The secret chapter is up!!!!
Don't forget to voment setiap paragraf!!
***Sepekan lebih setelah ulang tahun Alifia, Viona tidak membuka pintu rumahnya untuk siapapun. Apalagi Raffan. Ia kecewa namun, disisi lain ia ingin lelaki itu berada di sebelahnya, meyakinkan dirinya kalau semuanya akan baik-baik saja, dan mereka berdua akan hidup bahagia. Tetapi sepertinya tidak semudah itu, bahkan rasa kecewa itu mengiringinya di setiap detiknya.
Sabtu sore ini, kedua orangtuanya tengah pergi keluar kota karena ada kepentingan pekerjaan. Bagi mereka, meninggalkan anak semata wayangnya keluar kota saja sungguh berat, apalagi harus kembali ke luar negeri. Belum lagi, perutnya kian membesar. Putrinya tidak setegar itu sebenarnya.
Saat ini Viona tengah membaca buku tentang skill parenting di teras rumahnya, ditemani oleh sedikit cookies dan susu ibu hamil buatan Bu Mila. Tak lupa tangannya bergerak mengelus perutnya, seraya mengajak calon bayinya mengobrol.
"Eh adek nendang, ya? Pelan-pelan ya sayang," ucapnya lembut pada sang janin di dalam perutnya, lalu kembali fokus pada bacaannya. Sebelum akhirnya derap langkah kaki mengalihkan perhatiannya.
Ia menatap ke sumber suara. "Raffan?" gumamnya pelan dengan mata yang menatap lekat sosok lelaki yang berusaha ia hindari. Raffan. Lelaki itu berjalan mendekatinya dengan penampilan yang jauh dari kata baik-baik saja. Bahkan Viona dapat melihat tatapan sayu dan lelah suaminya itu.
Oh iya, apakah Raffan masih menjadi suami sah Viona? Lantaran ibu hamil itu sudah menggugat cerai Raffan.
Tersadar, Viona segera bangkit untuk menutup pintu rumahnya. Namun dengan gerakan cepat, Raffan berhasil mencegahnya. "Vio! Stop! Beri aku waktu, Vio. Plisss," mohon Raffan sembari menahan pintu rumah.
"Kamu mau apa lagi sih, Raff? Bukannya aku udah ngasih surat gugatan ke kamu?"
"Vio, enggak mungkin kita cerai dalam keadaan kamu yang hamil anak aku ini. Aku nggak akan mau cerai sama kamu Viona."
"Tapi aku nggak bisa diam terus seperti ini, Raff! Bahkan saat aku kenapa-napa, kamu ke mana?! Ha?" tukas Viona membuat Raffan bungkam.
"Vio, kita bicara sebentar, ya? Nggak enak dilihatin orang yang lewat." Raffan kembali memohon, membuat Viona menghela napas pelan sebelum akhirnya ia mengizinkan Raffan memasuki rumahnya.
Viona berjalan lebih dulu, lalu ia duduk di sofa. Raffan mendekati Viona dengan bersimpuh seraya meraih kedua tangan Viona. "Vio. Aku boleh jelasin kan? Aku mau semuanya benar-benar selesai tanpa ada masalah di antara kita berdua."
Wajah Viona masih menoleh ke samping, namun ia berdeham pelan, lagi-lagi ia memberi waktu untuk Raffan menjelaskan semuanya.
"Vio, waktu kamu jatuh dan aku nggak hadir. Itu terjadi karena Olin jebak aku. Dia sengaja matiin handpone aku, supaya aku nggak pergi waktu Alifia ulang tahun.”
“Alifia ulang tahun, Mas?” Viona bangkit dari duduknya, menatap semringah mendengar nama anak itu disebut, pasalnya meskipun bagaimana situasi yang sedang dihadapinya saat ini, Viona begitu menyayangi dan merindukan Alifia.
Raffan sontak ikut berdiri.
"Dan setelah itu, Papa kamu nemuin aku bawa surat gugatan dari kamu. Demi Tuhan, aku nggak mau ada perceraian di antara kita," ucap Raffan dengan linangan air matanya. Ia menatap lekat pada sosok wanita tangguh di hadapannya kini, wanita yang begitu tulus mencintainya, dan wanita yang berhasil merebut seluruh isi hatinya. "Karena itu, aku bertekad buat cari kebenaran dari masalah ini."
Kalimat terakhir Raffan berhasil mengalihkan perhatian Viona. Ia menatap lelaki yang ternyata masih menjadi suaminya. "Maksud kamu?"
Flashback on
KAMU SEDANG MEMBACA
H̶a̶p̶p̶y̶ With You [END✓]
Storie d'amoreA collaboration story, Fildatul Hammi & Diana Novia "𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙩 𝙖𝙣𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙝𝙖𝙨𝙞𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙨𝙚𝙡𝙞𝙣𝙜𝙠𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪?" #Romance16+ *** Raffan Adijaya Prat...