Bunga terakhir|4🕊️|

22 9 16
                                    

"Kamu adalah luka dan penyembuh yang aku suka."

***

Setelah menemui neneknya, Clara kembali ke kamarnya, merebahkan seluruh tubuh yang sudah lelah. Hari ini Clara begitu lelah, tidak lebih tepatnya sangat lelah.

Clara mengambil ponsel miliknya, membuka aplikasi WhatsApp kemudian mengirimkan pesan kepada Rangga.

Clara
Makasih ya, untuk hari ini!

Setelah mengirimkan pesan itu kepada Rangga, Clara kembali mematikan ponsel miliknya. Ia berharap Rangga membalas pesannya dengan cepat. Tapi, itu sungguh sangat mustahil, Clara memilih untuk tidur dan berharap besok akan ada pesan dari Rangga.

***

Rangga yang sedang bermain PS kaget begitu layar ponselnya menyala. Ada sebuah pesan dari Clara. Rangga yang penasaran dengan pesan yang dikirimkan Clara segera mengambil ponselnya. Namun, belum juga Rangga membuka pesan itu, teman-temannya lebih dulu memanggil namanya. Sepertinya menyuruh Rangga untuk kembali bermain PS. Rangga lekas mengiyakan panggilan dari teman-temannya itu, hingga lupa membaca dan membalas pesan dari Clara.

Rangga
Iya, sama-sama.

Bunyi ponsel mengejutkan Clara yang masih memejamkan mata. Tangannya meraba-raba meja di samping tempat tidur, mencari ponsel miliknya. Setelah menemukan ponselnya, Clara melihat siapa yang sudah menggangu tidurnya itu.

"Rangga?" gumam Clara pelan.

Setelah membaca pesan Rangga, Clara kembali menutup matanya. Rasanya hari ini dia tidak ingin pergi bekerja, dia ingin istirahat dulu. Lagi pula hari ini Minggu. Jadi, Clara ingin mengistirahat tubuhnya.

Baru saja Clara menutup matanya Clara kembali di kejutkan dengan bunyi ponselnya. Tanpa melihat nama sang pemilik nomor itu, Clara langsung mengangkat telponnya.

"Halo?" ucap Clara, masih dengan mata terpejam.

"Halo Cla? Gue ganggu lo nggak?" ucapnya, ia melanjutkan. "Jadi, gue mau ajak lo jalan, bisa?"

"Ini siapa?" tanya Clara bingung.

"Masa lo lupa sih? Atau jangan-jangan lo nggak save nomor gue lagi?"

Clara yang masih memejamkan mata, memaksakan diri untuk melihat siapa yang menelponnya. Setelah melihat siapa yang menelpon, Clara lekas mendudukkan diri.

"Maaf ya, Arya!"

"Nggak apa- apa! Kamu kayaknya masih tidur ya?" tebak Arya.

"Hehe, kamu ngomong apa tadi, Arya? Maaf aku nggak jelas dengarnya," ujar Clara sambil menguap.

"Nggak usah minta maaf, gue yang harusnya minta maaf karena udah ganggu lo tidur. Jadi, gue mau ajakin lo jalan, boleh?" tanya Arya sekali lagi.

Clara yang mendengar ajakan dari Arya terdiam.

Kalau aku jalan sama Arya, Rangga cemburu nggak, ya? Atau malah nggak cemburu sama sekali?

"Halo? Clara masih di situ, 'kan?"

Arya yang tidak mendapatkan jawaban melihat ponselnya.

Masih nyambung tapi kok nggak ada suaranya? batin Arya. Ia kembali menempelkan ponsel miliknya di telinga kemudian berbicara.

"Kalau nggak bisa gak apa-apa ..." Belum selesai Arya berbicara, Clara langsung membalas ucapannya

"Bisa kok, bisa aku bisa! Kamu sharelock aja, nanti aku kesana," ucap Clara cepat.

Sebenarnya Clara menerima ajakan dari Arya karena ingin mengetahui sesuatu. Apakah jika dirinya bersama pria lain Rangga akan cemburu? Lagi pula kata orang jika benar-benar orang itu mencintai dirimu, dia tak akan pernah rela orang yg dicintainya bersama dengan pria lain. Itulah yang ingin Clara buktikan, apakah Rangga akan marah atau tidak.

•••

Hari ini Rangga memutuskan untuk pergi keluar. Dia sangat bosan di rumah sendirian. Tapi, sebelum dia pergi, dia sempat mengirimkan pesan kepada Clara.

Rangga
Lo di mana? Gue ada diluar nih!

Setelah mengirimkan pesan tersebut kepada Clara, Rangga segera melaju membelah jalanan ibu kota.

Sementara, Clara dan Arya sedang berjalan-jalan di sebuah mall. Jujur saja Clara tidak begitu menikmati jalan-jalannya, karena Clara bukan tipe gadis yang suka berbelanja.

"Clara kita makan yuk!" ajak Arya.

"Eh, nggak deh, aku udah makan tadi."

"Gue yang bayar, lo tenang aja!"

Belum sempat Clara membuka mulut, tangannya terlebih dahulu ditarik oleh Arya menuju salah satu cafe di sana. Cowok itu langsung mendudukkan Clara di salah satu kursi yang berdekatan dengan jendela, memperlihatkan pemandangan orang yang berlalu-lalang di dalam mall. Tak ingin membuang waktu, tangan Arya terangkat memanggil pramusaji. Memesan beberapa makanan yang ia inginkan dan menyodorkan buku menu ke arah Clara.

"Makasih ya, Arya!" ucap Clara dengan senyum merekah sembari mengambil buku menu dari tangan Arya.

Senyum manis Arya ikut terbit, "sama-sama Clara."

***

Tak butuh waktu lama untuk Rangga sampai ke tempat yang ia tuju. Entah mengapa ia memilih mall sebagai tempat pengusir bosannya kali ini. Sebelum Rangga masuk ke dalam mall, ia terlebih dahulu membuka ponselnya. Tak ada balasan pesan apa pun dari Clara.

"Tuh cewek mau main-main sama gue! Lihat aja lo," ucap Rangga dan segera masuk ke dalam mall.

Rangga yang lebih dulu memutuskan untuk mengisi perutnya tak sengaja melihat Arya. Tapi, tunggu dulu. Perempuan yang bersama Arya sepertinya tidak asing lagi di mata Rangga. Ia mencoba mengingat siapa perempuan yang bersama Arya, dan ketika Rangga menyadari siapa perempuan itu, matanya membulat. Tangannya terkepal, bahkan jari-jari tangannya sampai memutih. Ia tak bisa mengontrol emosinya.

"Lo yang memulai permainan ini, Clara! Jadi lo juga yang harus mengakhiri permainan ini!" ucap Rangga sembari berjalan menuju meja Clara dan Arya.

***

Uwoo, Rangga cemburu nih, yaa. Ketahuan tuh, uhui! Tapi, mimin jadi penasaran, gimana kalau kalian yang ada di posisi Clara? Tapi, keadaannya di sini berbeda, ya. Kalian nggak dikasarin sama pacar kalian.

Kalau mimin jujur sih, bakalan langsung pasang cengiran sambil bilang. "Daripada marah, mending makan dulu sini. Dia kasih traktiran nih. Aku mana bisa nolak makanan gratis."
😂😂. Ketahuan kalau mimin suka yang gratisan. Lagi pula siapa yang mau nolak, 'kan? Wkwkwkw.

Jangan lupa untuk terus mendukung karya ini dengan cara komen dan tekan bintangnya. Kami juga menerima kritik dan saran dari kalian semua. Jangan lupa buat bagiin karya ini ke teman-teman kalian, ya😊😊

Hope you enjoy it❤❤❤
See you next time!

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang