H. A. P. P. Y.
R. E. A. D. I. N. G🍁
Setelah Viona berjemur di bawah terik mentari pagi dari rooftop apartemen bersama Alifia di dalam strollernya. Kemudian perempuan itu berinisiatif untuk memandikan bayi mungil itu. Dan beranjak menuju kembali ke ruang apartemennya.
"Saatnya mandi, sayang ...."
Yah, begitulah kegiatan harian Viona saat ini. Sejak fajar tiba, ia mulai menyiapkan keperluan sang suami untuk ke kantor, dan mengurus Alifia.
Perubahan statusnya kini, semakin membuat waktunya terkikis.
Dengan telaten, Viona memakaikan baju untuk Alifia di atas tempat tidurnya. Lalu, ia sedikit memoleskan bedak bayi pada pipi gembul putrinya dan tak lupa ia memberikan minyak rambut, dengan aroma khas bayi yang selalu melekat di tubuh Alifia.
"Aduh... Pipi nya pengin Mama gigit," ujarnya semakin gemas pada Alifia yang menunjukkan gusinya yang masih tanpa gigi itu.
Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka, membuat Viona otomatis bergerak mengambilkan baju santai untuk Raffan.
"Ini bajunya Mas." Raffan menerima baju pemberian sang istri.
"Kamu udah mandi sayang?" tanya Raffan seraya memakai kaus putih berlengan panjang.
"Udah. Selesai salat subuh, aku langsung mandi. Gak kayak kamu. Malah tidur lagi."
Raffan mendekati Viona, mengecup singkat kening istrinya. "Ya kan semalem aku begadang untuk jagain Alifia, gantiin kamu."
"Maaf ya, aku semalem benar-benar ngantuk, rasanya capek banget badan aku seharian kemarin beres-beres," ucap Viona tidak enak.
"Iya, aku ngerti kok. Tugas jagain Alifia, sekarang juga sudah jadi tugas aku, Papanya. Lain kali kamu jangan terlalu capek-capek. Aku nggak mau ya, kalau kamu sampai kenapa-kenapa. Okey?"
Viona tersenyum, "iya, Mas, iya. terima kasih Mas."
"Sama-sama istriku." Ucapan Raffan menciptakan semburat merah di pipi Viona.
"Mas, tolong jagain Lifia sebentar, ya. Aku mau masak dulu," pintanya dibalas anggukan sang suami.
"Kenapa gak pesen makanan aja, sayang?"
"Kalau semuanya serba instan, gunanya istri apa?" tanya balik Viona membuat Raffan diam namun, dalam hati ia bersyukur dipasangkan dengan perempuan ini.
Viona mencium pipi Alifia sejenak, "sama Papa dulu, ya sayang. Mama buat sarapan dulu."
Melihat hal tersebut, membuat hati Raffan terasa sangat sejuk. Inilah impian terbesarnya.
Selepas kepergian Viona dari kamar, Raffan mendudukkan dirinya di tepi kasur, lalu membawa Alifia ke dalam pangkuannya.
Dengan penuh usaha, Raffan mencoba untuk melupakan asal-usul keberadaan bayi ini. Mulai saat ini, ia harus menganggap bahwa Alifia anak kandungnya bersama Viona.
Camkan baik-baik itu!
"Mama kamu lembut banget, ya Lif. Papa jadi makin cinta sama Mama kamu. Lifia suka gak, punya Mama seperti Mama Vio? Suka yaa~ Beneran ini suka sama Mama~ Aduuhh anak Papa sama Mama yaa," goda Raffan pada Alifia yang menghadirkan tawa renyah khas suara bayi.
Gemas!
Ia menciumi wajah Alifia, "pengin Papa makan pipinya. Bener kata Mama, kamu itu makan-able banget!"
🍁
Menu hari ini adalah sup ayam. Jangan salah, Viona ini jago sekali kalau urusan dapur. Viona segera menuangkan sup tersebut ke dalam mangkuk, lalu dilanjutkan dengan menggoreng tempe, setelah itu menggoreng telur. Sambil menunggu minyak di dalam wajan itu panas. Ia bergerak membawa mangkuk berisikan sup ayam tadi ke meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
H̶a̶p̶p̶y̶ With You [END✓]
RomanceA collaboration story, Fildatul Hammi & Diana Novia "𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙟𝙞𝙠𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙩 𝙖𝙣𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙝𝙖𝙨𝙞𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙨𝙚𝙡𝙞𝙣𝙜𝙠𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪?" #Romance16+ *** Raffan Adijaya Prat...