di dalam hatinya, Yeji
sudah bersemangat karena tidak
hanya dia saja yang terlambat.
Setidaknya itu akan sedikit menutup
image nya yang sudah seperti anak
nakal.
Dengan langkah yang semangat Yeji
pun membuka pintu kelasnya.
"Selamat pagi semua." Dia masuk
dengan jalan yang sedikit melompat
dan kembali menutup pintu kelasnya.
Yeji melihat ke sekeliling kelasnya
dengan senyum manisnya dan
kembali menatap orang itu dan
gurunya. Dia sedang mempersiapkan
diri dengan omongan pedas yang
akan keluar dari mulut gurunya dan
hukuman yang nanti akan di berikan
kepadanya.
Gurunya menghela napas. Dengan
pasrah di berkata "Yeji kamu
terlambat lagi."
Yeji tidak menggubris sama sekali
omongan gurunya dan hanya
memperhatikan murid yang tadi
berjalan bersamanya. Setelah Yeji
pikirkan kembali dan memperhatikan
nya dengan saksama, dia baru
pertama kali melihat wajah orang itu
di kelasnya
Laki-laki itu mempunyai wajah
yang sangat tampan, mempunyai
pupil mata yang berwarna cokelat
tua, dan mempunyai rambut hitam
gelap yang bisa membuat orang lain
jatuh hati saat pertama kali
melihatnya.
"Yeji!" Yeji agak sedikit tersentak
dengan gertakan yang di hasilkan
oleh gurunya itu dan menoleh ke
arahnya. Sudah dapat dilihat wajah
yang sudah berapi-api muncul dari
wajah gurunya.
"Ne seongsangnim." Yeji
menolehkan pandangannya, lalu
kembali menatap gurunya. "Ya
seongsangnim, aku akan keluar
sekarang." Seakan sudah tau, Yeji
menjawabnya dan keluar dari kelas.
Yeji adalah anak yang jujur,
walaupun dia kesal dengan hukuman
yang di berikan gurunya. Dia masih
menyadari kesalahannya dan mau
mengikuti peraturan sekolah.
"Benar-benar menyebalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Department Of Life : Who Are You? | Yeji
Random"Bangunan apa ini aku tidak pernah melihatnya"