Chapter 20

2.1K 64 0
                                    

H. A. P. P. Y.
R. E. A. D. I. N. G

🍁

"Olin."

Semuanya terhenyak melihat sosok perempuan yang bertahun-tahun lamanya menghilang, dan tiba-tiba saja muncul di waktu yang sangat tidak tepat.

Sementara Viona di kursinya sedang melayangkan pikiran yang membuatnya sangat terpuruk beberapa tahun lalu.

"Raf! Jawab. Ini anak aku, kan?" tanya Olin. Perempuan dengan penampilan elegan itu sudah memberikan tatapan serius pada Raffan.

Raffan spontan meneguk ludahnya. Sejenak ia melirik ke arah Viona dan Alifia bergantian. Baginya, keduanya sama-sama berharga.

Tapi....

"Ekhem. Gue sama Rara pamit dulu, ya. Ada urusan mendadak." Tak mau terlibat disituasi yang sangat runyam ini, bagi Reygan. Lantas pria itu segera mengajak Rara pergi dari kafe tersebut bersama raut bingung sang istri.

Raffan dan Viona spontan menoleh ke arah Reygan yang sudah berdiri dengan mengandeng lengan sang istri.

"Oke, Gan." Raffan menatap Reygan canggung, dengan tentu sudah dibalas dengan tatapan menghunus dari Reygan bak isyarat, jangan lagi melukai hatinya Viona!

Lantas Reygan bersama Rara benar meninggalkan kafe tersebut. Di meja itu tertinggal Raffan, Viona, Alifia dan Olin.

"Dia anak gue!" balas Raffan sedikit kencang, hal itu membuat Alifia tersentak kaget, dan anak itu bergegas berlari ke arahViona. Takut!

"Mas! Pelanin suara kamu," tegur Viona yang langsung meraih Alifia untuk duduk di pangkuannya.

"Dia juga anak aku Raffan!"

Raffan memejamkan matanya singkat. Jangan sampai masalah ini kembali membuat rumah tangganya menjadi renggang. memisahkannya

Olin berdecap pelan, kemudian ia mendekat ke arah Alifia yang masih menatapnya asing.

Olin berjongkok di depan Alifia. "Ikut Mama ya sayang," ujarnya menahan tangis. Lihatlah, Alifia.... Sudah tumbuh menjadi anak yang cantik.

"Kamu mau apa lagi?! Apa masuk kamu meninggalkan dia, nggak ngurusin, dan sekarang tiba-tiba kamu datang lagi, dengan bilang dia itu juga anak kamu! Kamu mikir, nggak! Perasaan Alifia gimana?!" Murka Raffan yang telah sigap menjauhkan Alifia dari perempuan licik itu.

Sebagai perempuan yang sudah memiliki sifat keibuan, Viona merasa sakit hati dengan sikap Raffan yang seolah-olah memisahkan ibu dan anak kandungny. Namun ia juga tidak ingin berpisah dengan Alifia yang sudah bersamanya sejak bayi.

Viona perlahan menahan lengan Raffan yang hendak menyentuh Olin. "Mas! Kamu jangan keterlaluan. Mau tidak mau, Olin Mama kandungnya Lifia!" pekik Viona, suaranya meninggi beberapa oktaf.

Olin tersenyum kecil, "tapi aku yang mati-matian berjuang ngelahirin dia!"

Viona memejamkan kedua matanya. Menahan pilu kenyataan pahit yang kembali muncul di tengah keluarga bahagianya. Hatinya yang pernah terluka itu kembali disayat oleh kenyataan pada hari ini.

"Aku tunggu di mobil. Selesaikan urusan kamu Mas," ucap Viona pada akhirnya lalu meninggalkan Raffan dan Olin.

Raffan mengerang hebat saat istri dan anaknya sudah meninggalkan kafe itu. "Lo tuh gila!"

"Aku cuma mau ambil anak aku," balas Olin kembali berjongkok di depan putrinya.

"Sayang, ikut Mama yuk."

Seketika Alifia tersadar bahwa tidak ada Mama Viona di mejanya. "Nggak! Mama Lifia cuma Mama Vio. Tante ini siapa sih?" tanyanya dengan mimik yang sangat bingung.

H̶a̶p̶p̶y̶ With You [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang