3. Punishment

279 45 2
                                    

   Sudah 5 menit lamanya Yeji harus

dihukum di luar. Walau terbilang sebentar

rasanya sangat melelahkan, apalagi

dengan satu tangan yang memegang

telinga dan satu kaki yang harus diangkat.

   Rasa kesal yang ada dimuka Yeji tidak

bisa di sembunyikan lagi. Setelah di

beritahu oleh guru, ternyata laki-laki itu

adalah anak baru. Guru berkata anak baru

itu terlambat karena rumah nya yang

sangat jauh, jadi masih bisa di mengerti.

   Kalau tidak salah namanya adalah Lee

Jeno. Dia anak pindahan dari sebuah

sekolah yang cukup ternama di Korea,

bahkan Yeji sendiri pun tidak mengetahui

nama sekolah itu. Yeji menghentakan

kakinya dan lebih memilih untuk duduk,

lagipula tidak akan ada orang yang

melihat karena ini masih jam pelajaran.

   "Membosankan." Yeji menggerutu kesal

dan menaruh mukanya di tumpuan kedua

tangannya.

   "Yeji noona." Yeji agak tersentak dan

langsung menoleh ke arah orang yang

memanggilnya. Dengan perasaan marah

dia memukul kepala orang itu. "Yak!

Jangan memanggilku noona, dasar orang

tua." protes Yeji. Dia menyipitkan matanya

dan menatap tajam ke arah orang itu.

   Orang itu terkekeh kecil. "Maafkan aku,

bagaimana kalau kita ulang." pintanya.

Dia langsung membenarkan posisi

duduknya. Lalu kembali menatap Yeji

seakan itu adalah pertemuan pertama

mereka."Yeji-ssi." ucapnya. Mata kucing

Yeji tersenyum "Nee, Jaehyun oppa."


   Jung Jaehyun. Laki-laki berusia 27 tahun.

Mempunyai badan jangkung, warna mata

cokelat tua, dan rambut hitam gelap,

visualnya dapat dibandingkan oleh Jeno

yang 11 12.

   "Aku membawakanmu sebuah surat,

bukalah saat sudah sampai di rumah."

ucapnya. Jaehyun memberikan Yeji

sepucuk surat. Yeji mengangkat sebelah

alisnya bingung dan menerima surat itu.

Dia terus meraba-raba seluruh amplop

surat yang terlihat masih memakai

model lama. Lalu Yeji kembali menatap

Jaehyun "Dari siapa?"

   Jaehyun hanya tersenyum, lalu berkata

"Pokoknya setelah pulang sekolah kau

harus datang ke tempat yang surat ini

tuliskan. Nyawaku jadi taruhannya. "

   Yeji tertawa pelan "Kau ini sudah mati.

Bagaimana bisa hantu sepertimu masih

memiliki nyawa." Jaehyun menggaruk

kepalanya dan tersenyum menyeringai.

Lalu, dia menggenggam tangan Yeji

dengan erat. "Intinya jangan bikin aku

mati untuk kedua kalinya. Nanti kau

berteman dengan siapa ha?!"

   "Baiklah." jawab Yeji dengan kesal. Tiba-

tiba saja Jaehyun sudah menghilang dan

menjadi debu. Sebenarnya Yeji agak

sedikit bingung dengan perkataan

Jaehyun. Tapi sudahlah, dia juga tidak mau

ambil pusing dengan masalahnya.

   "Selalu tiba-tiba menghilang." ucapnya.

   Yeji menghela nafasnya, atensinya

langsung kembali kepada sepucuk surat

yang ada di tangannya. Apa dia harus

menuruti kata Jaehyun. Bukankah Jaehyun

sudah mati, dapat dari mana dia surat ini.

Apakah masih ada orang yang

berkemampuan sama seperti Yeji di

sekolah ini.

[1] Department Of Life : Who Are You? | YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang