H. A. P. P. Y.
R. E. A. D. I. N. G🍁
"Pokoknya kamu harus hati-hati, nggak boleh capek-capek, paham Vio?" ucap Dara tegas.
Keesokan hari setelah kabar gembira kehamilan Viona, Raffan segera mengajak sang istri beserta Alifia ke rumah orang tuanya. Sekalian mengundang kedua orangtua Viona.
Saat ini, Dara tengah memperlakukan Viona dengan sangat manja. Apalagi ia sangat antusias mendengar kehamilan cucu pertamanya. Eh, kedua bukan?
Sudahlah, jangan ingatkan Dara tentang itu lagi.
"Iya, Ma. Tenang aja deh, Viona dan kandunganku baik-baik aja, kok," balas Viona meneguk susu hamil buatan sang mama mertua.
"Ini, jus alpukat dan ketela kukus yang baik untuk ibu hamil. Mommy buatin spesial buat anak Mommy." Marisa muncul dari dapur lalu meletakkan minuman beserta makanan ibu hamil di meja. Lantas wanita paruh baya itu, ikut duduk di sebelah putrinya.
"Mom..., Viona bisa buat sendiri. Vio nggak mau ngerepotin Mommy sama Mama," ujarnya dengan menangkupkan tangannya punggung tangan Dara maupun Marisa.
"Kamu nggak ngerepotin kok, sayang, itu namanya Mama sama Mommy sayang banget sama kamu dan calon anak kita," celetuk Raffan yang baru saja datang dari taman rumah, menemani Alifia bermain bersama Angga.
Viona hanya mengulas senyumnya.
"Gimana Raf perasaan kamu mau punya anak lagi? Sudah nurutin ngidam apa aja, nih?" tanya Dara antusias, menanti cerita pengalaman pertama dari putranya.
Raffan menggaruk tengkuknya. Sejauh ini, Viona tidak mengidam hal aneh yang membuatnya pusing.
"Alhamdulillah sih, Ma. Anak aku gak mau repotin Papanya," terang Raffan seraya mendekat ke istrinya.
"Wah, bagus dong kalau Viona nggak ngidam yang aneh-aneh. Padahal, waktu Mama hamil kamu, bawaannya pengen marah terus ke Papa kamu. Intinya Papa sampai angkat tangan sama sikap Mama yang sensi," ujar Dara membuat Raffan dan Viona terkekeh.
"Sama, Ma. Sama banget! Viona sekarang jadi lebih sensi," sindir Raffan dengan melirik jahil istrinya.
"Pantes, Ma. Mas Raffan kurang bisa kontrol emosi dari dulu," sahut Viona membuat Raffan terbelalak.
"Heh! Dosa lho umbar-umbar aib suami di depan orang," kata Raffan tidak terima, sekaligus tidak mau dipandang jelek di depan mertuanya.
Tapi memang benar. Dirinya sulit sekali mengontrol emosi.
"Umbar aja semua aib abang gue, Mbak Vio. Sekalian siksa dia pas hamil," celetuk Lala yang melintasi ruang tamu.
Seketika Raffan ingin menendang pantat adik yang kurang diuntung itu!
"Lala!"
"Wleee.... Semoga~ calon ponakan gue itu berpihak ke gue!" balas Lala usil, kemudian berlari menjauhi amarah kakaknya.
"Sialan tuh anak!" umpat Raffan langsung mendapat lemparan bantal dari mamanya.
"Heh, La, mau ke mana kamu?" tanya Dara yang sudah terkekeh melihat perdebatan dua anaknya itu.
Lala terbahak puas, lantas menoleh ke arah Dara. "Ke taman, Ma. Mau nyamperin Alifia."
Lantas ia mulai pergi ke taman, meninggalkan abangnya yang mendengus napas kesal.
"KALAU ISTRI LAGI HAMIL JAGA SIKAP DAN UCAPANNYA!" kata Dara tegas pada Raffan.
"Keceplosan, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
H̶a̶p̶p̶y̶ With You [END✓]
RomanceA collaboration story, Fildatul Hammi & Diana Novia "𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙩 𝙖𝙣𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙝𝙖𝙨𝙞𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙨𝙚𝙡𝙞𝙣𝙜𝙠𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪?" #Romance16+ *** Raffan Adijaya Prat...