Chapter 7

1.8K 71 0
                                    


H. A. P. P. Y

R. E. A. D. I. N. G

🍁

Reygan tersenyum lebar saat melihat Viona yang masih bergeming tanpa menjawab pertanyaannya barusan. Ia sedang berusaha memahami keadaan Viona.

"Maaf udah buat kamu nggak nyaman. Jangan dipikir ucapan aku tadi, ya. Aku tau ini semua pasti terasa berat buat kamu. Aku akan tunggu sampai kapan pun kamu siap. Sekarang, kamu tidur ya. Biar aku yang jaga Alifia," ucap Reygan seraya mengambil Alifia ke dalam gendongannya.

Sebelum keluar, tangan Reygan mengelus puncak kepala Viona yang masih terdiam.

"Jangan terlalu dipikirkan. Kamu harus ingat kesehatan kamu ya."

Seperkian detik kemudian, ia beranjak menuju ruang keluarga bersama Alifia.

"Gan."

Langkah Reygan terhenti, ia membalikkan badannya seraya mengangkat satu alisnya.

"Iya, Vio?"

Viona memainkan kedua jemarinya. "Ehmm, Terimakasih buat semuanya," ucapnya.

Di ambang pintu, Reygan tersenyum lebar.

"Sama-sama."

Setelah Reygan menutup pintu kamarnya, Viona menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Ia melihat nakas di sebelah ranjangnya, tersenyum miris melihat kalender yang dilingkari diangka 14.

Ternyata hari itu tidak akan pernah terjadi padanya.

"Masih gak nyangka aja aku jatuh cinta sama pria brengsek kayak kamu Raf."

🍁

Langkah kaki Raffan semakin lebar saat ia keluar dari lift kantornya. Sapaan dari para karyawannya pun ia abaikan begitu saja, membuat mereka mengerutkan kening penuh dengan pertanyaan.

"Eh, udah lama nggak ngelihat Bu Viona ke sini," ujar salah satu karyawati pada temannya di meja kerja kubikel.

Di sana terdapat 3 orang karyawati.

Perempuan dengan rambut sebahu itu berdecak, "lo kudet banget si? Hubungan Pak Raffan dan Bu Viona kan udah kandas, bahkan pernikahan mereka bener-bener batal."

"Hah? Seriusan kamu?" sambar salah seorang karyawati lainnya.

Karyawati itu mengangguk mantap. Rupanya rumor mengenai berpisahnya Raffan dan Viona sudah menyebar sampai ke perusahaan Adijaya.

Imbuh seorang karyawati yang bertubuh langsing. "Emang kenapa? Bukannya mereka berdua saling cinta ya?"

"Katanya orang ketiga," jawab seorang karyawati berhidung mancung bak orang arab itu.

"Bukan! Bu Viona tuh yang jadi pelakor. Jelas-jelas waktu itu ada mantan karyawan sini yang ke Pak Raffan sambil bawa bayi,"

"Oh iya lagi! Beritanya juga gitu. Gue gak tahu mana yang bener."

"Emang beneran itu? Bu Viona pelakor?"

"Iyalah! Kalau udah ngerebut pria yang udah punya anak, namanya pelakor!"

BRAK!

Ketiga karyawati itu langsung terperanjat melihat sosok seram Raffan yang berada di depan meja kerja mereka.

Bisa-bisanya membicarakan bos sendiri di kantor.

"Kalian bertiga, saya pecat!" Raffan menghentikan langkahnya, menatap ketiga karyawatinya yang masih tidak percaya dengan ucapan mereka barusan.

H̶a̶p̶p̶y̶ With You [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang