Hwang Yeji membuka matanya yang
terasa begitu berat. Dia mengangkat
tangan menutupi mata dan mengerang
pelan. Sinar matahari yang menembus
jendela kamar sangat menyilaukan
matanya. Mulutnya menguap lebar,
lalu merentangkan lengan dan kakinya
dengan posisi masih berada di tempat
tidur.
Yeji menarik kembali selimut
lembutnya sampai menutupi seluruh
badan. Dia menggeliat kecil sambil
berusaha untuk mengumpulkan
setengah nyawanya. Dia memaksakan
diri berguling turun dari tempat tidur
dan berjalan sempoyongan ke arah
jendela kamarnya. Lalu dia
membukanya lebar-lebar untuk
melihat pemandangan kota di pagi
yang cerah.
"Jam berapa sekarang?" tiba-tiba
mata kucing Yeji terarah ke jam kecil
yang berada di atas meja belajarnya
dan dia terkesiap.
"Oh, tidak." Yeji meringis. Dia berlari
ke arah pintu kamar tidurnya dan
membukanya dengan satu hentakan
keras, mengangetkan kedua teman
satu flatnya yang sedang duduk santai
sambil mengobrol di dapur sederhana
flat itu.
"Astaga! Jangan mengagetkan ku!"
gadis bertubuh pendek dengan bola
mata biru samudera itu berteriak
keras. Lalu kembali menyeruput teh
nya sambil menggelengkan kepalanya
melihat tingkah gegabah Yeji.
"Aku ingin meminjam coat yang
sedang kau pakai. Mana sini aku
sudah terlambat!" pinta Yeji.
"Baiklah." ucap Lia, salah satu teman
satu flatnya itu dengan pasrah. Dia
membuka coat nya, lalu
memberikannya kepada Yeji. Lia
kembali duduk "Apakah kau akan ke
sekolah hanya memakai coat
itu. Tanpa mandi?" dia menatap Yeji
dengan saksama dari atas kepala
sampai bawah kaki dan mengangkat
sebelah alisnya.
"Sudahlah Lia, tanpa mandi pun aku
sudah wangi. Lagipula tidak akan ada
yang curiga karena sehabis ini aku masih
akan mengganti baju dengan seragam
sekolah." ucap Yeji dengan percaya diri.
Dia pun memakai coat pinjaman Lia itu
dan segera memesan taksi online. Butuh
waktu lama untuk taksi itu sampai ke
flatnya, mungkin karena jalannya yang
selalu berbelok-belok. Tapi dia tidak begitu
khawatir karena keadaannya yang masih
ada di dalam flat.
Setelah menunggu cukup lama, Yeji
langsung mengambil tasnya dan lebih
memilih untuk menunggu taksi itu di
depan flatnya. Sesekali dia melihat ke arah
benda pipih yang ada di tangannya sambil
mendengarkan beberapa lagu
kesukaannya.
"Ah, itu dia taksinya." gumam Yeji.
Sebuah taksi berwarna biru terang
berhenti tepat di hadapannya. Dia pun
segera menaiki taksi itu dan duduk di
bangku belakang. Yeji sedikit
mencondongkan tubuhnya "Ahjussi,
bisakah kau agak sedikit cepat. Saya sudah
sedikit terlambat legi ke sekolah."
Orang itu tersenyum dan menoleh
sedikit ke belakang. "Tenang saja, ahjussi
akan membawamu ke tempat tujuan
dengan aman dan selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Department Of Life : Who Are You? | Yeji
Acak"Bangunan apa ini aku tidak pernah melihatnya"