32. Ancaman

49 11 0
                                    

Yeji terus menatap datar hantu yang ada didepannya. Perlahan dia dapat merasakan sebuah energi masuk ke dalam tubuhnya. Hantu itu terdesak, dia tidak dapat membuka cekikikan Yeji begitu saja. Walaupun sebenarnya dia bisa saja langsung menghilang dari situ, tetapi dia tidak mau menghilang dengan keadaan badan yang sudah lemah.

"A-aku sudah la..ma ingin mengucapkan ini, a-aku tau kau sudah melupakan ma-makhluk kejam itu. Berhati-ha...tilah aku akan menghabisi se..semua orang tersayang dan tercintamu itu." Ucap hantu itu lirih.

Yeji mengernyitkan dahinya. Makhluk kejam, memangnya itu siapa. Entah mengapa dari kemarin dia terus saja mengalami kejadian aneh.

Yeji terkekeh pelan "Aku tidak takut dan aku tidak peduli. Kau ingin menyakiti orang tersayangku, silakan aku perbolehkan. Lagipula aku percaya mereka sudah dapat menjaga diri mereka sendiri dan untuk orang tercintaku, dia sudah lama mati didalam hatiku ataupun di kehidupan nyata."

Hantu itu hanya terdiam dan tersenyum menyeringai. Lalu, menghilang begitu saja.

Ryujin menatap Yeji kasihan. Pasti Yeji merindukan sosok ibunya, apalagi setahu yang dia dengar Yeji belum sama sekali menemui ibunya dan hanya melihatnya dari sebuah foto yang dia terima dari neneknya. Ryujin menghampiri Yeji dan menepuk punggungnya pelan.

"Yak! Aku ini orang tersayang mu dan belum tentu aku bisa menjaga diri, mungkin besok aku bisa mati."

Yeji tertawa cekikikan. Dia terus memukul badan Ryujin karena saking lucunya. Dia menghapus air matanya yang hampir mengalir dan menatap Ryujin. "Aku hanya bercanda, kau percaya dengan omonganku barusan. Aku mempelajarinya dari Suho." Ryujin memutar kedua bola matanya. Dia menarik tangan Yeji dan menuju ke arah kelas.

"Bel udah bunyi, cepetan masuk!"

[1] Department Of Life : Who Are You? | YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang