Chapter 15

1.7K 71 1
                                    


H. A. P. P. Y
R. E. A. D. I. N. G

🍁

Apabila setiap malamnya Viona selalu gelisah, kali ini tidak. Perempuan yang berusia dua puluh tujuh tahun itu merasa hidupnya lebih baik dari pada hari lalu.

Seolah keputusannya semalam, merubah semuanya. Ia benar-benar menjadi sosok istri saat ini.

Viona menarik sudut bibirnya, memperhatikan wajah sang suami yang terlelap. Sekali lagi, ia tidak menyesal telah memberikan apa yang seharusnya sang suami dapatkan darinya.

Ia telah memberikan sepenuhnya kepada Raffan.

Tangannya bergerak menepuk-nepuk pipi Raffan. "Mas, tahajud yuk! Bangun..."

Pria yang tertidur pulas itu menggeliat pelan, detik kemudian kelopak matanya terbuka. Raffan tersenyum sejenak lalu mencium kening istrinya. "I love you so much my best wife."

Viona merona mendengarnya.

"Udah yuk.... Bangun. Kasian Lifia di kamar sebelah." Pasalnya, tadi malam Raffan langsung memindahkan Alifia ke kamarnya. Karena pria itu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang selama ini ia tahan.

Sebelum bangkit, Raffan memeluk erat istrinya seraya berkata, "terimakasih untuk semuanya. Terimakasih buat kamu yang selalu mempercayaiku. Selama tiga tahun ini, aku belajar banyak hal dari kamu, Viona. You're the only one my best part."

Raffan dan Viona.

Selamanya akan begitu.

🍁

Semenjak kejadian beberapa Minggu lalu, kini hubungan Raffan dan Viona semakin membaik. Tak segan-segan, Raffan selalu bersikap lebih manja dari biasanya. Membuat Viona gemas sendiri seolah merawat dua anak saat ini.

Sore ini, entah kenapa Viona tidak sabar menanti kedatangan Raffan dari kantor.

Bahkan ia rela menunggu sang suami di teras rumahnya bersama Alifia.

"Lifia, Mama boleh minta tolong?" Tanyanya pada sang putri yang tengah bermain boneka Elsa di lantai.

Alifia mengalihkan pandangannya pada sang mama. "Iya, Ma? Mama minta tolong apa?"

"Nanti malam, Mama mau tidur sama Lifia. Jadi, Lifia paksa Papa buat tidur di kamar lain ya?" Ujarnya membuat Alifia mengangguk patuh.

"Terimakasih banyak sayang!"

"Sama-sama, Mama cantik!"

Viona tersenyum lega. Soalnya, akhir-akhir ini Raffan itu sulit sekali untuk mengalah pada putrinya sendiri yang ingin tidur dengan Viona.

Hal itu membuat Viona jengkel. Dan malam ini, dirinya ingin sekali tidur bersama Alifia.

Tin Tin tin

Deru mesin mobil mengalihkan perhatian ibu dan anak itu pada mobil mewah yang memasuki carport rumah ini. Siapa lagi kalau bukan Raffan yang datang.

Viona berseru dalam hati. Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang.

"Mas!" Pekik Viona langsung mendorong jauh tubuh Raffan darinya. "Kamu baru datang! Bau. Main asal peluk aja!" Omelnya pada Raffan yang langsung mengernyit heran.

Biasanya Viona memeluknya sepulang kerja. Tanpa memandang keadaannya seperti saat ini. Tapi sekarang.....

"Sayang.... Biasanya kan langsung peluk-peluk," balas Raffan.

"Tapi sekarang aku lagi males dipeluk sama kamu yang badannya masih bau."

"Mama lebay deh," celetuk Alifia membuat Raffan terkekeh.

H̶a̶p̶p̶y̶ With You [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang