"Bagaimana, sudah dihilangkan semua." Sua melihat Taeyong jengkel. "Sudah." Taeyong tersenyum kecil dan melihat ke sekelilingnya. Dia sedikit menepuk-nepuk pundak Sua "Bagus, kau boleh pulang sekarang."
Semua orang yang sedang berkerumun di sana, semua menghilang. Taeyong mengambil pisau lipat kecil dari saku celananya dan berjalan perlahan ke belakang Hyunjin dan langsung menancapkan nya ke betis belakang Hyunjin.
Suara erangan keluar dari mulut Hyunjin. Tiba-tiba saja pedang yang dia bawa, jatuh dari genggamannya. "Kau benar-benar pengecut, Lee Jeno." Taeyong memutar bola matanya, dengan cepat dia menarik kembali pisau lipatnya.
"Mengapa kau sangat lemah Lee Jeno, kau ini sedang sekarat ya." Taeyong melontarkan pertanyaan itu sambil membersihkan darah dari pisau lipatnya. "Kalau iya, memang mengapa." Taeyong sedikit terkejut dengan jawaban Jeno, padahal dia hanya bercanda.
"Sudah kuduga, dari tadi sekolah sepi sekali, apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Mulut Jeno menganga lebar, dia lupa kalau masih ada Yeji di sana. "Oh ya, Taeyong." Dengan cepat Jeno menoleh ke arah Taeyong yang sudah membeku ditempat.
Jeno menyilangkan tangannya. "Taeyong, jangan lakukan itu." Bisiknya. Taeyong menatap Yeji dan Jeno secara bergantian dan menghembuskan napas kasarnya. "Baiklah." Taeyong menjatuhkan pisau lipatnya kelantai dan mengangkat kedua tangannya ke atas. "Aku yang salah, bukan Jeno."
Yeji menghembuskan napas kasarnya "Bisakah kalian menyembuhkannya, itu sudah cukup bagiku." Taeyong menunjuk ke arah UKS. "Bawa saja ke UKS."
Dengan cepat Jeno menghampiri Taeyong dan memukul bahunya dengan keras. "Jangan bicara seperti itu, kau menyakitinya." Taeyong memutar bola matanya malas "Ya sudah, ayo cepat angkat dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Department Of Life : Who Are You? | Yeji
Random"Bangunan apa ini aku tidak pernah melihatnya"